Founder Kanaka, Rizal Dwi Prastio yang akrab dipanggil Pras, awalnya memilih untuk membuka barbershop atas alasan pribadi karena Pras menyukai dunia fesyen dan gaya hidup.
Menurut Pras, kaum pria masa kini memiliki kebutuhan yang tidak jauh berbeda dengan peremuan dalam hal perawatan, terutama rambut. Setidaknya sebulan sekali, para pria akan menyisihkan dana untuk perawatan rambut, khususnya untuk potong rambut atau styling.
Saat memulai Kanaka, Pras memiliki beberapa opsi nama, dan akhirnya yang dipilih adalah Kanaka. Nama Kanaka dipilih karena mudah diucapkan, dan artinya dalam bahasa Hawaii adalah tampan, serta dalam filosofi India, Kanaka berarti anak laki-laki emas.
Dibuka pada 10 Oktober 2016, barbershop ini kini memiliki tim yang terus bertambah jumlahnya dan semakin banyak. Sebagai pemilik usaha dan pemimpin tim, Pras merasa menyatukan visi dari semua anggota timnya adalah salah satu kunci kesuksesan usahanya.
Di saat pangsa pasar barbershop semakin ramai seperti belakangan ini, Pras menekankan ke seluruh anggota timnya untuk terus mengasah diri dan kemampuan, terutama dalam hal memberikan layanan terbaik dan pengalaman yang berbeda ke pelanggan sehingga Kanaka bisa memimpin pasar.
Barbershop yang pertama buka di Jl. Raya Bojongsoang No. 277 Bandung ini, menerima banyak permintaan dari pelanggan dan publik untuk membuka cabang di daerah lain. Untuk memenuhi permintaan tersebut, pada Mei 2019, Kanaka membuka cabang keduanya di Jl. Amir Machmud No. 635 Cimahi.
Kanaka Mengambil #langkahmajoo
Pras pertama kali berkenalan dengan majoo melalui Instagram. Saat itu, di Instagram majoo sedang ditawarkan berbagai promo menarik. Pras merasa tertarik dengan promo tersebut dan menghubungi majoo care.
Setelah menerima penjelasan dari majoo care, Kanaka akhirnya meninggalkan aplikasi POS yang sebelumnya digunakan, dan beralih untuk mengambil #langkahmajoo. Di majoo, Pras melihat ada begitu banyak fitur yang sangat membantu operasional Âbarbershop miliknya, dan meningkatkan performa anggota tim serta usahanya secara luas. Pras juga merasa, semua fitur tersebut ditawarkan oleh majoo dengan harga yang sangat terjangkau sehingga tidak terlalu membebani usahanya.
Menghitung Komisi Karyawan dengan Aplikasi majoo
Usaha barbershop sering menggunakan sistem komisi untuk karyawan. Dengan menggunakan majoo, komisi dapat diatur otomatis untuk setiap layanan atau produk yang terjual.
majoo juga memiliki fitur absensi karyawan dan laporan jam kerja yang memungkinkan Pras untuk tahu jam kedatangan karyawan, dan sistem yang ada di majoo tidak bisa diakali karena absensi karyawan langsung menggunakan foto wajah karyawan, sehingga tidak ada ceritanya titip absen atau manipulasi yang lain.
Pras merasa sangat terbantu dengan fitur absensi tersebut, karena dia bisa tetap memantau operasional tokonya, baik di cabang pertama maupun kedua saat dia sedang di luar daerah atau di luar kota. Lebih mudahnya lagi, Pras bisa melakukan pemantauan tersebut cukup melalui ponselnya saja.
Salah satu fitur majoo lain yang dirasakan Pras dan Kanaka sangat bermanfaat adalah tersedianya analisis waktu ramainya pelanggan di barbershop-nya. Informasi dari analisis ini kemudian dapat digunakan pemilik bisnis untuk membantu mengatur shift karyawan. Misalnya, mengalokasikan karyawan lebih banyak di saat-saat barbershop sedang ramai.