Menghindari Panic Buying, Menekan Dampak Coronavirus

Penulis Ajar Pamungkas
23 March 2020

article thumbnail

Kita dapat mendorong masyarakat untuk menghindari melakukan panic buying sebagai bentuk kontribusi kita dalam melewati pandemi akibat coronavirus

Penyebaran coronavirus yang menyebabkan penyakit COVID-19 tidak hanya perkara kesehatan semata, tetapi juga berdampak pada kegiatan sosial ekonomi masyarakat, misalnya saja dengan adanya panic buying, penyebaran hoaks, dan banyak fenomena lainnya. Melewati sebuah pandemi memang bukan sesuatu yang biasa kita hadapi, tak heran jika banyak orang yang merasa khawatir atau takut, dan melakukan sesuatu atas dasar kepanikan.

Sebagai pelaku usaha, khususnya yang bergerak di bisnis barang kebutuhan sehari-hari, angka penjualan yang melonjak tinggi karena banyak orang yang tiba-tiba melakukan pembelian secara intens memang sesuatu yang patut disyukuri. Meski demikian, jika lonjakan angka penjualan ini disebabkan oleh sebuah pandemi, tentunya kita juga justru harus menghindarinya agar tidak memberikan dampak yang lebih serius ke depannya, mulai dari kelangkaan barang kebutuhan, hingga penumpukan barang oleh pelanggan yang membeli secara massal. Di samping itu, menekan jumlah transaksi yang dilakukan karena kepanikan juga dapat membantu memberikan ketenangan kepada pelanggan, karena semua orang dapat mengakses barang yang dibutuhkan dengan mudah secara merata.

Bagi kamu yang bergerak di bisnis barang kebutuhan sehari-hari, beberapa langkah berikut bisa kamu lakukan untuk membantu kita melewati masa-masa yang sulit ini:

Tawarkan layanan antar barang belanjaan

Agar coronavirus tidak mudah menyebar semakin luas, sejumlah pemerintah daerah sudah mengimbau diberlakukannya swakarantina, di mana masyarakat diharapkan tidak keluar rumah jika tidak ada urusan yang benar-benar penting. Beberapa orang mungkin sudah memastikan persediaan barang kebutuhan sehari-hari mereka telah terpenuhi sebelum melakukan swakarantina, tetapi masih banyak pula yang masih membeli barang kebutuhan sehari-hari secara berkala. Untuk membantu program pemerintah di daerah-daerah yang memberlakukan swakarantina, kamu bisa menawarkan layanan antar barang. Cukup sediakan katalog secara online untuk calon pembeli berbelanja, dan barang yang sudah dipilih akan diantarkan ke rumah. Cara ini juga membantu agar masyarakat tidak tergesa-gesa membeli barang kebutuhan dalam jumlah besar, sehingga dampak ekonomi COVID-19 pun dapat ditekan.

Lakukan pembatasan pembelian

Ditetapkannya COVID-19 sebagai sebuah pandemi menandakan bahwa penyakit yang satu ini mewabah secara global dalam satu waktu, sehingga sebagian proses ekspor-impor pun terhenti sebagian maupun sepenuhnya. Lebih lanjut, ini menyebabkan persediaan barang kebutuhan yang beredar menjadi terbatas dan rentan terhadap kelangkaan. Membeli barang secara banyak dengan tergesa-gesa dapat mempercepat terjadinya kelangkaan yang nantinya akan memperparah dampak pandemi ini. Agar hal tersebut tidak terjadi, sejumlah tempat usaha memberlakukan pembatasan pembelian, khususnya bagi barang-barang yang paling banyak dibutuhkan.

Pembatasan pembelian yang dimaksud di sini adalah upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk membatasi jumlah barang yang bisa dibatasi oleh seorang pelanggan. Di Kota Malang, misalnya, dilakukan pembatasan pembelian beras, sehingga satu orang hanya bisa membeli maksimal 25 kg beras saja. Di sejumlah kota lain, baik pelaku usaha maupun pemerintah daerah setempat juga memberlakukan aturan serupa untuk berbagai jenis barang lain, mulai dari gula, tepung terigu, termasuk barang-barang kebutuhan kesehatan seperti masker dan hand sanitizer.

Pembatasan pembelian dapat dilakukan untuk menghindari panic buying yang dapat memperparah dampak penyebaran coronavirus

Cegah praktik penimbunan barang

Selain pembelian dalam jumlah banyak yang dilakukan secara tergesa-gesa, masalah lain yang umumnya mengikuti pandemi adalah perilaku untuk melakukan pembelian dalam jumlah banyak untuk dijual kembali dengan harga yang jauh lebih mahal ketika terjadi kelangkaan. Praktik seperti ini tentunya akan memberikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat yang sudah kelimpungan dihantam wabah coronavirus. Sebagai pelaku usaha, kamu tentunya tetap harus mengatur arus keluar-masuk barang yang kamu jual, khususnya sebagai upaya untuk menghindari kelangkaan dengan tidak menjual seluruh persediaan produk dalam satu waktu. Namun, ada baiknya dulu mengesampingkan keinginan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya di saat yang krusial semacam ini. Sebaliknya, pastikan tidak terjadi praktik penimbunan barang dan selalu jual dengan harga normalnya meski banyak permintaan untuk barang tersebut.

Transaksi digital untuk mencegah penyebaran coronavirus

Uang merupakan media yang umum menjadi pembawa virus. Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk mempertimbangkan opsi pembayaran dengan uang digital sehingga kamu bisa memastikan tidak ada kontak fisik secara langsung yang dapat membahayakanmu dan juga pelanggan. Jika memang tidak memungkinkan, minta agar pelanggan sebisa mungkin membayar belanjaannya dengan uang pas, sehingga kamu tidak perlu memberikan uang kembalian yang bisa menjadi pembawa virus.

Ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan sebagai pelaku usaha untuk membantu pemerintah dan masyarakat umum memerangi pandemi COVID-19. Kita bahkan dapat berkontribusi dengan menenangkan para pelanggan kita agar tidak terjebak melakukan panic buying yang dalam jangka panjang justru akan merugikan semua pihak. Mari kita menyongsong Indonesia yang lebih sehat bersama-sama!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo