Wabah COVID-19 menghantam berbagai sektor ekonomi. Namun, siapa sangka situasi ini justru menguntungkan bisnis laundry kiloan. Pasalnya, cara pandang yang berubah tentang kebersihan membuat orang lebih sering mencuci, jasa laundry pun menerima banyak pesanan.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh ketua Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI). Konon permintaan jasa laundry meningkat hingga 50% sejak adanya virus corona.
Ekonomi memang perlu terus bergulir, namun kesehatan dan keselamatan juga tetap harus menjadi prioritas. Mengingat kebutuhan pasar yang meningkat, maka para pemilik bisnis laundry sebaiknya menerapkan protokol kesehatan yang ketat di fase new normal ini. Di bawah ini beberapa tips untuk kamu.
1. Perlengkapan perlindungan diri bagi karyawan
Boleh saja usaha laundry milikmu beroperasi seperti biasa, tapi kesehatan harus diutamakan. Salah satunya, pastikan karyawan selalu memakai perlengkapan perlindungan diri.
Mulai dari masker kain, sarung tangan, hingga face shield. Selain interaksi dengan konsumen, baju kotor juga memiliki risiko kontaminasi silang. Maka, perlengkapan perlindungan diri wajib digunakan.
2. Sistem drive-thru
Penting sekali untuk meminimalisasi kontak antara karyawan dengan konsumen. Seperti diketahui, salah satu poin penting dari protokol kesehatan di era new normal adalah pembatasan sosial. Sistem drive-thru dapat menjadi jawaban.
Tidak perlu membuat sistem yang rumit. Cukup dengan meminta konsumen untuk menginformasikan via WhatsApp saat akan mengantar cucian kotor. Informasi nama pelanggan, nomor plat kendaraan, serta berbagai informasi lain yang dibutuhkan disampaikan sebelumnya melalui WhatsApp.
Sebaliknya, saat sudah selesai, karyawan menginformasikan bahwa order sudah siap dan dapat diambil pada waktu tertentu.
3. Pembayaran digital
Masih berkaitan dengan sistem drive-thru, jauh lebih baik bila pembayaran pun diselesaikan melalui sistem transfer. Pelanggan harus mengirimkan pembayaran setelah menerima informasi bahwa cuciannya sudah selesai.
Jadi, saat mengambil pesanan, karyawan benar-benar tinggal menyerahkan pakaian bersih dan nota. Interaksi yang dibutuhkan mungkin tidak akan sampai satu menit, tidak perlu banyak komunikasi langsung yang berisiko adanya paparan droplet.
Kamu juga bisa menerapkan aturan “tanpa uang tunai” atau cashless sehingga mengurangi kontak antara pelanggan dengan kasir, serta kontak tidak langsung pelanggan dengan pelanggan lain melalui perantara lembaran uang. Gunakan aplikasi kasir online untuk mempermudah semua transaksi dengan pelangganmu.
4. Perlakuan khusus pada pakaian
Karakter virus corona yang disebut-sebut dapat menempel pada permukaan benda, dalam rentang waktu tertentu, membuat perlakuan pada pakaian atau benda kotor lainnya harus ekstra.
Sebagai contoh, jika sebelumnya proses mencuci digabungkan, kini cucian sebaiknya hanya dicuci per pesanan pelanggan.
5. Disinfeksi peralatan
Bisnis laundry harus menambahkan proses disinfeksi dalam daftar rutinitas wajib harian. Bagian dalam mesin cuci, keranjang baju, hingga alas setrika, perlu diberi cairan disinfektan.
Tidak hanya itu, seluruh ruangan pun sebaiknya diberi cairan disinfektan setiap sebelum dan selesai operasional.
Disinfeksi ini ditujukan untuk menghindari risiko terjadinya kontaminasi silang. Dengan cara ini, diharapkan bisnis tetap dapat berjalan dan karyawan serta konsumen pun tetap aman.