Bersama SMESCO, majoo Suarakan Pentingnya Digitalisasi Operasional Bisnis Sebagai Langkah Awal


majoo kembali menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam mendorong transformasi digital. Bersama SMESCO Indonesia, majoo menggelar sesi edukasi interaktif bertajuk “Digitalisasi Operasional Bisnis Sebagai Langkah Awal” yang dihadiri puluhan pelaku UMKM lintas sektor usaha. Acara ini menyoroti pentingnya adopsi teknologi dalam mengelola bisnis agar lebih efisien, kompetitif, dan siap menghadapi tantangan era digital.

Kegiatan ini berlangsung meriah dengan partisipasi UMKM dari berbagai bidang, mulai dari kuliner, fashion, kerajinan tangan, hingga jasa layanan. Para peserta mendapat kesempatan untuk mempelajari secara langsung praktik digitalisasi operasional bisnis dari tim majoo, serta berdiskusi dengan narasumber ahli.

Transformasi digital sudah menjadi kebutuhan utama agar UMKM mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan. Masih banyak pelaku usaha yang menjalankan bisnis secara manual, mulai dari pencatatan keuangan hingga manajemen inventori, sehingga sulit berkembang secara berkelanjutan.

Narasumber utama acara, Andry Hartono, Sales Trainee Program Team Leader majoo, menekankan bahwa digitalisasi dapat dimulai dari hal paling sederhana dalam operasional bisnis sehari-hari.

“Digitalisasi seringkali dianggap rumit atau mahal oleh sebagian UMKM. Padahal, dengan solusi yang tepat, proses ini bisa dilakukan secara bertahap dan sangat terjangkau. Contohnya, pencatatan transaksi yang sebelumnya dilakukan manual di buku catatan kini bisa secara otomatis tersimpan dalam aplikasi. Hal ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga mengurangi risiko kesalahan pencatatan yang bisa merugikan bisnis,” jelas Andry Hartono.

Dalam pemaparannya, Andry juga menjelaskan pentingnya integrasi antar-aspek bisnis dalam satu sistem agar UMKM tidak perlu menggunakan banyak platform berbeda.

“Di majoo, kami menyediakan solusi terintegrasi yang mencakup Point of Sales (POS), manajemen inventori, laporan keuangan, hingga loyalty program pelanggan. Dengan sistem terpadu, UMKM bisa mengontrol bisnisnya secara menyeluruh dari satu aplikasi saja. Inilah yang membuat mereka lebih siap dalam bersaing, terutama menghadapi perubahan perilaku konsumen yang semakin digital,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa UMKM yang mampu beradaptasi dengan teknologi akan lebih mudah mengembangkan usahanya, karena bisa memiliki data yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan.

“Data yang tersaji secara real-time memungkinkan pelaku usaha mengetahui tren penjualan, produk terlaris, hingga perilaku pelanggan. Semua ini bisa menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan,” ujar Andry.

Puluhan UMKM peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti sesi edukasi ini. Banyak dari mereka yang menyampaikan pertanyaan seputar cara mengelola transaksi, strategi mempertahankan pelanggan, hingga bagaimana menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.

Salah seorang peserta, pemilik usaha kuliner lokal, mengaku sangat terbantu dengan pemahaman baru yang diperoleh. “Selama ini saya mencatat pemasukan dan pengeluaran di buku, seringkali hilang atau tidak lengkap. Setelah ikut sesi ini, saya sadar pentingnya digitalisasi supaya keuangan lebih rapi dan mudah dipantau. Saya jadi lebih optimis usaha saya bisa berkembang,” ungkapnya.

Kolaborasi antara majoo dan SMESCO tidak berhenti pada satu kegiatan ini saja. Ke depannya, kedua pihak berkomitmen untuk terus menghadirkan program pendampingan, pelatihan, serta akses teknologi bagi UMKM di seluruh Indonesia.

majoo percaya bahwa semakin banyak UMKM yang mengadopsi teknologi, semakin kuat pula kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional. Melalui kerja sama dengan SMESCO, majoo ingin memastikan setiap pelaku usaha memiliki bekal pengetahuan dan tools yang tepat untuk membawa bisnisnya naik kelas.

Apapun bisnismu bisa majoo!