Transaksi penjualan dan pembelian adalah salah satu hal yang tidak pernah terlepas dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam aktivitas bisnis karena merupakan kegiatan yang terjadi secara rutin dan berulang terus menerus. Transaksi ini perlu dicatat untuk digunakan sebagai salah satu bahan laporan keuangan bisnis nantinya. Jurnal pembelian dan jurnal penjualan adalah dua jurnal yang berguna untuk mencatat seluruh transaksi tersebut dan umum digunakan dalam pencatatan aktivitas bisnis atau perusahaan.
Jurnal penjualan dan jurnal pembelian merupakan bagian penting dari jurnal akuntansi, dan masuk ke dalam kategori jurnal khusus. Karena itulah, seluruh pencatatan dalam jurnal ini perlu dilakukan dengan benar, tepat, serta akurat.
Apa Itu Jurnal Penjualan?
Seperti yang sudah disebutkan di awal, jurnal penjualan adalah bagian dari jurnal khusus yang biasanya dicatat dalam transaksi penjualan barang yang dilakukan secara kredit. Transaksi yang dilakukan secara kredit inilah yang menyebabkan terjadinya penambahan pada akun piutang dagang dan akun penjualan.
Lalu, jurnal khusus itu apa? Di dalam pencatatan pembukuan akuntansi, ada istilah yang dikenal dengan nama jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum merupakan jurnal serbaguna yang mencatat semua transaksi.
Sementara, jurnal khusus sendiri adalah semua jurnal dalam akuntansi terkecuali untuk jurnal umum. Jurnal-jurnal inilah yang biasa digunakan untuk mencatat jenis-jenis transaksi yang berisi informasi penting. Pencatatan dalam jurnal khusus nantinya akan dimasukkan ke dalam buku besar umum secara berkala dan ditulis dalam bentuk ringkasan.
Jurnal khusus juga berfungsi sebagai alat pemantauan untuk organisasi bisnis. Jurnal-jurnal ini mengurangi kemungkinan perubahan dalam catatan akuntansi karena entri-entri di dalamnya dibuat dalam urutan kronologis. Gunanya adalah untuk memudahkan melacak suatu transaksi jika dibutuhkan, terlebih jika transaksi tersebut sering terjadi secara berulang dan sifatnya sama.
Dari penjelasan singkat mengenai jurnal khusus tadi, bisa dilihat bahwa pengertian jurnal penjualan secara sederhana adalah jurnal khusus dalam periode akuntansi yang fungsinya untuk mencatat transaksi penjualan dengan informasi penting di dalamnya.
Informasi-informasi penting yang umum terdapat dalam jurnal penjualan, antara lain:
Tanggal transaksi
Nomor rekening
Nama Pelanggan
Nomor faktur
Jumlah penjualan (debit akun piutang dagang dan kredit akun penjualan)
Perlu diketahui bahwa jurnal penjualan hanya digunakan untuk mencatat transaksi piutang, artinya penjualan yang dilakukan secara tunai tidak akan dicatat di dalamnya. Penjualan yang dilakukan secara tunai akan dicatat di akun jurnal yang lain, yakni jurnal penerimaan kas. Meskipun terkadang masih ada yang memasukkan penjualan tunai ke dalam akun jurnal penjualan.
Pada jurnal penjualan, kamu juga bisa mengecek saldo yang sudah tercatat pada buku besar umum. Kamu bisa melihat salinan fakturnya dengan menggunakan nomor faktur yang tercantum dalam jurnal penjualan "No".
Dalam jurnal penjualan, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
Jurnal penjualan berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan tunai, kredit, atau retur dengan baik dan benar.
Saat mencatat jurnal penjualan diperlukan ketelitian dan kecermatan.
Perhatikan posisi debit dan kredit yang tepat saat mencatat aktivitas transaksi.
Jika terjadi retur pembelian, catatlah persediaan pada posisi kredit.
Jangan lupa untuk melakukan penghapusan hutang dan memperhatikan detil dari termin pembayaran yang telah disepakati bersama.
Pencatatan jurnal bisa dihitung dengan 2 metode yaitu metode periodik dan perpetual.
Jenis-Jenis Jurnal Penjualan
Secara umum, ada empat jenis jurnal penjualan yang sering digunakan dalam akuntansi, yaitu jurnal penjualan tunai, jurnal penjualan kredit, jurnal retur atau potongan penjualan, dan jurnal penjualan diskon. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing jenis jurnal penjualan tersebut.
Jurnal Penjualan Tunai
Transaksi yang biasa terjadi dalam aktivitas bisnis atau perusahaan tidaklah selalu dengan cara kredit. Suatu bisnis atau perusahaan juga memiliki hak untuk menjual produknya secara tunai. Jika penjualan dilakukan secara tunai, maka transaksi tersebut akan diinput ke mesin kasir dan dicatat dalam berbagai akun.
Contoh:
Transaksi penjualan tunai sebesar Rp2.800.000 dilakukan sebagai berikut:
(Debet) Kas: Rp2.800.000
(Kredit) Penjualan: Rp2.800.000
Jika kamu menggunakan metode perpetual, maka harga pokok penjualan dan pengurangan jumlah persediaan juga wajib dicatat. Dengan begitu, akun yang memuat jumlah persediaan akan menunjukkan berapa jumlah persediaan yang masih ada tapi belum terjual.
Jika digambarkan dalam contoh transaksi, semisal harga pokok penjualan pada tanggal 1 November 2022 adalah senilai Rp1.000.000.
Maka, jurnal yang mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan dalam persediaan adalah seperti berikut ini. (Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp1.000.000
(Kredit) Persediaan = Rp1.000.000
Lalu, bagaimana melakukan pencatatan penjualan yang menggunakan kartu kredit?
Tidak bisa dipungkiri, akhir-akhir ini peningkatan jumlah kepemilikan kartu kredit di Indonesia terjadi cukup pesat. Hal ini yang menjadikan para penjual ritel menjual produknya dengan menggunakan kartu kredit, seperti Visa.
Bila kamu adalah seorang peritel, penjualan yang menggunakan cara pembayaran dengan kartu kredit seperti ini, akan dicatat sebagai penjualan tunai karena peritel biasanya menerima pembayaran beberapa saat ketika sudah terjadi penjualan. Penjualan tersebut nantinya akan diproses oleh badan kliring yang menghubungkan penjual dengan bank penerbit kartu kredit, seperti kartu kredit BCA atau Bank Mandiri. Merekalah yang akan mentransfer uang tunai hasil dari penjualan ke rekening bank peritel dengan beban biaya pemrosesan yang dikeluarkan oleh badan kliring atau bank penerbit kartu kredit sebesar 2-3% dari angka transaksi penjualan.
Intinya, jika pembeli membayar secara tunai maupun menggunakan kartu kredit untuk membayar pembelanjaannya, penjualan akan dicatat seperti ditunjukkan di atas.
Sedangkan, cara mencatat beban kartu kredit secara periodik adalah seperti ini,
(Debet) Beban kartu kredit = Rp60.000
(Kredit) Kas = Rp60.000
Jurnal Penjualan Kredit
Jenis jurnal penjualan yang satu ini umumnya digunakan saat pebisnis atau perusahaan menjual produknya secara kredit dan dicatat sebagai debit piutang usaha/piutang dagang dan kredit pada penjualan dan risiko dari penjualan secara kredit, akan dapat dilihat pada jurnal wesel tagih dan wesel bayar.
Contoh: penjualan secara kredit PT Anugerah Jaya, senilai Rp600.000 dengan harga pokoknya adalah Rp350.000, maka perhitungannya adalah seperti berikut ini.
(Debit) Piutang Usaha: Rp600.000
(Kredit) Penjualan: Rp350.000
(Debit) Harga Pokok Penjualan: Rp350.000
(Kredit) Persediaan: Rp350.000
Jurnal Diskon Penjualan
Pada faktur penjualan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli, bisa kamu temukan adanya syarat penjualan. Syarat tersebut adalah syarat untuk waktu pembayaran tentu saja sebelumnya telah disepakati oleh penjual dan pembeli, dan biasanya dengan sebutan syarat kredit.
Jika ternyata pembayaran dilakukan pada saat pengiriman, maka syaratnya adalah pembayaran secara tunai. Sebaliknya, jika pembeli meminta kelonggaran waktu untuk membayar maka hal tersebut dikenal dengan sebutan periode kredit (credit period). Periode kredit umumnya dimulai sejak tanggal terjadinya transaksi penjualan seperti yang tertera pada faktur.
Bila jatuh tempo pembayaran itu selama 30 hari, maka syaratnya adalah 30 hari bersih yang dicatat dengan n/30. Namun, bila jatuh tempo pembayaran terjadi di akhir bulan yang sama dengan bulan penjualan, maka syaratnya ditulis sebagai n/eom (end-of-month).
Ada satu cara yang biasa digunakan para penjual untuk mendorong agar pembeli membayar sebelum tanggal jatuh tempo, yaitu dengan memberikan penawaran diskon atau potongan harga kepada pembeli tersebut.
Misalnya, penjual bisa menawarkan potongan harga sebesar 3% jika pembeli membayar dalam kurun waktu 10 hari setelah tanggal faktur. Namun, bila pembeli tidak berminat untuk mengambil diskonnya, maka harga yang tertera di faktur akan tetap memiliki jatuh tempo dalam 30 hari.
Transaksi seperti itu bisa dituliskan sebagai syarat 2/10. n/30 dan dibaca sebagai diskon 2% jika dibayar dalam 10 hari, jumlah bersihnya jatuh tempo dalam 30 hari. Diskon yang diambil pembeli untuk membayar lebih awal disimpan sebagai diskon penjualan oleh penjual. Umumnya, yang terjadi adalah penjual akan mencatat diskon penjualan pada akun terpisah. Akun diskon penjualan adalah akun kontra terhadap penjualan.
Jurnal Retur Penjualan
Jurnal retur penjualan merupakan jenis jurnal penjualan yang terjadi saat pembeli mengembalikan barang kepada penjual, dan dari sisi penjual, hal ini dianggap sebagai retur.
Pengembalian barang tidak bisa terjadi begitu saja, diperlukan alasan khusus yang telah disetujui oleh pihak penjual sebelum mengembalikan, misalnya kondisi barang yang cacat, rusak, atau alasan lainnya. Umumnya, pihak penjual akan mengurangi harga barang atau yang dikenal dengan pemberian potongan penjualan.
Saat terjadi retur atau pengembalian barang dalam penjualan kredit, maka penjual biasanya akan menerbitkan memo kredit (credit memorandum) untuk pihak pembeli. Memo tersebut yang nantinya akan memperlihatkan jumlah serta alasan kredit penjual dalam akun piutang usaha dan piutang usaha ini akan berkurang jumlahnya saat dikredit.
Sama halnya dengan diskon penjualan, retur dan potongan penjualan juga bisa mengurangi pendapatan. Karena bisa menambah ongkos kirim pada barang penjualan serta beban lainnya. Dikarenakan persediaan selalu diperbarui, penjual menambahkan biaya barang yang dikembalikan dalam akun persediaan.
Penjual juga perlu melakukan pencatatan kredit biaya barang yang dikembalikan pada akun harga pokok penjualan, karena akun ini didebitkan saat penjualan awal dicatat.
Contoh Jurnal Penjualan
Agar lebih mudah bagi kamu untuk memahami pengertian jurnal penjualan, maka berikut ini adalah contoh jurnal penjualan dari Toko ABC untuk periode bulan Oktober 2021.
Toko ABC
Jurnal Penjualan
Periode Oktober 2021
Dari contoh jurnal penjualan tersebut, bisa dilihat bahwa ada beberapa transaksi yang dilakukan secara tunai, dan ada juga yang kredit. Ditandai dengan syarat penjualan yang tercatat.
Kesimpulan
Aktivitas bisnis seperti penjualan dan pembelian adalah kegiatan yang umum terjadi secara rutin, berulang, dan sifatnya sama. Untuk itulah, diperlukan adanya pencatatan dalam jurnal khusus seperti jurnal penjualan.
Dengan adanya pencatatan pada jurnal penjualan, maka akan lebih mudah bagi pemilik bisnis atau perusahaan untuk mengecek transaksi yang sudah terjadi. Bisa dibilang bahwa jurnal penjualan adalah catatan untuk melacak transaksi tanpa perlu melihat isi buku besar perhitungan akuntansi. Karena itulah, pencatatan ini perlu untuk dilakukan dengan cermat, tepat, dan juga benar.
Jika kamu merasa kesulitan untuk mencatat transaksi penjualan yang terjadi pada bisnis atau perusahaan milikmu, maka sekarang kamu bisa sedikit bernapas lega. Ini karena ada aplikasi keuangan yang bisa membantu kamu dalam hal pencatatan transaksi ini, seperti majoo.
Dengan berlangganan majoo, semua transaksi yang terjadi akan otomatis tercatat dengan rapi dan benar. Bukan hanya transaksi penjualan, transaksi pembelian sampai ke sisa stok barang oun akan tercatat dengan baik. Bagaimana? Tertarik untuk berlangganan majoo? Yuk, segera!