Triple Bottom Line: Pengertian, Contoh, Konsep

Ditulis oleh Nisa Destiana

article thumbnail

Triple bottom line mencakup kesejahteraan ekonomi, kualitas lingkungan, dan keadilan sosial.

Sebagian dari kamu yang menekuni bisnis berkelanjutan atau sustainable business mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah triple bottom line

Istilah triple bottom line adalah konsep CSR (Corporate Social Responsibility) yang lazim ada dalam bisnis berkelanjutan. Mari simak penjelasan berikut ini untuk memahaminya lebih lanjut!

Apa yang Dimaksud Triple Bottom Line?

Pada era awal 90-an bermunculan industri atau perusahaan yang orientasinya keuntungan semata. Perusahaan-perusahaan tersebut mencemari lingkungan secara terang-terangan demi tercapainya keuntungan.

Dampak kerusakan lingkungan yang terjadi cukup beragam, mulai dari pemanasan global, pencemaran lingkungan hidup, deforestasi, kerusakan sumber daya alam, dan lain-lain.

Sayangnya, perusahaan terkait cenderung abai terhadap dampak negatif yang timbul akibat operasional perusahaan ini.

Pada 1994, John Elkington, seorang penulis asal Inggris, melayangkan kritik tajam kepada perusahaan dan industri tersebut melalui bukunya Cannibal with Forks. Di dalam buku tersebut, John Elkington mencetuskan konsep triple bottom line (TBL).

Secara singkat, TBL atau triple bottom line adalah konsep yang berhubungan dengan tiga unsur penting, yaitu kesejahteraan ekonomi, kualitas lingkungan, dan keadilan sosial.

Dengan kata lain, pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya dilihat dari segi ekonomi, tetapi juga dari aspek sosial dan lingkungan. Tiga unsur tersebut dianggap sebagai landasan fundamental untuk membangun bisnis yang berkelanjutan.

Setelah membaca penjelasan di atas, kamu tentu sudah tidak bertanya-tanya lagi, mengapa triple bottom line penting? Tentu saja karena ukuran kesuksesan perusahaan jadi tidak terpaku pada aspek finansial saja, tetapi ada kajian dampak bisnis terhadap lingkungan sekitar.

Unsur Utama dalam Konsep Triple Bottom Line

Kini, unsur-unsur TBL lebih banyak dikenal dengan sebutan 3P yang mewakili people, planet, dan profit. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

People

Setiap kegiatan bisnis, tentu melibatkan orang, baik karyawan yang turut mengelola perusahaan maupun masyarakat di sekitar lokasi perusahaan berdiri.

Merujuk pada TBL, pengusaha perlu menjawab salah satu pertanyaan penting, yaitu bagaimana perusahaan memengaruhi dan membawa keuntungan bagi pekerja dan masyarakat sekitar? 

Perlu dipahami, perhatian kepada orang-orang yang terlibat di perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjamin keberlangsungan bisnis.

Maka dari itu, idealnya perusahaan tak hanya fokus kepada upaya mendapatkan profit, tetapi juga menaruh kepedulian terhadap orang-orang yang berperan penting pada bisnisnya.

Ditilik dari sisi branding, penerapan konsep ini akan membentuk citra yang baik bagi perusahaan, baik di mata karyawan ataupun dalam benak masyarakat sebagai konsumen

Baca juga: Branding Adalah: Definisi, Tujuan, dan Contoh

Jika perusahaan mau menerapkan konsep TBL, aspek people dapat diterapkan dalam bentuk memberikan upah yang adil, humane-working system, pemberdayaan melalui berbagai pelatihan, dan sebagainya.

 

 Konsep TBL kini lebih dikenal dengan sebutan 3P, yaitu people, planet, dan profit.

Planet

Dalam konteks TBL, planet mengacu pada lingkungan hidup. Setelah people, planet menjadi unsur utama yang perlu diperhatikan oleh perusahaan.

Unsur planet dalam TBL mengarahkan perusahaan agar selaras dengan alam serta meminimalkan efek negatif terhadap lingkungan. Tujuannya ialah menjaga kelestarian lingkungan serta mencegah timbulnya dampak buruk yang merusak lingkungan, seperti banjir, kebakaran lahan, dan perubahan iklim.

Beberapa tindakan nyata perusahaan yang memberi perhatian serius pada aspek planet, misalnya mengurangi penggunaan bahan baku impor yang menimbulkan carbon footprint tinggi.

Perusahaan juga dapat mengganti kemasan berbahan plastik dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan, mengadakan pemilahan sampah di tempat produksi atau di gerai, mengolah sampah organik menjadi kompos, dan lain-lain. 

Profit

Meskipun berawal dari kritik tajam atas praktik industri yang hanya mementingkan keuntungan, konsep TBL tidak mengabaikan pentingnya aspek finansial dalam sebuah bisnis kok. 

Karena itu, unsur terakhir dalam TBL ialah profit. Memang tidak bisa disangkal, setiap perusahaan tentu mengejar keuntungan. Upaya perusahaan memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat tidak berarti harus mengorbankan sisi keuntungan.

Nah, pengelolaan bisnis yang berpihak pada kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar sekaligus tidak mencemari lingkungan kerap dianggap mahal. Fakta tersebut memang tak bisa dibantah.

Ambil contoh kecil, botol plastik memang relatif lebih ekonomis dibandingkan dengan botol kaca. Maka dari itu, biaya untuk menghasilkan suatu produk jadi lebih tinggi bila ingin lebih ramah lingkungan.

Jadi, perusahaan yang menerapkan konsep TBL perlu mengatur biaya operasional secara efisien agar aktivitas bisnis tetap bisa memberikan keuntungan sesuai harapan.

Contoh Triple Bottom Line

Setelah membaca ulasan di atas, beberapa dari kamu mungkin masih bertanya bagaimana contoh triple bottom line secara nyata di perusahaan? 

Atau apa contoh perusahaan yang menerapkan triple bottom line? Salah satu contoh nyatanya ialah Waste 4 Change, perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah.

Di tengah krisis iklim yang tengah kita hadapi bersama, Waste 4 Change berpendapat bahwa perusahaan sewajarnya tak hanya berorientasi pada keuntungan.

Triple bottom line dianggap sebagai pilar tepat yang bisa mendorong terciptanya bisnis berkelanjutan. Saat perusahaan menerapkan strategi bisnis berkelanjutan dan berkomitmen dengan pilar TBL, lingkungan jadi lebih terjaga dan masyarakat pun merasakan dampak positif.

Dalam pelaksanaannya, Waste 4 Change sangat mengedepankan konsep TBL. Bagaimana pengelolaan sampah bisa berdampak baik bagi masyarakat, lingkungan, dan pendapatan perusahaan? Mari kita bahas satu per satu!

  • Dampak untuk masyarakat

Menyediakan sistem pengelolaan sampah yang bertanggung jawab akan membantu dan mengedukasi masyarakat tentang cara mengelola sampah yang benar agar tidak berakhir di TPA, apalagi menumpuk di lingkungan tempat tinggal.

Selain itu, bisnis pengelolaan sampah juga mampu menyediakan lapangan kerja yang lebih layak serta pemasukan yang lebih stabil untuk operator sampah serta pemulung, profesi yang biasanya tidak diatur dan dilindungi oleh undang-undang ketenagakerjaan.

  • Dampak untuk lingkungan

Sistem pengelolaan sampah yang bertanggung jawab tidak hanya membantu perusahaan dalam mengurangi dampak lingkungan dan polusi yang mereka hasilkan, tetapi juga membantu perusahaan untuk menggunakan kembali, mendaur ulang, serta memulihkan material yang mereka gunakan melalui praktik reuse dan recycle.

  • Dampak bagi penghasilan perusahaan

Layanan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab terbukti baik untuk pemasukan perusahaan dan lingkungan. Pasalnya, sampah merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. 

Kemana pun manusia pergi, hampir selalu menghasilkan sampah. Persoalan ini yang menjadikan bisnis pengelolaan sampah sebagai salah satu layanan dasar yang menguntungkan dan tak kenal musim.

Sampai sini, semoga kamu lebih memahami tentang konsep dan contoh triple bottom line. Lebih jauh lagi, semoga kamu terinspirasi untuk mengelola bisnis yang berkelanjutan dengan menerapkan konsep tersebut.

Jika kamu masih membutuhkan berbagai referensi lain untuk mendukungmu dalam pengelolaan bisnis, kami telah menyediakan berbagai artikel dengan topik yang cukup beragam.

Kamu bisa membaca aneka topik, mulai dari keuangan, marketing, hingga berbagai strategi dalam pengelolaan bisnis. Bagi kamu yang sedang mencari rujukan agar pengelolaan bisnisnya lebih efektif dan efisien, cek artikel kami yang lain di sini, ya!

Referensi:

  • https://www.hashmicro.com/id/blog/mengenal-triple-bottom-line-tbl-dalam-bisnis/
  • https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/people-profit-and-planet/# 
  • https://waste4change.com/blog/triple-bottom-line-sustainability-dalam-pengelolaan-sampah/ 

Sumber Gambar:

  • Freepik.com

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

Triple bottom line penting tentu saja karena ukuran kesuksesan perusahaan jadi tidak terpaku pada aspek finansial saja, tetapi ada kajian dampak bisnis terhadap lingkungan sekitar.
Salah satu contoh nyata perusahaan yang menerapkan triple bottom line ialah Waste 4 Change, perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah.
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo