Apakah kamu pernah mendengar sociopreneur, sebuah istilah yang belakangan ini booming di tengah masyarakat kita? Sociopreneur merujuk pada seorang pelaku usaha yang menggerakkan bisnisnya dengan basis isu-isu sosial dan berkontribusi dalam penanganan isu tersebut.
Biasanya, profit yang dicapai bukan hanya berupa keuntungan materi, melainkan nilai manfaat yang diberikan untuk masyarakat. Dalam hal ini, pelaku usaha menjadikan pemberdayaan masyarakat sebagai misi dalam usahanya.
Melalui misi tersebut, tujuan yang dicapai bisa beragam. Misalnya, meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengembangkan keahlian dan pengetahuan, menumbuhkan rasa percaya diri masyarakat, serta memajukan kesejahteraan umum.
Pada prinsipnya, kewirausahaan sosial berfungsi memberikan dampak yang baik untuk kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan jika ingin menjadi pelaku usaha sosial. Mari kita bahas bersama!
Pahami masalah yang terjadi di lingkungan sosial
Mengidentifikasi masalah merupakan langkah utama untuk memulai sebuah usaha. Dalam konteks ini, dengan memahami masalah yang terjadi di lingkungan sosial maka kamu akan tahu hal apa yang menjadi objek kewirausahaan sosial.
Permasalahan yang diperjuangkan bisa berasal dari kegelisahan pelaku usaha terhadap kondisi sosial tertentu. Kamu perlu menentukan masalah dengan spesifik agar target dan tujuan yang ditawarkan terarah dan jelas.
Setelah melihat masalah yang ada, kamu dapat mencari tahu sumber atau akar dari permasalahan tersebut. Kemudian, mengenali kapasitas dan keahlian yang kamu miliki agar usaha sosial yang dijalani dapat berjalan dengan optimal.
Tentukan target yang dituju
Usai melakukan identifikasi masalah secara spesifik, langkah selanjutnya adalah menentukan target yang dituju. Umumnya, target sasaran dalam permasalahan sosial sekaligus menjadi objek.
Pasalnya, masalah yang terjadi di lingkungan sosial berhubungan dengan objek yang terkena dampak. Contohnya, di Biyung Indonesia yang berfokus pada perempuan bantu perempuan, target pasar yang dituju adalah pengguna pembalut sekali pakai.
Menurut Biyung Indonesia, penggunaan pembalut sekali pakai memiliki banyak dampak buruk bagi lingkungan. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk membeli pembalut sekali pakai setiap bulan pun relatif besar.
Berkaitan dengan itu, target pasar dalam kewirausahaan sosial tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga objek yang mendapatkan manfaat dari jasa atau produk usaha.
Riset untuk keberlangsungan jangka panjang
Agar bisnis mampu bertahan serta menguntungkan, pelajari masalah dan segala dampaknya bagi lingkungan sekitar. Riset tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya diskusi dengan orang terdekat atau yang memahami masalah serupa dan membaca literatur tepercaya.
Dalam hal pemberdayaan masyarakat, permasalahan yang timbul seringkali beragam dan kompleks. Dengan melakukan riset, pelaku usaha dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah sosial yang akan diselesaikan.
Fungsi dari riset ini juga memastikan agar kewirausahaan sosial yang kamu jalani tidak hanya sekadar musiman saja, tetapi dapat berlangsung untuk jangka panjang. Tidak hanya itu, riset juga memberi ruang bagi pemilik usaha untuk berhitung terkait potensi keuntungan dari bisnis yang akan dijalankan.
Meskipun keuntungan materi bukanlah satu-satunya fokus dalam kewirausahaan sosial, bagi sebuah entitas bisnis, keuntungan merupakan hal mutlak yang perlu diperoleh. Setelah memperoleh konklusi dari riset yang menyeluruh, kamu dapat mulai menyusun strategi yang tepat dalam menjalankannya.
Pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu fokus
Sesudah mengidentifikasi masalah dan melakukan riset, pelaku usaha sosial mengetahui langkah apa yang akan diambil. Nah, memperhatikan kebutuhan masyarakat dapat meningkatkan potensi tercapainya tujuan seperti pemberdayaan masyarakat.
Contohnya, sebuah kewirausahaan sosial bernama Du Anyam yang menemukan cara mempromosikan dan menghargai hasil kerja penganyam dari berbagai daerah kecil di Indonesia. Du Anyam melihat masalah yang dihadapi masyarakat antara lain sulitnya akses terhadap kesejahteraan finansial dan fasilitas kesehatan.
Permasalahan tersebut memunculkan sebuah peluang yaitu mempromosikan serta mendistribusikan kreasi anyaman mereka baik ke pasar lokal maupun internasional. Dengan demikian, para penganyam dapat mengatur pendapatan keluarga dan mencapai taraf kesejahteraan yang lebih baik.
Memiliki tim dengan visi yang sama
Kamu mungkin membutuhkan bantuan orang lain untuk menjaga semangat dan motivasi dalam menjalankan sebuah usaha. Sebuah tim dengan visi yang sejalan merupakan salah satu sumber energi dalam menjalankan kewirausahaan sosial.
Kehadiran tim dengan semangat dan tujuan yang sama sangat penting demi berjalannya sebuah usaha. Visi yang kuat dan tim yang kompak akan memudahkanmu untuk menjalankan misi-misi yang sudah disepakati.
Pada akhirnya, pelaku usaha dan tim mampu bergerak harmonis serta selalu solid. Ketika kerja sama tim sudah kompak maka tanggung jawab lain bisa dilakukan dengan mudah.
Ciptakan hubungan dengan masyarakat
Punya keinginan untuk mengubah kondisi saja tidak cukup, kamu perlu menjalin relasi atau hubungan dengan masyarakat. Seperti yang sudah diketahui, masyarakat akan menjadi konsumen sekaligus pihak yang akan kamu bantu.
Adapun membangun kedekatan tersebut bisa dilakukan dengan dua cara yaitu melalui interaksi media sosial ataupun terjun langsung. Hal ini akan menciptakan kedekatan antara pelaku usaha dan masyarakat sehingga kepercayaan pun tumbuh.
Tambahan pula, untuk pemberdayaan masyarakat, hubungan yang dijalin tidak bisa hanya ala kadarnya. Oleh karena itu, komunikasi sangat penting agar apa yang kamu lakukan sesuai dengan tujuan.
Selain itu, membangun hubungan dengan masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk berbagi informasi satu sama lain. Dengan demikian, bisnis yang kamu tekuni dapat menginspirasi orang lain dan masyarakat dapat turut berkontribusi di dalamya.