Menilik Lebih Dalam Pengertian, Jenis, dan Contoh Surplus

Penulis Nisa Destiana
31 January 2022

article thumbnail

Surplus adalah keadaan jumlah aset lebih besar dari sumber daya yang digunakan secara aktif 

Bagi seseorang yang menggeluti bisnis, istilah surplus pasti sudah tidak asing lagi. Surplus adalah keadaan yang menggambarkan jumlah aset atau sumber daya melebihi porsi yang digunakan secara aktif.

Jadi, surplus dapat mengacu pada komponen yang berbeda-beda, seperti keuntungan, barang, pendapatan, dan modal. Maka dari itu, definisi surplus sangat tergantung pada konteks kalimat ketika istilah tersebut digunakan.

Untuk memahami lebih dalam terkait pengertian surplus, mari kita simak penjelasan di bawah ini!

Apa yang dimaksud dengan surplus?

Banyak yang mengaitkan surplus dengan keuntungan. Surplus diterjemahkan sebagai situasi ketika pemasukan lebih besar daripada pengeluaran.

Dalam konteks pelaporan keuangan, hal tersebut tidak keliru. Akan tetapi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, definisi surplus sangat tergantung konteks penggunaannya.

Jadi, apabila menilik dari konteks anggaran, surplus adalah kondisi saat pendapatan yang diperoleh perusahaan melebihi biaya yang mesti dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

Dilihat dari konteks berbeda, misalnya persediaan atau inventori, surplus mempunyai pengertian kelebihan produk yang ada di toko atau di gudang. Dengan kata lain, produk tersebut tidak terjual sehingga masih berada di gudang atau toko.

Dari penjelasan tersebut, kita dapat memahami bahwa surplus tidak selalu menjadi indikasi positif. Pasalnya, surplus produk tentu berisiko merugikan perusahaan.

Jenis surplus

Berbicara tentang surplus, terdapat dua jenis surplus, yaitu surplus konsumen dan surplus produsen.

Apa pengertian kedua jenis surplus tersebut? Silakan baca ulasan berikut ini untuk mengetahuinya!

Surplus konsumen

Suatu situasi disebut surplus konsumen saat harga produk atau jasa lebih rendah dibandingkan dengan harga tertinggi yang bersedia dikeluarkan oleh konsumen.

Proses lelang merupakan dapat menjadi contoh paling mudah untuk memahami tentang consumer surplus. Sebagai contoh, dalam sebuah lelang, kolektor memiliki batas atas harga maksimal yang mau ia keluarkan untuk sebuah koleksi lukisan.

Nah, bila akhirnya kolektor tersebut membeli lukisan yang disukainya dengan harga lebih rendah dari harga yang telah ditetapkan sebelumnya, saat itulah terjadi surplus konsumen.

Kasus lainnya terjadi ketika ada penurunan harga untuk suatu komoditas sehingga pembeli membayar harga lebih rendah daripada harga yang biasa dibayarnya. Dari sisi ekonomi, konsumen mengalami surplus.

Surplus produsen

Sementara itu, dilihat dari sisi bisnis, terdapat situasi yang dikenal dengan surplus produsen. Berlawanan dengan consumer surplus, surplus produsen adalah kondisi ketika harga jual produk lebih tinggi daripada harga terendah yang bersedia dijual oleh produsen.

Masih menggunakan proses lelang sebagai contoh surplus, apabila rumah lelang berhasil menjual koleksi lukisan di atas harga awal pembukaan lelang, saat itu terjadi producer surplus.

Dengan karakteristik tersebut, kedua jenis surplus tersebut saling berlawanan. Kondisi yang baik bagi produsen, kurang menguntungkan untuk konsumen. Begitu juga sebaliknya.

Baca juga: Pengertian Inventori dan Gunanya Bagi Bisnis

 Dalam ekonomi, terdapat jenis surplus konsumen dan surplus produsen.

Alasan terjadinya surplus

Sebagian di antara kamu mungkin bertanya, kenapa surplus? Apa alasan di balik terjadinya surplus?

Surplus dapat terjadi bila ada pemutusan antara permintaan dan penawaran di mana salah satu pihak bersedia membayar lebih dibandingkan dengan pihak lain.

Sebagai contoh, jika ada produk tertentu yang sangat populer dan semua orang bersedia membayar dengan harga yang sama, tidak akan terjadi surplus atau kerugian.

Akan tetapi, situasi tersebut jarang terjadi dalam praktiknya karena konsumen dan produsen mempunyai ambang batas harga yang berbeda baik kesediaan untuk membeli maupun menjual barang.

Di satu sisi, penjual terus-menerus berlomba dengan vendor lain supaya bisa mengeluarkan produk sebanyak mungkin dengan nilai terbaik. Apabila permintaan pasar naik, produsen yang menyediakan produk dengan harga terendah kemungkinan akan kehabisan pasokan.

Biasanya, situasi ini akan mendorong naiknya harga pasar secara keseluruhan. Dengan begitu, akan terjadi surplus produsen.

Sebaliknya, saat harga turun karena penawaran besar, sedangkan permintaan terbatas, kemungkinan besar akan terjadi surplus konsumen.

Umumnya, surplus konsumen terjadi ketika biaya produk awal ditetapkan terlalu tinggi, lalu tidak ada konsumen yang bersedia membayar dengan nominal harga tersebut.

Akhirnya, perusahaan menjual produk dengan harga lebih rendah dari yang diharapkan demi mengeluarkan stok produk yang menumpuk.

Baca juga: Supply Chain Management: Tujuan, Jenis, dan Contohnya

Dampak terjadinya surplus

Surplus berpotensi menyebabkan jumlah penawaran dan permintaan produk di pasar menjadi tidak seimbang. Hal ini berarti produk tidak dapat terdistribusi secara efisien di pasar.

Jika situasi harga pasar sudah sangat tidak seimbang, pemerintah mungkin bergerak menetapkan harga dasar supaya tercapai keseimbangan harga kembali.

Biasanya, harga yang ditetapkan lebih tinggi daripada harga yang biasa dibayar oleh konsumen. Tujuannya untuk menjaga agar bisnis tetap memperoleh keuntungan.

Namun, hal tersebut terbilang jarang terjadi. Kondisi yang sering terjadi, produsen menyesuaikan supaya tercapai keseimbangan kembali. Sebut saja, pasokan produk lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan, produsen akan menjual produk dengan harga lebih rendah.

Konsumen menjadi terdorong membeli produk sebab harganya lebih rendah. Akibat animo konsumen, produk banyak terjual sehingga pasokan menjadi langka. Dengan demikian, harga produk kembali naik. Siklus tersebut terus berlanjut dalam transaksi ekonomi.

Kesimpulan

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, surplus adalah kondisi adanya kelebihan jumlah aset perusahaan atau bisnis dibandingkan dengan sumber daya yang digunakan secara aktif.

Jadi, surplus tidak selalu tentang adanya kelebihan pendapatan dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Dalam urusan stok produk, surplus dapat berarti menumpuknya jumlah stok akibat tidak terserap pasar dengan baik.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa surplus tidak selalu baik bagi perusahaan, tergantung pada konteks surplus tersebut. Dalam transaksi ekonomi, setidaknya ada dua jenis surplus, yaitu surplus konsumen dan surplus produsen.

Dari sisi konsumen, untuk setiap produk yang akan dibeli biasanya konsumen memiliki batas maksimal harga yang bersedia mereka keluarkan. 

Lalu, jika produk tersebut dapat dibeli dengan harga di bawah batas maksimal harga yang telah ditetapkan sebelumnya, artinya terjadi surplus konsumen.

Sementara itu, produsen pun umumnya memiliki batas harga paling rendah yang ditetapkan untuk produk tertentu. Kalau produk tersebut dapat dijual di atas harga tersebut, produsen pun mengalami surplus.

Surplus produsen erat sekali kaitannya dengan jumlah stok dan permintaan. Karena itu, inventori perlu dikelola dengan optimal agar bisnis bisa selalu mengalami surplus.

Karena itu, pastikan kamu mengelola operasional harian bisnis dengan sistem POS yang bisa diandalkan!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo