Banyak dari kita mungkin berpikir bahwa bekerja sebagai pegawai atau karyawan kantoran tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tabungan jangka panjang. Jadi tidak heran bila akhirnya semakin banyak orang yang berani memulai wirausaha.
Sayangnya, ada beberapa mitos atau kepercayaan yang beredar tentang menjadi seorang wirausahawan atau pebisnis ini. Namanya juga mitos, tidak bisa kita buktikan secara faktual. Tapi mitos-mitos ini bisa jadi penghambat maju dan berkembangnya sebuah usaha. Mari kita coba lihat satu per satu.
1. Wirausaha Harus Punya Modal Besar
Banyak yang percaya bahwa kalau ingin memulai suatu usaha maka kita harus punya modal yang besar. Dalam hal ini, modal yang dimaksud tentu saja uang. Padahal tidak selamanya sebuah bisnis yang sukses dilahirkan dari modal puluhan sampai ratusan juta.
Faktanya, modal yang perlu kita punya bisa jadi bukan hanya dalam bentuk uang, melainkan juga skill, tekad yang kuat, kemauan untuk terus mencoba, hingga kemampuan memanfaatkan setiap peluang juga jaringan pertemanan.
2. Wirausaha adalah Proyek Dinasti
Memang kita bisa lihat ada beberapa bisnis yang diturunkan oleh generasi pendahulu dari sebuah keluarga ke generasi yang berikutnya. Di Indonesia juga banyak contohnya. Tapi apa selalu seperti itu? Tidak.
Faktanya, jauh lebih banyak usaha yang mulai dirintis secara personal tanpa melibatkan campur tangan dari keluarganya. Anak seorang tukang becak punya bengkel mobil, ada. Anak pegawai sipil punya restoran cepat saji, juga ada.
3. Wirausaha Punya Lebih Banyak Waktu Luang
Apakah ada yang berpikir seperti ini? Ada. Banyak yang mengira bahwa saat memutuskan untuk menjadi seorang pebisnis maka waktu luang yang dimiliki akan jauh lebih banyak dibandingkan saat menjadi pegawai.
Ini salah besar. Faktanya, dengan menjadi pebisnis, kita bisa mengatur jam kerja kita sendiri. Tidak terpaku seperti nine to five-nya orang kantoran. Saat usaha kita baru saja dirintis dan masih memerlukan kerja yang lebih giat (misalnya promosi dan pemasaran) tentu saja tidak logis bila kita lebih banyak menggunakan waktu untuk bersantai.
4. Usaha Kecil-kecilan Tidak Menghasilkan Keuntungan
Yang namanya usaha, tidak harus dimulai langsung besar-besaran, bisa aja dimulai dari satu langkah kecil. Usaha kecil seperti berdagang di rumah pun bisa menjadi besar dan sangat menguntungkan bila kita mampu mengolahnya dengan baik.
Sekali lagi, skill dan kegigihanlah yang dibutuhkan di sini. Contohnya: bila kita berjualan es kopi dengan harga lima belas ribu rupiah dirasa kurang menguntungkan, dan dengan harga dua puluh lima ribu rupiah malah tidak laku, maka berinovasilah dengan membuat ukuran baru dan harga baru. Dua puluh ribu rupiah, mungkin. Sehingga keuntungan yang didapat bisa lumayan, dan tetap tidak memberatkan pembeli.
5. Tidak Ditakdirkan Menjadi Wirausahawan
Hal lain yang membuat beberapa orang enggan mencoba jadi wirausahawan adalah mitos yang ini. Tidak merasa pandai dalam hal pemasaran dan penjualan, lalu jadi malas memulai. Menghakimi diri sendiri dengan kalimat: "Sepertinya takdir saya bukan untuk jadi seorang wirausahawan."
Padahal segala sesuatu yang baru kita coba sekali itu belum tentu bisa menjadi gambaran sukses atau tidaknya kita di esok hari. Karena kegagalan itu adalah proses yang wajar kan sebenarnya, jadi kenapa harus menyerah sebelum berperang?
Maka alangkah baiknya bila memang ingin serius menjadi seorang pebisnis yang sukses, hilangkan dulu mitos dan kepercayaan ini dari kepala kita. Fokus saja untuk berusaha lebih giat mengembangkan usaha.