Setiap bisnis tentu membutuhkan dana untuk menjalankan aktivitas operasional. Bagaimana tidak? Seluruh biaya yang dikeluarkan bisnis dalam upaya menciptakan profit akan selalu perlu pendanaan.
Sayangnya, kadang sebuah usaha tidak mempunyai resource memadai untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Dalam kondisi demikian, perusahaan atau bisnis memiliki pilihan untuk mengajukan pinjaman modal kepada kreditur.
Nah, solvabilitas merupakan faktor penting dalam hal pengajuan utang. Untuk memahami lebih lanjut, mari kita tilik terlebih dahulu pengertian solvabilitas.
Pengertian solvabilitas
Secara singkat, solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman atau melunasi utang jangka panjang. Biasanya, pemberi pinjaman sering memanfaatkan angka ini sebagai bahan pertimbangan.
Rasio solvabilitas mengindikasikan kas perusahaan memadai untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjang. Dengan demikian, angka tersebut juga dapat menjadi tolok ukur kesehatan keuangan perusahaan tersebut.
Sementara itu, untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya, utang dibandingkan dengan aset lancar atau kekayaan perusahaan yang mudah dicairkan menjadi uang tunai. Kemampuan ini dikenal dengan istilah likuiditas.
Dengan kata lain, aktiva perusahaan menjadi pembanding dalam pengukuran solvency. Melalui perhitungan solvency, terlihat bagaimana pengaruh aktiva dalam pembiayaan semua pinjaman yang diberikan kreditur.
Ketika rasio solvency terlihat kurang menjanjikan, ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi. Pertama, perusahaan mungkin akan gagal menyelesaikan kewajiban atau utangnya.
Jadi, jika kamu menganggap keberhasilan bisnis hanya diukur dari besarnya keuntungan yang diperoleh, kamu keliru. Kemampuan perusahaan mengelola aset serta melunasi seluruh kewajiban utang merupakan faktor yang tidak kalah penting dibandingkan profitabilitas sebuah perusahaan.
Berdasarkan penjelasan terkait pengertian solvabilitas tersebut, kita bisa mengetahui bahwa pengukuran ini penting sekali untuk mengetahui kemampuan sebuah bisnis untuk memperoleh pinjaman.
Manfaat solvabilitas
Kadang, rasio solvabilitas dianggap mempersulit pengembangan bisnis. Akan tetapi, bila ditilik lebih dalam, perhitungan tersebut mencegah bisnis dari kesulitan menyelesaikan utangnya di masa depan.
Berkat perhitungan solvency, perusahaan jadi mengetahui jumlah pinjaman yang diperlukan serta dapat diselesaikan oleh perusahaan. Secara tidak langsung, menerapkan perhitungan solvabilitas membuat bisnis dapat beroperasi dalam jangka waktu yang panjang.
Pasalnya, bisnis tidak akan terbebani dengan utang yang diambil, terlebih jika pinjaman tersebut dalam jumlah besar. Mengingat pengembalian pinjaman kemungkinan akan lebih besar karena masih ada biaya bunga yang perlu dibayarkan.
Jadi, solvabilitas adalah kunci untuk perusahaan menghindari kesulitan penyelesaian utang. Secara detail, tujuan atau manfaat penerapan solvency bisa dilihat dalam poin-poin di bawah ini.
Bisnis bisa menjelaskan posisi serta kondisinya kepada kreditur.
Menilai kapabilitas perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban beserta bunganya di kemudian hari.
Melihat keseimbangan aktiva tetap terhadap modal perusahaan.
Menilai perusahaan berdasarkan aktiva yang dibiayai utang.
Mengetahui pengaruh utang terhadap manajemen aset ataupun aktiva perusahaan.
Mengevaluasi jumlah utang saat jatuh tempo yang dibandingkan dengan modal dimiliki perusahaan.
Menilai jumlah jaminan utang jangka panjang berdasarkan modal yang bernilai uang dari perusahaan itu sendiri.
Jenis rasio solvabilitas
Bisa dikatakan, solvabilitas tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang pinjaman atau utang perusahaan. Untuk mengetahui kemampuan bisnis dalam menyelesaikan utang kepada kreditur, kamu bisa menghitung rasio solvabilitas.
Ada beberapa rasio yang bisa digunakan supaya kamu mengetahui besaran pinjaman yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Berikut ini beberapa solvency ratio yang umum.
1. Debt ratio
Sesuai namanya, debt ratio atau rasio utang adalah perbandingan utang atas aset yang dimiliki oleh perusahaan. Melalui rasio ini, jumlah aktiva dan utang perusahaan diperbandingkan sehingga diketahui bagaimana utang memengaruhi aktiva perusahan.
Rasio ini bisa menunjukkan pinjaman baru yang mungkin diterima perusahaan sebagai tambahan modal dengan jaminan aktiva.
Untuk menghitung rasio ini, kamu cukup membandingkan seluruh utang yang diperoleh perusahaan dengan aset yang dimilikinya. Makin tinggi debt ratio, jaminan dari kreditur bagi utang jangka panjang pun makin terjamin.
Meskipun demikian, kreditur cenderung memilih perusahaan dengan rasio utang rendah. Alasannya tentu perusahaan tersebut dianggap dalam kondisi aman dan tidak akan mudah bangkrut.
2. Debt to equity ratio
Selanjutnya, solvabilitas bisa diketahui melalui debt to equity ratio atau rasio utang atas ekuitas suatu bisnis. Seperti yang sudah diketahui, ekuitas merupakan kepemilikan dalam bentuk nilai uang.
Penerapan rasio ini dilakukan untuk membandingkan ekuitas dengan liabilitas atau faktor yang menghambat perusahaan. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui seberapa besar utang perusahaan memengaruhi ekuitas.
Cara menghitungnya hampir mirip dengan debt ratio, tetapi kali ini utang dibandingkan dengan ekuitas sebagai indikator kemampuan membayar. Jadi, utang tidak boleh lebih besar daripada modal supaya beban yang ditanggung perusahaan tidak makin besar.
Dengan kata lain, makin kecil debt to equity ratio, makin baik pula kondisi perusahaan sebab modal untuk menjamin utang tergolong besar.
3. Times interest earned ratio
Rasio solvabilitas lainnya yaitu times interest earned ratio. Rasio yang satu ini dihitung untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi beban bunga di masa yang akan datang.
Dalam perhitungan rasio ini, laba atau keuntungan sebelum pajak dengan biaya bunga yang dibandingkan. Kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan beban bunga berbanding lurus dengan times interest earned ratio.
Jadi, makin besar rasio ini, perusahaan diartikan mampu menanggung biaya bunga yang harus dibayarkan di kemudian hari. Sebaliknya, jika rasio ini rendah, kemampuan perusahaan menyelesaikan utang pun bisa diartikan rendah. Biasanya, faktor ini menjadi acuan kreditur sebelum memberikan pinjaman tambahan.
4. Equity to long term debt ratio
Equity to long term debt ratio atau secara singkat disebut ELDR merupakan salah satu rasio solvabilitas yang merefleksikan kemampuan modal sendiri untuk menyelesaikan utang jangka panjang dari perusahaan.
Dengan perhitungan ELDR, kamu bisa mengetahui besaran utang jangka panjang serta modal usaha yang dikeluarkan. Selain itu, rasio ELDR juga dapat dijadikan sebagai dasar penilaian atas kinerja manajemen dalam mengelola utang jangka panjang.
Terakhir, tetapi tidak kalah penting, rasio ini juga kerap dijadikan sebagai dasar pertimbangakn oleh investor.
Rumus rasio solvabilitas
Setelah mengetahui jenis-jenis rasio solvency, beberapa dari kamu mungkin bertanya bagaimana persisnya menghitung masing-masing jenis rasio tersebut. Nah, kamu dapat menghitungnya dengan rumus rasio solvabilitas berikut ini.
Debt ratio = (Total utang/Total Aset) x 100%
Debt to equity ratio = (Total jumlah utang/Ekuitas (Modal)) x100%
Times interest earned ratio = (Laba sebelum pajak/Beban bunga) x 100%
ELDR = (Modal/Kewajiban jangka panjang) x 100%
Supaya kamu makin memahami cara menghitungnya, mari kita cermati contoh soal di bawah ini.
Misalnya, bisnismu mempunyai neraca dengan rincian sebagai berikut:
· Saham : 210.000.000
· Kas : 12.500.000
· Laba ditahan : 72.500.000
· Produk : 100.000.000
· Piutang : 37.500.000
· Mesin : 125.000.000
· Bangunan : 175.000.000
· Obligasi : 90.000.000
· Tanah : 50.000.000
Lalu, berapa rasio solvabilitas perusahaan milikmu jika dihitung berdasarkan rasio antara modal dan aktiva?