Sehubungan dengan pandemi COVID-19 yang berlangsung cukup panjang, para pemilik usaha perlu menemukan formula tertentu supaya bisnis tetap bertahan. Pasalnya, cukup banyak jasa yang mendadak tidak dibutuhkan atau produk yang mengalami penurunan permintaan pasar akibat perubahan perilaku konsumen saat ini.
Misalnya, para pemilik restoran atau event organizer sudah pasti perlu mencari cara baru dalam menjalankan bisnis. Bahkan, tidak sedikit juga yang mengubah lini bisnis agar mampu bertahan. Meskipun begitu, tidak semua bisnis berhasil.
Namun, ada bisnis-bisnis yang berhasil menemukan cara untuk mendatangkan pendapatan bagi bisnis. Ada pula yang justru meningkat penjualannya. Dari bisnis atau entrepreneur seperti itulah kita akan belajar.
Jeli melihat peluang
Bila kita melihat agak jauh sampai ke Los Angeles, ada Sonia Hou, salah satu pemilik bisnis yang berhasil melakukan pivot karena jeli melihat peluang. Seperti yang telah diketahui, Sonia Hou memiliki bisnis jewellery dengan penjualan yang baik sebelum pandemi COVID-19.
Namun, layaknya bisnis lain, begitu wabah virus corona menyerang penjualan perhiasan menurun drastis. Menyadari bahwa perhiasan bukanlah prioritas konsumen saat ini, Sonia Hou mulai melakukan riset dan melihat face shield yang dijahit pada topi sedang menjadi tren di Asia.
Ia memutuskan untuk menjual topi face shield dan begitu produk tersebut diunggah ke situs resmi Sonia Hou, sebanyak 300 buah face shield terjual dalam waktu kurang dari satu bulan. Selanjutnya, produk perlindungan diri seperti masker pun ditambahkan atau menjadi bonus pembelian perhiasaan.
Temukan permasalahan konsumen yang bisa kamu selesaikan
Salah satu cara untuk menekan penyebaran virus corona adalah mengurangi mobilitas. Salah satu kebiasaan baru yang berdampak pada banyak bisnis. Orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, bekerja dari rumah, bahkan cukup banyak orang yang tidak keluar rumah meskipun hanya sekadar untuk berbelanja kebutuhan pokok.
Dalam kebiasaan baru tersebut, terdapat masalah yaitu orang harus tinggal di rumah tetapi kebutuhan hariannya mesti terpenuhi. Kiranya inilah yang disadari oleh para entrepreneur di balik Kedai Sayur.
Wajar sekali bila kamu merasa tidak familier dengan Kedai Sayur karena bisnis ini pada awalnya merupakan B2B (business to business). Sebelumnya, klien utama mereka adalah penjual sayur, kafe, dan restoran.
Menanggapi situasi new normal di mana pengunjung ke kafe dan restoran berkurang dan ada kebutuhan orang berbelanja dari rumah, bisnis ini melakukan pivot. Kedai Sayur mengubah model bisnisnya menjadi B2C (business to consumer), menjual langsung sayur kepada konsumen akhir.
Manfaatkan aplikasi kasir majoo untuk membantumu menemukan peluang yang mungkin bisa kamu ciptakan dari data konsumenmu sebelumnya!
Menawarkan produk dalam format baru
Kita dapat mengambil pelajaran dari strategi yang dilakukan oleh Airbnb. Pada awal pandemi COVID-19, Airbnb sempat melakukan lay off sebagai respons terhadap terpuruknya sektor pariwisata.
Setelah itu, salah satu pionir marketplace hotel dan penginapan ini tidak tinggal diam. Mereka beralih menawarkan layanan pengalaman bagi konsumen seperti tur hiking secara online.
Tidak jauh dari sektor pariwisata, tetapi hiking disuguhkan dalam format yang sama sekali baru yaitu secara virtual. Meskipun hal seperti ini terasa tidak mungkin sebelumnya, sekarang orang bersedia membayar layanan pengalaman supaya bisa tetap nyaman di rumah.