Mungkin, jika mendengar namanya saja, banyak yang beranggapan bahwa arsitektur bisnis merupakan sebuah rancang bangun yang diterapkan dalam dunia bisnis. Eits, tentu saja tidak, dong.
Bagi usaha mikro, kecil, dan menengah, keberadaan arsitektur ini mungkin memang tidak perlu signifikan, mungkin karena itu pulalah banyak pelaku usaha yang kurang memahami maksudnya. Namun, sebenarnya tak ada salahnya bagi pelaku usaha yang bergerak di sektor mikro, kecil, dan menengah untuk mempelajarinya, kok!
Sederhana saja, arsitektur semacam ini sebenarnya bisa membantu operasional usaha agar lebih efektif lagi, sehingga keuntungan yang diperoleh pun bisa maksimal. Jadi, sekalipun sektor usaha yang digeluti saat ini masih tergolong mikro, kecil, atau menengah, mempelajari jenis arsitektur yang satu ini bisa sangat berguna ketika bisnis mulai berkembang.
Mengenal Arsitektur Bisnis Lebih Dalam
Secara singkat, arsitektur bisnis adalah sebuah desain proses yang kerap digunakan untuk menerjemahkan visi maupun strategi bisnis, sehingga ketika diterapkan dalam operasional bisnis, setiap kegiatan di dalamnya dapat lebih efektif dan efisien. Jadi, sekalipun namanya arsitektur, gagasan yang satu ini bukan tentang rancang bangun fisik, ya!
Seperti yang kita ketahui, terkadang visi dan juga strategi bisnis bentuknya bisa dibilang cukup abstrak. Dengan bentuk yang abstrak tersebut, otomatis hanya pemilik usaha saja yang bisa memahami visi serta strategi yang dimilikinya, kan? Oleh karena itu, ketika diturunkan secara mentah dalam operasional bisnis, bukan tidak mungkin terjadi kekeliruan karena staf operasional salah menafsirkan.
Nah, agar situasi tersebut tidak terjadi, keberadaan sebuah arsitektur bisnis pun diperlukan. Dengan adanya desain proses ini, visi serta strategi yang masih abstrak pun bisa dijabarkan dalam bentuk kegiatan operasional yang lebih konkret.
Baca Juga: Skema Bisnis: Pengertian dan Contoh Dalam Berbisnis
Apa Fungsi dari Arsitektur Bisnis?
Sebenarnya apa, sih, fungsi sebuah arsitektur bisnis? Jawabannya cukup sederhana, kok. Arsitektur atau desain proses ini sebenarnya berfungsi sebagai acuan dari setiap peran dalam operasional bisnis agar kegiatan yang dijalankan bisa tetap sesuai dengan visi, misi, serta strategi yang telah ditetapkan tanpa ada kekeliruan.
Untuk skala usaha yang lebih besar, desain proses ini menjadi penting karena sering kali setiap peran yang ada dalam bisnis tersebut diharapkan dapat bergerak sendiri secara otonom. Nah, agar setiap kegiatannya dapat dipastikan tetap selaras dengan tujuan bisnis, staf dapat mengacu pada desain proses.
Tentu keberadaan desain proses ini menjadi sangat penting sekali, terlebih ketika kompleksitas bisnis sudah bertambah, misalnya ketika terjadi perubahan visi atau strategi bisnis. Dengan merancang terlebih dahulu arsitektur yang jelas dan bisa dipahami oleh setiap pihak, pelaku usaha tidak perlu khawatir staf yang dimilikinya mengalami kebingungan dalam menjalankan perannya masing-masing.
Bagaimana Cara Perancangan Arsitektur Bisnis?
Sedikit rumit, cara perancangan arsitektur bisnis biasanya dilakukan dengan melakukan overhaul atau pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap bentuk model dan proses bisnis, serta penerapan sistem yang ada dalam sebuah usaha.
Dari pemeriksaan tersebut, pelaku usaha dapat menentukan serta mendaftar setiap kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan kata lain, visi serta strategi bisnis perlu diolah lebih lanjut untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan agar penerapannya bisa dilakukan dengan lancar.
Dalam cara perancangan arsitektur bisnis, visi serta strategi bisnis yang ada akan dibedah dan diperiksa kembali kemungkinan tercapainya, termasuk potensi keuntungan dan juga potensi kerugian yang dimiliki. Kemudian, data tersebut pun diolah menjadi informasi bisnis yang lengkap dan menyeluruh.
Dengan desain proses tersebut, setiap peran dalam operasional bisnis pun akan lebih mudah memahami tujuan yang ingin dicapai oleh bisnis, sehingga kegiatan-kegiatan yang perlu dijalankan untuk mencapainya pun bisa ditentukan dengan tepat. Inilah mengapa keberadaan arsitektur bisnis dapat membantu mewujudkan proses bisnis yang lebih efektif dan efisien, sekalipun mungkin kompleksitas bisnisnya bertambah.
Baca Juga: Lean Canvas: Keunggulan, Komponen dan Fungsinya
Pentingkah Menerapkan Arsitektur Bisnis Perusahaan?
Penting, tidak, sih, menerapkan arsitektur bisnis perusahaan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu kembali lagi pada kebutuhan perusahaan itu sendiri. Pada dasarnya, desain proses dalam arsitektur ini dirancang untuk membuat operasional perusahaan lebih efektif lagi, kan? Jadi apabila memang tidak dibutuhkan, tentu pelaku usaha juga tidak perlu repot-repot menerapkannya.
Umumnya, kebutuhan ini akan muncul ketika kompleksitas proses bisnis bertambah, bisa karena skala usahanya yang membesar atau karena ada perubahan terhadap visi atau strategi bisnis yang diterapkan.
Tidak aneh, kan, apabila visi perusahaan berubah, otomatis operasional bisnisnya pun akan berubah. Semakin drastis perubahan visi atau strategi yang dimiliki, semakin banyak pula perubahan atau penyesuaian yang diperlukan.
Sayangnya, perubahan kebutuhan ini terkadang tidak disikapi dengan baik. Misalnya saja ketika karyawan masih menjalankan operasional perusahaan dengan gaya lama, sehingga kesulitan dalam memenuhi kebutuhan visi serta strategi bisnis yang baru. Oleh karena itu, arsitektur bisnis perusahaan biasanya tidak begitu penting untuk diterapkan dalam bisnis yang skalanya masih kecil, tetapi menjadi sangat penting sekali dalam bisnis dengan skala usaha yang lebih besar.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Terapkan Arsitektur Bisnis?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, waktu yang tepat untuk menerapkan arsitektur bisnis adalah ketika desain proses tersebut dibutuhkan, yaitu ketika pengembangan usaha dilakukan dan skala operasionalnya melebar, atau ketika terjadi perubahan visi dan strategi bisnis.
Eits, jangan salah, ketika pengembangan usaha berhasil dilakukan dan skala usaha pun makin besar, tidak hanya potensi keuntungannya saja, lho, yang bertambah, tetapi potensi risikonya juga. Oleh karena itu, beragam penyesuaian pun perlu diimplementasikan dalam operasional bisnis agar potensi-potensi risiko tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.
Bagi pelaku usaha yang masih bergerak di skala mikro, kecil, maupun menengah, arsitektur bisnis tidak menjadi sesuatu yang wajib untuk dipertimbangkan. Bukan tidak mungkin, operasional bisnis di skala tersebut justru akan lebih efektif dan efisien ketika pelaku usaha tidak harus repot mengurus desain proses yang terlalu rumit, kan?
Apa Saja Contoh Arsitektur Bisnis?
Tertarik untuk mulai menerapkan sistem desain proses ini? Ada beberapa contoh arsitektur bisnis yang bisa digunakan sebagai inspirasi. Umumnya, desain proses ini dijabarkan dalam bentuk bagan alur, mulai dari visi yang ingin dicapai hingga kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapainya.
Tidak ada aturan yang terlalu baku dalam contoh arsitektur bisnis yang biasa ditemukan. Namun, pastikan desain proses dan bagan alur yang dibuat benar-benar jelas dan mudah dipahami. Ingat selalu bahwa arsitektur ini dibutuhkan untuk menyederhanakan visi serta strategi yang masih abstrak, sehingga akan sia-sia apabila bagan desain proses yang dibuat masih terasa abstrak, kan?
Sebagai contoh, beberapa orang membedakan alur untuk setiap peran dengan warna yang berbeda pula, dengan demikian setiap peran yang dibutuhkan dalam operasional bisnis pun bisa dengan lebih mudah memahami di mana mereka benar-benar dibutuhkan.
Agar arsitektur bisnis yang telah disusun dengan rapi ini semakin efektif, kombinasikan dengan berbagai fitur unggulan yang ada dalam aplikasi majoo. Dengan memaksimalkan aplikasi majoo, pengelolaan operasional harian bisnis pun bisa dilakukan dengan jauh lebih mudah. Jadi, tak perlu berlama-lama, segeralah berlangganan layanan aplikasi majoo!
Sumber Data:
https://bbs.binus.ac.id/management/2021/04/proses-dan-keuntungan-arsitektur-bisnis/