Mendirikan usaha sendiri memang penuh tantangan. Kamu harus memikirkan dan membuat rencana mulai dari produksi, pemasaran, sampai rencana pengembangan usaha. Segala proses dari hulu ke hilir, harus kamu kuasai, sebagai pemilik usaha.
Salah satu aspek usaha yang sering membuat gentar adalah menyusun dan melaksanakan strategi pemasaran. Strategi mana yang paling cocok untuk jenis usahamu? Bagaimana menjalankan kampanye pemasaran dengan biaya seminimal mungkin? Kamu bisa menjadikan lima strategi pemasaran paling jitu berikut ini untuk bisnis UMKM milikmu.
1. Getok Tular
Banyak bisnis yang gencar memasang iklan atau meluncurkan kampanye pemasaran besar-besaran. Intinya kurang lebih sama: barang yang mereka jual atau jasa yang mereka tawarkan adalah yang terbaik. Keseragaman model promosi ini menjadikannya tidak lagi menarik. Apalagi ketika yang memuji-muji barang atau jasamu adalah kamu sendiri.
Itulah sebabnya, ulasan atau review dari pembeli menjadi sangat penting. Pengalaman mereka, baik yang merasa puas atau kecewa, akan memengaruhi orang lain – yang tadinya enggan membeli bisa menjadi antusias, atau sebaliknya, yang tadinya sudah hampir membeli bisa batal. Calon pembeli lebih percaya pada sesama konsumen karena sebagus apa pun pujiannya, si konsumen tidak mendapatkan keuntungan apa-apa.
Dengan memastikan bahwa kualitas barang, jasa, dan layananmu memang top markotop, kamu bisa menggunakan strategi pemasaran ini. Minta pembelimu dan pelangganmu menuliskan review. Minta mereka merekomendasikan bisnismu ke keluarga atau teman-temannya. Kalau perlu, buatlah kampanye customer gets customer: pelanggan membawa calon pembeli lain, dan kalau ada transaksi, pembeli barumu bisa mendapatkan diskon, dan yang mengantarkannya juga mendapatkan diskon pada pembelian berikutnya.
2. Jemput Bola
Seringnya, untuk menekan modal usaha, bisnis UMKM dioperasikan di rumah. Di satu sisi, langkah penghematan ini sangat diperlukan dan sangat efektif untuk usaha yang baru mulai. Namun di sisi lain, kamu akan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mendatangkan calon pembeli ke rumahmu, apalagi kalau rumahmu tidak terletak di pusat kota atau di pusat keramaian.
Untuk menghadapi tantangan ini, kamu bisa mengubah strategi pemasaran. Kamu bisa mulai tidak menggantungkan diri pada calon pembeli yang datang ke tempat usahamu, dan mulai mendatangi calon pembeli. Tidak, kamu tidak perlu berkeliling dan mengetuk pintu setiap rumah. Kamu hanya perlu mencari kesempatan untuk menggelar lapakmu pada acara-acara yang ramai dikunjungi orang.
Biasanya, di kota-kota besar, hampir setiap akhir pekan ada acara seperti bazaar, pasar kaget, pasar seni, dan yang sejenisnya. Cari informasi tentang acara-acara tersebut, pelajari kemungkinan demografi pengunjungnya, hubungi penyelenggaranya, dan kalkulasikan biayanya. Tidak jarang juga acara-acara musik, pekan olahraga, atau peringatan hari tertentu yang menyediakan ruang untuk pop-up store. Kamu juga bisa mencari informasi tentang pameran-pameran usaha khusus yang diselenggarakan pemerintah atau event organiser, seperti pameran kerajinan, pameran UMKM, dan lain sebagainya.
Dengan membuka pop-up store, atau booth dalam bazaar atau pameran tersebut, para pengunjung acara bisa menjadi calon pembelimu. Semakin besar acaranya, semakin banyak pengunjungnya, semakin besar pula kemungkinanmu mendapatkan sejumlah pelanggan baru.
3. Strategi Pemasaran lewat Media Sosial
Saat ini, hampir semua bisnis menggunakan media sosial sebagai media promosi utamanya. Media sosial memberikan banyak kemudahan dan kelebihan. Kamu sekarang tidak perlu menyebar brosur, pasang iklan di koran, atau menempelkan poster di mana-mana lagi, karena media sosial sudah menghapus jarak antara usahamu dan calon pelangganmu. Kalau pun kamu ingin memanfaatkan fitur berbayar dari media sosial, biayanya sangat murah dibandingkan jenis promosi lainnya.
Tentunya, untuk bisa memanfaatkan media sosial sebagai corong pemasaranmu, kamu harus melakukan tiga hal ini:
(a) Membuat konten yang menarik
Ada tiga media sosial utama yang perlu kamu perhatikan: Facebook, Instagram, dan Twitter. Masing-masingnya memiliki ciri khasnya sendiri. Instagram, misalnya, adalah media sosial yang berbasis foto atau video. Facebook, yang induk perusahaan Instagram, meski juga bisa untuk foto dan video, memiliki ruang yang lebih banyak untuk teks. Twitter, yang teksnya paling terbatas, justru memudahkan informasi untuk tersebar luas dengan sangat cepat.
Sesuaikan kontenmu dengan karakteristik masing-masing media sosial yang kamu gunakan. Kalau mau mengunggah foto atau video, beri perhatian khusus pada kualitas foto dan videomu, serta pada nilai artistiknya. Foto yang artistik akan lebih memikat daripada yang hanya ala kadarnya.
Satu lagi. Usahakan untuk membuat caption yang singkat, padat, jelas, dan tetap memikat. Caption yang terlalu panjang biasanya malah tidak terbaca.
(b) Interaktif berkomunikasi dengan calon pembeli dan pelanggan
Begitu kamu mulai memanfaatkan media sosial untuk berpromosi, pastinya calon pembelimu akan mengajukan pertanyaan atau komentar langsung di postinganmu. Jangan diamkan saja. Tanggapi dengan baik, bagaimana pun konyolnya komentar atau pertanyaan mereka. Tanggapan yang ramah, dengan nada yang menyenangkan akan membuat citra bisnismu semakin baik.
(c) Meyakinkan semua orang mengikuti media sosialmu
Sebelum zaman media sosial, para pengusaha menggunakan banyak cara untuk mengingatkan calon pelanggannya kepada usaha mereka. Cara paling umum antara lain dengan mencetak dan menyebarkan kartu nama, brosur, dan juga poster. Kamu masih bisa melakukan hal yang sama, tentunya. Namun, alih-alih hanya mencantumkan nama, nomor telepon dan alamat, kamu juga harus mencantumkan akun media sosialmu.
Sebarkanlah kartu nama atau brosur pada saat kamu menjadi peserta bazaar atau pameran. Kalau pun para pengunjung acara itu tidak berbelanja di pop-up storemu saat itu juga, setidaknya kamu bisa meyakinkan mereka untuk mengikuti media sosialmu.
4. Kamu adalah Wajah Bisnismu
Sebagai seorang pemilik usaha, kamu adalah wajah bisnismu. Ini artinya, ke mana pun kamu pergi, di mana pun kamu berada, kamu harus selalu merepresentasikan bisnismu. Sampaikan kepada semua orang – siapa pun – yang kamu temui bahwa kamu punya suatu bisnis yang siapa tahu akan dibutuhkan oleh orang tersebut.
Kamu juga bisa melakukan pendekatan sebaliknya. Carilah komunitas-komunitas yang memiliki peluang besar untuk menjadi calon pelangganmu. Ikutilah kegiatan-kegiatan yang diikuti banyak orang, yang memberimu kesempatan untuk berkenalan dengan banyak orang baru, sambil mengenalkan usahamu. Kalau pun kenalan barumu belum akan menjadi calon pembeli, mungkin dia kenal orang yang tertarik untuk membeli barang daganganmu atau menggunakan jasamu.
5. Memanfaatkan Influencer
Ketika mendengar kata influencer, kamu mungkin akan berpikir tentang para selebgram atau selebtwit dengan follower ratusan ribu dan rate yang tinggi. Ya, mereka memang termasuk influencer, tetapi influencer bukan hanya mereka.
Lihatlah di sekelilingmu. Ada banyak figur-figur yang kamu jumpai sehari-hari yang memiliki pengaruh yang cukup besar di lingkungan mereka masing-masing. Pak RT, misalnya. Atau temanmu yang bekerja di perusahaan dengan banyak karyawan. Kamu bisa meminta bantuan mereka dengan beberapa cara.
Kalau usahamu di bidang makanan kemasan, misalnya, kamu bisa menitipkan sejumlah sample kepada mereka. Mintalah temanmu untuk membawanya ke kantornya untuk dicicipi oleh rekan-rekannya. Atau, kalau ada acara di RT-mu, berikan sejumlah sample sebagai sumbanganmu untuk konsumsi. Tentunya kamu bisa meminta mereka untuk mengumumkan, kalau ada yang ingin membeli, bisa menghubungimu segera.
Tentu saja kamu juga bisa menghubungi influencer di media sosial, dan menegosiasikan bentuk kerja sama. Banyak influencer yang tidak berkeberatan untuk memposting produkmu tanpa bayaran, asal barang itu menjadi milik mereka. Sebagian memang memasang tarif. Kamu hanya perlu menghitung tarifnya masuk akal atau tidak.
Kamu bisa mulai mencoba 5 strategi pemasaran jitu di atas sekarang. Dan maksimalkan strategi pemasaran tersebut dengan menggunakan majoo.