Menjadi wirausahawan bukanlah hal yang mudah. Mungkin memang ada orang yang terlahir dengan insting bisnis yang kuat, tetapi untuk mampu mengelola bisnis dengan baik dan hingga sukses, perlu proses belajar yang panjang dan dukungan dari banyak pihak.
Bagi kamu yang merasa masih pemula, tidak perlu takut dan cemas. Mungkin lebih tepatnya, tidak perlu takut akan rasa cemas. Rasa cemas, khususnya dalam mengambil keputusan, mengingatkanmu untuk menanyakan pada dirimu sendiri, apakah kamu sudah mempertimbangkan semua faktor sebelum mengetuk palu. Takutlah ketika rasa cemas itu tidak ada saat kamu mengambil keputusan.
Yang harus diterima oleh para wirausahawan pemula adalah betapa banyaknya hal baru yang harus dipelajari, dan betapa kegagalan atau salah langkah merupakan pelajaran yang harus dialami.
Nah, kamu sudah mantap menjadi wirausahawan. Apa saja yang harus kamu perhatikan agar kamu dapat mengelola bisnismu dengan baik?
Ketahui Proses dari Hulu ke Hilir
Dalam semua bidang usaha, ada rangkaian proses yang terjadi di belakang layar. Mulai dari pengadaan bahan baku, pengolahan, sampai ke pengantaran barang jadi ke konsumen. Kamu, sebagai pemilik usaha, harus mengetahui dan memahami seluruh proses yang ada di dalam usahamu.
Dengan mengetahui dan memahami seluruh proses ini, kamu bisa memperkirakan pada titik mana di dalam proses itu mungkin akan terjadi kendala. Apa saja kendala yang mungkin terjadi? Bagaimana solusinya?
Sebagai contoh, bahan baku untuk pembuatan barang yang kamu jual, didatangkan dari kota lain. Prosesnya adalah kamu melakukan PO, pemasok memastikan bahan baku yang kamu pesan ada, kamu melakukan pembayaran deposit, pemasok melakukan pengiriman, dan dalam tiga hari pesanan akan kamu terima, dan kamu bisa melunasi pesanan tersebut.
Kamu harus bersiap untuk kemungkinan terburuk dari proses tersebut. Bagaimana kalau pemasok tidak kunjung merespon PO-mu? Kapan kamu akan menghubungi mereka? Satu jam setelah mengirim PO atau 1 x 24 jam?
Bagaimana kalau pemasok mengatakan bahwa bahan baku yang kamu pesan sedang kosong? Apakah kamu sudah punya pemasok lain sebagai cadangan? Atau bisakah produksimu ditunda sampai stoknya ada? Dan seterusnya, dan seterusnya.
Meskipun kemungkinan terjadinya kendala ini sangat kecil, mungkin bahkan tidak sampai satu persen, selama masih ada kemungkinannya, maka masih bisa terjadi. Dan kamu sebaiknya siap dengan beberapa solusi alternatif pada saat itu terjadi.
Ciptakan Sistem Koordinasi Kerja
Sistem koordinasi dan alur komando ini sangat diperlukan baik dalam usaha skala kecil maupun skala besar. Semua orang yang terlibat dalam usahamu ini harus tahu siapa yang bertanggung jawab atas apa, siapa melapor kepada siapa, siapa memberi arahan, dan juga kapan.
Siapa yang harus membuat laporan penjualan harian? Kepada siapa laporan itu harus diserahkan, dan kapan? Siapa yang akan mengambil alih tanggung jawab itu ketika si pembuat laporan berhalangan karena sakit atau hal lain? Kalau supervisor mengizinkan seorang pegawai pulang lebih awal, tetapi kamu tidak, siapa yang harus didengarkan dan diikuti?
Adanya sistem koordinasi dan alur komando ini, yang harus kamu ciptakan sendiri, akan membuat kegiatan harian usahamu dapat berjalan lebih lancar tanpa sandungan.
Patuh pada Budget
Dalam menjalankan usaha, budgeting memegang peranan penting. Kamu harus selalu mengendalikan biaya yang harus kamu keluarkan, agar usahamu memiliki keuntungan. Biasanya, pada awal tahun, kamu harus membuat anggaran pengeluaran dan estimasi pemasukan supaya usahamu dapat berjalan dengan baik.
Namun, ada kalanya faktor eksternal membuat rencana pengeluaranmu membengkak. Misalnya, ada kenaikan harga bahan baku yang cukup signifikan. Atau ada kejadian lain yang di luar kuasa kita: tiba-tiba AC rusak. Atau, ada ide untuk meluncurkan kampanye marketing yang belum sempat dianggarkan.
Dalam situasi ini, kamu harus sangat bijak dan berhati-hati dalam mengambil keputusan. Kalau kamu ingin memotong pengeluaran lain untuk menutup pengeluaran dadakan ini, kamu harus sudah memahami konsekuensinya. Bahkan kalau kamu memutuskan menyuntikkan dana tambahan ke anggaranmu, ada risiko yang harus kamu waspadai.
Tanpa Manusia, Sistem Tidak Ada Gunanya
Kamu harus selalu ingat, semenjanjikan apa pun potensi keuntungan suatu usaha, usahamu tidak akan berjalan tanpa ada orang-orang yang membantumu. Pastikan kamu mengutamakan kesejahteraan mereka.
Tidak masuk akal bila kamu menggaji orang di bawah standar gaji yang layak. Jangan izinkan mereka, apalagi memaksa, untuk terus menerus kerja lembur, karena selain kinerja mereka akan menurun, daya tahan tubuh mereka pun akan turun. Kalau mereka sakit dan tidak bisa bekerja, malah menjadi bumerang bagi bisnismu. Ketika kinerja mereka bagus, beri penghargaan yang layak. Kalau keuntunganmu mencapai target, beri mereka bonus.
Pelanggan usahamu adalah Pelangganmu
Sebagai pemilik usaha, kamu adalah bisnismu. Citra pemilik usaha di mata pelanggan sama pentingnya dengan citra usahamu. Ketika seorang pelanggan disambut oleh pemilik usaha, didengarkan keluh kesahnya, apalagi ketika namanya diingat oleh si pemilik, kesetiaannya pada usahamu akan naik berlipat ganda. Jangan menunggu sampai mereka mengajukan keluhan, baru kamu hampiri mereka.
Jeli Melihat Peluang
Terkadang, bagi pemula, segala sesuatu bisa terlihat seperti peluang. Kamu tidak perlu gegabah dan terburu-buru memutuskan untuk mengejarnya, sebelum kamu mempertimbangkan baik-baik segala konsekuensi dan risikonya. Ketika ditawari booth gratis dalam suatu pameran, misalnya. Ini bisa merupakan peluang emas, tetapi juga bisa menjadi hal yang sia-sia. Bisa jadi pengunjung pameran itu bukan target pasarmu, atau konsepnya bertentangan dengan jenis usahamu.
Di sisi lain, peluang yang sebenarnya, bisa jadi terlihat sangat intimidatif, entah dari skalanya, atau dari biayanya. Tokomu ditawari ikut pameran di luar negeri, misalnya. Mungkin kamu merasa belum siap, atau khawatir dengan biaya yang harus kamu keluarkan. Namun, siapa tahu justru bisa menjadi peluang emas namamu dan tokomu dikenal di dunia internasional?
Terus Bertumbuh dan Berkembang
Ketika usahamu nanti sudah sampai di titik stabil, secara keuangan mungkin kamu sudah bisa lega dan merasa nyaman. Tetapi, sebagai pengusaha, kamu harus terus memikirkan pertumbuhan dan perkembangan usahamu. Bagaimana caranya usaha ini bisa menjadi lebih besar? Bagaimana bisa mencakup pasar yang lebih luas? Sudah perlukah membuka cabang baru? Atau membuat produk-produk baru?
Sedetik saja kamu berhenti melangkah, usahamu bisa disalip oleh kompetitormu.
Hal-hal di atas sangat perlu kamu perhatikan dalam mengelola bisnis, khususnya bagi pemula. Perlu diingat, yang disampaikan di atas baru sebagian saja. Masih ada banyak lagi, dan kamu bisa mempelajarinya dari kisah-kisah sukses para pengusaha.