Bagi para pelaku usaha yang bergerak di bidang perdagangan, terjadi out of stock artinya ada masalah besar yang pasti akan membuat sakit kepala. Bagaimana tidak, kan, pasalnya ketika terjadi out of stock atau kehabisan stok persediaan barang, kita tidak bisa melanjutkan kegiatan jual beli, kan?
Nah, apa benar ketika terjadi out of stock, bisnis harus berhenti sepenuhnya? Sebenarnya apa, sih, yang dimaksud dengan out of stock ini? Apa saja faktor yang dapat menyebabkan terjadinya out of stock? Bagaimana cara mengatasinya dengan tepat?
Tentu pertanyaan-pertanyaan tersebut langsung melintas di kepala, kan? Terlebih jika kamu merupakan seorang pelaku usaha yang komoditas bisnis utamanya adalah perdagangan produk. Ingin tahu jawabannya? Langsung saja kita simak pembahasan berikut!
Apa itu out of stock?
Secara singkat, out of stock adalah situasi yang terjadi ketika persediaan barang yang kita miliki telah habis. Di satu sisi, keadaan ini merupakan sesuatu yang sifatnya positif. Wajar saja, kan, karena jika persediaan barang yang kita miliki telah habis, artinya proses produksi berjalan dengan lancar atau bisnis kita laris manis, dong.
Namun, perlu diperhatikan juga bahwa selain dampak yang positif tersebut, terjadinya out of stock tak bisa selalu disambut dengan riang gembira, karena dalam situasi ini, kita tidak lagi memiliki barang yang bisa dijual kepada konsumen.
Tak terbatas pada bidang usaha perdagangan saja, out of stock adalah situasi yang juga bisa terjadi pada bidang usaha manufaktur. Bedanya, dalam bidang usaha perdagangan, persediaan yang habis merupakan persediaan barang yang akan dijual, sementara dalam bidang usaha manufaktur, persediaan barang yang habis bisa juga mencakup stok bahan baku produksi.
Dampak yang ditimbulkan dari habisnya persediaan barang ini jelas bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja. Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha untuk memahami faktor-faktor apa saja yang bisa menyebabkan situasi ini.
Apa Penyebab Kehabisan Persediaan Out of Stock?
Tergantung dari bidang usaha yang dijalankan, ada beberapa penyebab kehabisan persediaan barang out of stock. Untuk bidang usaha perdagangan, misalnya saja, penyebab yang paling utama dan paling diinginkan oleh pelaku usaha tentu habisnya persediaan barang karena seluruh komoditas dagang yang dimiliki sudah laku terjual.
Penyebab lain yang bisa membuat pelaku usaha harus berhadapan dengan situasi ini adalah rusaknya barang yang ingin dijual, bisa karena sebab-sebab alami yang tak terhindarkan seperti bencana, atau habisnya masa hidup produk yang ingin dijual.
Dalam bisnis yang bergerak di bidang perdagangan makanan, misalnya saja, situasi ini sangat mungkin sekali terjadi karena makanan merupakan salah satu komoditas bisnis yang cepat masa hidupnya. Apabila tidak segera dikonsumsi, makanan dapat kedaluwarsa atau basi. Tentu kita tidak ingin menjual makanan yang sudah basi kepada pelanggan, kan?
Sedikit berbeda, dalam bidang usaha manufaktur, salah satu penyebab kehabisan persediaan out of stock yang harus diperhitungkan adalah terpakainya atau rusaknya persediaan barang yang menjadi bahan baku produksi. Apabila tidak ditangani dengan baik, dampak dari terjadinya out of stock bisa menjadi potensi risiko yang membahayakan bisnis.
Apa Potensi Risiko Terjadinya Out of Stock?
Sebagai pelaku usaha, apakah kita dapat menyepelekan out of stock begitu saja? Tentu tidak boleh, dong. Sekalipun terasa sederhana, atau sifatnya positif karena angka penjualan jauh di atas perkiraan sehingga persediaan barang habis, situasi ini memiliki potensi risiko yang dapat sangat merugikan apabila tak disikapi dengan baik.
Secara langsung, terjadinya out of stock menyebabkan kita tidak memiliki komoditas bisnis yang bisa dijual. Dalam taraf tertentu, pelanggan mungkin bisa memaklumi ketika barang yang ingin mereka beli sedang tidak tersedia. Namun, jika situasi ini berlangsung terlalu lama, tentu pelanggan pun akan merasa kesal.
Bukan tidak mungkin pelanggan beralih ke tempat usaha lain yang masih menyediakan barang yang mereka inginkan, kan? Artinya, kita telah kehilangan pelanggan tersebut, dan tentunya ini bukanlah sesuatu yang baik bagi bisnis.
Dengan kata lain, out of stock juga dapat mengurangi tingkat kepuasan pelanggan terhadap bisnis yang kita jalankan. Semakin lama persediaan barang kita kosong, semakin turun pula tingkat kepuasan pelanggan. Jelas ini bukanlah sesuatu yang baik bagi bisnis dan jika terjadi dalam kurun waktu yang panjang terhadap banyak pelanggan sekaligus, bisnis bisa mengalami kerugian yang besar.
Bagaimana Cara Mengatasi Out of Stock?
Agar terhindar dari potensi risiko, melakukan inventarisasi setiap barang yang kita miliki menjadi salah satu cara mengatasi out of stock yang paling efektif. Dengan adanya inventarisasi, pelaku usaha dapat dengan mudah memantau keluar maupun masuknya barang.
Dengan memantau arus keluar masuknya barang, pelaku usaha dapat dengan cepat mengidentifikasi barang-barang yang persediaannya sudah menipis. Melakukan pemesanan ulang barang tersebut sebelum persediaannya benar-benar habis dapat menjadi jalan keluar yang menghindarkan bisnis dari kerugian.
Tanpa adanya inventarisasi, bukan tidak mungkin kita akan terlambat menyadari tipisnya persediaan barang tertentu. Jika sudah demikian, kemungkinan terjadinya out of stock pun akan meningkat.
Selain melakukan inventarisasi, melakukan penjadwalan untuk pengadaan barang secara teratur juga dapat menjadi cara mengatasi out of stock. Dengan adanya penjadwalan pengadaan barang, kita bisa memastikan barang yang ada di tempat usaha selalu tersedia. Hanya saja, jika tidak dihitung dengan benar, muncul potensi risiko lain, yaitu bertumpuknya persediaan barang yang bisa menyebabkan rusaknya barang tersebut sebelum laku terjual.
Bagaimana Cara Menghitung Out of Stock?
Mengetahui cara menghitung out of stock menjadi sesuatu yang penting agar kegiatan inventarisasi serta penjadwalan pengadaan barang dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Kalau sudah bicara tentang hitung-menghitung, pasti banyak yang terlanjur takut atau bingung, kan? Tenang saja, cara menghitung jumlah barang yang perlu disediakan untuk mengatasi out of stock ini sebenarnya cukup mudah, lho!
Pertama-tama, kita perlu tahu terlebih dahulu rata-rata jumlah barang yang keluar setiap harinya. Untuk melakukannya, kita bisa mencoba benchmarking selama periode tertentu. Dari pencatatan penjualan atau penggunaan barang, kita akan mengetahui jumlah rata-rata habisnya barang di setiap periode, misalnya saja rata-rata terjual 100 barang setiap bulannya.
Setelah mengetahui rata-rata tersebut, selanjutnya kita perlu mengetahui lamanya waktu pengadaan barang, mulai dari pemesanan, pengiriman, hingga akhirnya barang tersebut kita terima. Dari durasi tersebut, kita dapat menerapkan cara menghitung out of stock untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan pengadaan serta jumlah barang yang perlu disediakan.
Hasil perhitungan yang telah dilakukan tersebut juga bisa kita gunakan untuk mengetahui jumlah persediaan barang cadangan. Praktik ini dapat membantu kita untuk lebih siap jika tiba-tiba saja terjadi pengeluaran barang yang tak terduga, misalnya saja ketika ada pelanggan yang memutuskan untuk memborong produk kita.
Apakah Out of Stock Artinya Bisnis Harus Berhenti Jualan?
Menyadari potensi risiko terjadinya out of stock, kita dapat kembali ke pertanyaan awal: apakah jika terjadi out of stock, artinya kita harus menghentikan penjualan?
Dalam banyak kasus, out of stock memang dapat mengganggu operasional penjualan bisnis. Wajar saja, kan, toh jika terjadi out of stock, memang kita tidak memiliki persediaan barang yang bisa dijual. Demikian pula dalam bidang usaha manufaktur, out of stock pada bahan baku produksi dapat menyebabkan operasional produksi terhenti.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk melakukan inventarisasi dengan baik, sehingga pengelolaan persediaan barang pun dapat dijalankan secara tepat, efektif, dan efisien. Tak perlu bingung, gunakan saja fitur inventory yang dimiliki oleh aplikasi majoo. Dengan fitur yang saling terintegrasi, aplikasi majoo memungkinkan kita untuk memantau secara langsung setiap operasional bisnis yang dikelola.
Dengan aplikasi majoo, mudah bagi pelaku usaha untuk melakukan pemesanan ulang sebelum persediaan barang yang dimilikinya benar-benar habis. Dengan demikian, segala potensi risiko dari out of stock pun bisa dihindari dengan baik. Jadi, tunggu apa lagi? Gunakan aplikasi majoo sekarang juga!
Sumber:
https://prasmul-eli.co/id/articles/Cara-Menghitung-dan-Menghindari-Stockout