Penting sekali bagi sebuah perusahaan untuk memiliki cash receipt journal atau jurnal penerimaan kas. Dengan adanya jurnal tersebut, perusahaan bisa memperoleh informasi terkait berbagai transaksi yang berhubungan dengan penambahan kas perusahaan.
Dari penjelasan di atas, tergambar bahwa jurnal penerimaan kas merupakan hal yang dibutuhkan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Supaya kamu mendapatkan informasi yang lebih jelas, mari simak paparan berikut ini!
Apa itu cash receipt journal?
Jurnal penerimaan kas atau cash receipt journal adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan uang dari sumber mana pun. Bisa dikatakan, inilah jurnal yang dipakai mencatat semua uang yang masuk ke dalam bisnis.
Biasanya, sebuah bisnis mempunyai beberapa sumber penerimaan uang. Sumber kas yang paling umum dan familier mungkin berasal dari penjualan. Akan tetapi, bisnis masih mungkin memiliki penerimaan kas di luar dari hasil penjualan.
Berikut ini sumber-sumber kas yang mungkin diterima bisnis:
Modal yang ditanamkan oleh pemilik.
Penjualan aset bisnis.
Penerimaan bunga, dividen, sewa, dan lain-lain.
Pinjaman dari bank, individu, atau sumber pinjaman lainnya.
Jadi, terlepas dari sumbernya, seluruh uang atau kas yang diterima oleh bisnis dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Tidak heran bila format jurnal penerimaan kas melibatkan banyak kolom sebab memang uang yang diterima bisnis umumnya berasal dari berbagai sumber.
Lalu, bagaimana dengan pengeluaran perusahaan? Seperti uang masuk, arus kas keluar juga dicatat dalam jurnal khusus yang disebut jurnal pengeluaran kas. Baik jurnal penerimaan maupun pengeluaran kas berperan signifikan sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan.
Cara mencatat cash receipt journal
Karena jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi yang memengaruhi penambahan saldo perusahaan, kolom debit pada jurnal terdiri dari akun kas dan akun potongan penjualan.
Sementara itu, di sisi kredit kamu bisa mencatat akun-akun yang menjadi sumber pemasukan atau penerimaan uang. Contohnya, kolom piutang dagang serta penjualan.
Bagaimana bila kamu ada penerimaan kas di luar piutang dagang dan penjualan? Nah, untuk kasus demikian, kamu bisa mencatatnya di kolom serba-serbi. Agar lebih memahami caranya, di bawah ini beberapa hal penting yang perlu diingat terkait pencatatan kas masuk.
Saat perusahaan menjual produk atau jasa secara tunai, maka jumlah kas di sisi debit akan bertambah. Pada saat bersamaan, kamu juga perlu menambahkan jumlah penjualan di sisi kredit.
Ketika ada pelunasan piutang, jumlah kas di sisi debit pun bertambah. Jangan lupa, kamu perlu mengurangi jumlah piutang pada sisi kredit.
Setiap potongan penjualan dicatat dengan mendebit akun kas serta akun potongan penjualan.
Apabila bisnis milikmu bergerak di bidang penjualan barang, potensi pengembalian barang selalu ada, terlebih jika kamu memang mempunyai kebijakan retur. Pengembalian barang atau retur tentunya akan menambah kas di sisi debit, tetapi mengurangi barang yang telah terjual. Jadi, setelah mendebit akun kas, kamu perlu mencatat retur di kolom serba-serbi pada sisi kredit.
Format cash receipt journal
Sebetulnya, kamu dapat menggunakan format cash receipt journal yang berbeda-beda. Pastinya, pemilihan format disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Namun, format di bawah ini dapat kamu jadikan referensi ketika akan membuat jurnal penerimaan kas.
Contoh format cash receipt journal
Mari kita pelajari terlebih dahulu, tujuan dari tiap-tiap kolom pada jurnal penerimaan kas di atas.
Date
Sesuai namanya, kolom tanggal tentu digunakan untuk mencatat tanggal uang tunai diterima oleh bisnis.
Account credited
Kolom account credited atau akun yang dikreditkan berguna untuk mencatat tiap-tiap judul akun tempat penerimaan uang tunai.
Posting reference (PR)
Kolom referensi ini untuk menunjukkan referensi atau jumlah akun buku besar pada saat posting.
Cash
Seperti yang sudah diketahui, kolom cash digunakan untuk mencatat jumlah uang atau kas yang diterima.
Discount
Bila kamu memperbolehkan sejumlah potongan uang tunai untuk pelanggan, jumlah potongan tunai tersebut dicatat di kolom discount. Misalnya, ketika bisnis sedang mengadakan program promosi tertentu yang melibatkan potongan harga.
Sales
Tentunya, kolom sales digunakan untuk mencatat penjualan. Hal yang perlu menjadi catatan adalah penjualan yang dicatat di sini merupakan penjualan yang dibayar secara tunai.
Account receivable (A/C R.A)
Sementara itu, pembayaran kas yang diterima dari pelanggan untuk melunasi piutang dagang dicatat di kolom account receivable.
Sundries
Terakhir, kolom sundries atau serba-serbi digunakan untuk mencatat kredit ke setiap akun yang tidak memiliki kolom khusus. Sebut saja, penerimaan bunga, penerimaan uang tunai untuk pengembalian barang yang dibeli secara tunai, dan sebagainya.
Contoh cash receipt journal
Bagi banyak pemilik usaha, pengelolaan keuangan dan segala pencatatan akuntansi sering kali terasa menantang. Begitu juga dengan pembuatan cash receipt jurnal ini.
Sebagian di antara kamu mungkin masih bingung dengan cara membuatnya meskipun di atas telah dipaparkan format jurnal penerimaan kas. Karena itu, mari kita tilik lebih dalam melalui contoh kasus.
Berikut ini, terdapat rangkuman transaksi penerimaan kas PT Menuju Kaya Raya. Nah, berdasarkan data terlampir, staf keuangan dari perusahaan tersebut akan membuat jurnal penerimaan kas.
01 Desember: Menerima Rp500.000 dari Amelia Boutique sebagai pelunasan penuh akunnya sebesar Rp525.000
04 Desember: Menerima Rp4.600.000 dari PT Bahagia Selalu dan memberikan diskon Rp50.000.
08 Desember: Menerima Rp150.000 sebagai bunga investasi.
15 Desember: Penjualan tunai untuk paruh pertama bulan itu Rp1.800.000.
23 Desember: Menerima pembayaran Rp700.000 dari PT Esok Pasti Cerah untuk barang yang dijual secara kredit serta mendapatkan diskon Rp30.000.
24 Desember: Menjual perlengkapan kantor dan mendapatkan kas Rp400.000
25 Desember: Menerima uang tunai Rp1.600.000 dari PT Cantik Dari Dalam dan memberikan diskon tunai sebesar Rp100.000.
31 Des: Penjualan tunai untuk paruh kedua bulan tersebut Rp2.200.000
Dengan demikian, jurnal penerimaan kas pada akhir Desember 2020 untuk PT Menuju Kaya Raya adalah seperti di bawah ini.
Contoh cash receipt journal
Memindahkan cash receipt journal ke buku besar
Layaknya berbagai jenis jurnal lain, jurnal penerimaan kas juga perlu kamu posting ke buku besar. Jumlah kolom kas dibukukan sebagai debit ke rekening buku besar. Sementara itu, total penjualan di-posting sebagai kredit pada buku besar umum.
Khusus untuk kolom piutang atau account receivable dipindahkan ke buku besar dalam dua tahap. Pertama, kolom piutang usaha di-posting terlebih dahulu ke buku besar pembantu setiap hari sebelum digabungkan dalam buku besar umum.
Tujuannya untuk memastikan tiap-tiap akun pelanggan selalu terbarui serta mencerminkan saldo pada tanggal tersebut secara akurat. Selanjutnya, kolom total piutang dagang di-posting ke akun kredit di buku besar.
Setiap kolom serba-serbi atau sundries dipindahkan sebagai kredit ke akun yang sesuai di buku besar, sedangkan total sundries tidak di-posting.
Terakhir, pastikan tidak ada jumlah individu di kolom kas serta penjualan yang di-posting ke buku besar.
Kesimpulan
Setelah menyimak paparan tentang apa itu cash receipt journal, semoga kamu tidak kebingungan lagi dan bisa menerapkannya di dalam pengelolaan keuangan bisnis.
Secara singkat, jurnal penerimaan kas atau cash receipt journal adalah jurnal khusus untuk mencatat seluruh pemasukan yang diterima oleh bisnis, terlepas dari mana pun sumber pemasukan tersebut.
Dengan kata lain, setiap jenis pemasukan harus tercatat, mulai yang berasal dari penjualan, piutang dagang, hingga yang bersumber dari bunga. Bila transaksi tersebut manambah kas bisnis, kamu perlu mencatatnya di jurnal penerimaan kas.
Jika kamu memiliki kemampuan atau staf yang dapat diandalkan dalam pengelolaan keuangan, cash receipt journal dapat dibuat secara manual. Akan tetapi, bila hal tersebut tidak memungkinkan, kamu selalu punya pilihan untuk memanfaatkan software akuntansi.