Bisnis Kuliner Jadi Tahan Lama dengan Sistem Digital dari Aplikasi majoo
Pada tanggal 20 September 2024 lalu, majoo kembali menghadirkan Kelas majoo secara online yang mengangkat tema penting bagi para pelaku bisnis kuliner. Dalam sesi kali ini, Agung Suryo Dwiputro, Sales Capability majoo, menjadi narasumber utama yang membahas tentang “Bikin Bisnis Kuliner Tahan Lama dengan Sistem Digital”.
Kelas ini dimulai dengan penjelasan Agung mengenai tantangan yang dihadapi oleh bisnis kuliner di Indonesia. Ia mencatat bahwa persaingan di sektor ini semakin ketat, di mana preferensi konsumen juga terus berubah mengikuti tren. Teknologi dan digitalisasi memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengubah cara bisnis kuliner beroperasi. Namun, di balik tantangan tersebut, Agung menegaskan bahwa terdapat peluang besar yang dapat dimanfaatkan. Pertumbuhan jumlah pengguna media sosial yang pesat dan meningkatnya kebiasaan belanja online menjadi aspek yang sangat menguntungkan bagi bisnis kuliner saat ini.
Dalam pembahasannya, Agung menjelaskan peran digitalisasi dalam bisnis kuliner di Indonesia. “Dengan memanfaatkan platform marketplace seperti GoFood, Grab, dan ShopeeFood, serta website dan aplikasi mobile, pelaku bisnis kuliner dapat memperluas jangkauan pasar mereka,” ujarnya. Selain itu, penggunaan aplikasi POS (Point of Sale) dan sistem pemesanan online sangat membantu dalam manajemen stok dan operasional harian.
Agung juga menyoroti dampak positif dari digitalisasi bagi bisnis kuliner. “Digitalisasi memungkinkan operasional yang lebih efisien, memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik, dan memungkinkan pengambilan keputusan bisnis yang berbasis data,” tambahnya. Hal ini menjadi sangat penting di era di mana informasi menjadi salah satu aset terpenting bagi sebuah bisnis.
Ketika berbicara tentang aplikasi digital yang cocok untuk bisnis kuliner, Agung merekomendasikan aplikasi wirausaha majoo. Aplikasi ini menawarkan fitur pemesanan online yang terintegrasi dengan platform seperti Gojek, GrabFood, ShopeeFood, dan Tokopedia. Selain itu, aplikasi majoo juga menyediakan Point of Sale untuk memudahkan pengelolaan transaksi dan inventori, serta Customer Relationship Management (CRM) untuk pengelolaan database pelanggan dan program loyalitas.
Dalam sesi interaktif, Agung mengajak para pelaku bisnis kuliner untuk segera beralih ke digital. “Untuk menjadi lebih efektif dan efisien, digitalisasi adalah langkah yang harus diambil,” tegasnya. Dia berharap para peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat dari kelas ini untuk mengembangkan bisnis mereka.
Salah satu peserta kelas, Rina, pemilik restoran kecil di Jakarta, mengungkapkan bahwa kelas ini sangat membantu. “Saya jadi lebih paham tentang pentingnya digitalisasi. Informasi yang diberikan sangat relevan dan mudah dipahami,” katanya. Rina berharap bisa menerapkan strategi yang diajarkan untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan restorannya.
Dengan menghadirkan Kelas majoo ini, majoo ingin memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam kepada para pelaku bisnis, terutama dalam memanfaatkan teknologi untuk memperkuat posisi mereka di pasar. “Kami berharap Kelas majoo dapat menjadi platform untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta mendorong pelaku bisnis untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman,” kata Agung menutup sesi.
Dengan semangat untuk terus mendukung UMKM, majoo berkomitmen untuk mengadakan lebih banyak Kelas majoo di masa depan, sehingga para pelaku bisnis kuliner dapat terus belajar dan beradaptasi dengan dinamika industri yang selalu berubah. Melalui inisiatif ini, majoo berharap dapat menjadi mitra yang dapat diandalkan dalam perjalanan transformasi digital para pelaku bisnis di Indonesia.
Apapun bisnismu bisa majoo!