Belakangan ini, diet flexitarian mulai digemari oleh berbagai kalangan. Diet yang mengadopsi gagasan vegetarian secara fleksibel ini dianggap sebagai diet manjur bagi mereka yang ingin memangkas kalori untuk mendapatkan berat badan yang diinginkan. Sesuai dengan namanya yang menggabungkan kata flexible dan vegetarian, diet yang satu ini menekankan pada pola makan yang meninggalkan berbagai macam olahan daging seperti gaya hidup vegetarian, tetapi tetap diperkenankan mengonsumsinya sekali waktu jika memang ingin. Berbeda dengan vegetarian yang benar-benar tidak memakan daging dan hanya mencukupi kebutuhan gizinya dari makanan yang diolah dari tumbuh-tumbuhan saja.
Mengapa banyak orang yang memilih untuk menganut pola makan flexitarian, ya? Mari kita simak bersama-sama!
Menghindari sejumlah risiko penyakit
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa memakan daging merah dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kanker. Sebagai salah satu penyakit paling mematikan dengan penanganan yang tidak bisa dibilang murah, orang-orang sebisa mungkin menghindari penyakit yang satu ini. Flexitarian dianggap sebagai salah satu solusinya karena pola makan diet ini mengurangi konsumsi daging secara drastis. Selain kanker, mereka yang mencoba pola makan flexitarian juga terhindar dari berbagai penyakit lainnya seperti penyakit jantung maupun diabetes. Memang risiko penyakit-penyakit tersebut tidak hilang sama sekali, tetapi tingkat risikonya menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikuti pola makan flexitarian dan mengonsumsi daging secara rutin.
Diet manjur untuk mengurangi berat badan
Rutin mengikuti pola makan flexitarian tidak hanya mampu menurunkan tingkat risiko berbagai penyakit seperti kanker, penyakit jantung, maupun diabetes saja, tetapi juga membantu untuk mengurangi berat badan secara sehat. Karena diet ini lebih banyak memfokuskan pola makan pada konsumsi sayur dan kacang-kacangan, serta sebisa mungkin menghindari konsumsi daging, mereka yang mengikuti pola makan ini secara otomatis memiliki tingkat konsumsi kalori yang lebih rendah dibanding mereka yang bukan seorang flexitarian. Selisih konsumsi kalori ini berasal dari kandungan kalori sayur serta kacang-kacangan yang memang lebih rendah dibanding dengan produk hewani, sehingga tak heran jika pola makan flexitarian ini dapat membantu seseorang mendapatkan berat badan 15% lebih rendah ketika diterapkan secara rutin.
Namun, tenang saja, konsumsi daging pada flexitarian tidak dihilangkan sama sekali, tetapi dikurangi karena pola makan ini masih menggabungkan produk nabati dengan hewani, sehingga penurunan berat badan yang dihasilkannya juga cenderung sehat karena kebutuhan gizi dan protein hewani masih tetap diasup sekali waktu.
Fleksibel, tetapi tidak asal
Meski pola makan flexitarian masih memperbolehkan seseorang mengonsumsi daging, bukan berarti bisa dilakukan dengan asal. Sebagai diet manjur yang nyaris mendekati gaya hidup vegetarian, konsumsi daging pada flexitarian dilakukan dengan intensitas yang tidak begitu sering. Ditambah lagi, daging yang dapat dikonsumsi pun kerap diolah dengan cara yang sealami mungkin, misalnya saja dengan merebus atau mengukus daging yang akan dikonsumsi. Dengan demikian, flexitarian juga manjur untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah serta zat-zat karsinogen yang biasanya dapat ditemukan pada produk daging yang diolah dengan cara dibakar langsung dengan api. Porsi daging yang dapat dikonsumsi pun harus diperhatikan dengan baik agar tidak lebih dari yang dibutuhkan oleh tubuh.
Mulai berkenalan dengan buah dan sayuran
Karena konsumsi daging yang banyak dikurangi dalam pola diet manjur ini, maka konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran pun perlu ditingkatkan. Sayur-sayuran, baik sayuran hijau, kacang-kacangan, maupun biji-bijian menjadi santapan utama untuk memastikan tubuh mendapatkan protein yang dibutuhkan. Kacang-kacangan dan biji-bijian menjadi andalan dalam pola makan flexitarian karena kandungan gizinya yang kaya menjadi pengganti utama untuk gizi dari produk daging yang dikurangi. Sementara itu, buah-buahan juga dibutuhkan untuk menggantikan gula yang juga dikurangi konsumsinya dalam pola makan flexitarian. Benar sekali, selain daging-dagingan, flexitarian juga memangkas konsumsi gula yang memang mengandung banyak sekali kalori, oleh karena itu mereka yang mengikuti pola makan ini bisa mendapatkan berat badan yang diidam-idamkan. Bagi mereka yang ingin mencoba pola makan flexitarian, persediaan buah harus selalu tersedia agar tubuh tidak mudah lemas.
Mengikuti pola makan kekinian yang mengutamakan kesehatan
Semakin maju, banyak orang yang semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, bahkan dari cara-cara yang paling sederhana, yaitu dengan menjaga pola makan. Diet flexitarian pun tak terkecuali, dan bahkan menjadi salah satu cara yang solutif untuk menjawab keinginan banyak orang untuk memiliki pola makan yang sehat, tetapi tidak terlalu membatasi. Tidak semua orang bisa dengan mudah meninggalkan konsumsi daging meski telah mengikuti manfaat yang akan didapatkan bagi kesehatan jika berhenti mengonsumsi daging. Oleh karena itu, flexitarian yang masih memperbolehkan konsumsi daging dan secara cermat mengombinasikan produk olahan daging dengan asupan gizi dari sayur serta kacang-kacangan menjadi alternatif yang banyak disukai.
Tidak ada standar atau ketentuan mengenai seberapa sering pelaku diet ini dibolehkan makan daging. Mau satu kali sehari, satu kali seminggu, atau hanya beberapa kali setahun, tergantung dan terserah pada individunya masing-masing.
Flexitarian kerap dimanfaatkan untuk melatih tubuh agar dapat benar-benar terlepas dari ketergantungan akan konsumsi daging dalam jangka panjang. Tidak jarang orang menjadi vegetarian secara penuh setelah beberapa saat mencoba pola makan flexitarian.
Memiliki tubuh yang sehat dengan berat badan yang ideal tentu menjadi impian hampir semua orang. Tidak mengherankan jika karenanya banyak orang tertarik untuk mencoba pola makan flexitarian. Pola konsumsi daging yang fleksibel membuat orang tidak merasa sepenuhnya berdiet, tetapi tetap mendapatkan manfaat-manfaat yang ditawarkan. Ditambah lagi, kini tidak juga tidak begitu sulit menemukan berbagai produk kuliner yang sudah disesuaikan dengan beragam gaya hidup sehat, termasuk bagi kamu yang tengah mengikuti pola makan flexitarian!