Saat pertama kali muncul, pandemi coronavirus diproyeksikan akan mengurangi jumlah UMKM yang ada di Indonesia. Bagaimana tidak, dampak coronavirus memang banyak dirasakan oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Namun, setelah beberapa bulan berjalan, justru ada sejumlah fakta menarik yang muncul terkait geliat usaha mikro, kecil, serta menengah ini; beberapa di antaranya adalah:
30% Usaha Kecil dan Menengah Terdampak Pandemi
Coronavirus yang mulai menyerang di awal tahun 2020 ini bukan hanya berpengaruh pada masalah kesehatan saja. Mudahnya penyebaran virus yang menjadi pandemi ini memaksa pemerintah setempat untuk memberlakukan aturan-aturan khusus maupun imbauan yang bertujuan untuk menghentikan pandemi. Mulai dari pemberlakuan jam malam, pembatasan sosial dan fisik, serta pembatasan sosial berskala besar. Dengan adanya upaya-upaya pencegahan penyebaran pandemi tersebut, permintaan bisnis pun turun drastis hingga mengganggu sekitar 30% UMKM yang ada di Indonesia. Tak sedikit pula usaha yang terpaksa harus gulung tikar karena terdampak oleh pandemi.
Muncul 70% Inovasi Baru dalam Dunia UMKM
Meski menerima dampak paling besar dari adanya pandemi, usaha kecil dan menengah tak lantas mati begitu saja. Justru dengan adanya pandemi ini, para pelaku usaha pun memutar otak dengan lebih keras. Sebagai hasilnya, sejak awal pandemi hingga sekarang, muncul 50%-70% UMKM baru yang bergerak dengan beragam inovasi kreatif. Meski inovasi-inovasi kreatif ini juga tak lepas sepenuhnya dari dampak pandemi, tetapi keuntungan yang didapatkan masih tergolong cukup besar dan mampu membuatnya bertahan.
Perlahan Bangkit dengan Program Bantuan Pemerintah
Selain munculnya inovasi kreatif, UMKM juga dapat tetap bertahan meski diterpa oleh pandemi berkat sejumlah program bantuan yang digelontorkan oleh pemerintah. Bantuan-bantuan yang diberikan untuk mempertahankan keberlanjutan UMKM pun tidak hanya datang di tingkat nasional semata. Pemerintah-pemerintah daerah juga memiliki sejumlah program bantuan sendiri sehingga di akhir tahun 2020 ini, UMKM diproyeksikan dapat bangkit kembali sebagai pahlawan penyokong ekonomi negara di tingkat paling bawah.
Dunia Digital Menjadi Penting untuk Mempertahankan UMKM
Para pelaku usaha tak lagi dapat menutup mata tentang pentingnya digitalisasi bisnis. Upaya-upaya pembatasan penyebaran pandemi yang mengganggu bisnis konvensional membuat dunia digital menjadi primadona yang sayang untuk dilewatkan. Kementerian Koperasi dan UKM bahkan mencatat adanya peningkatan penjualan di platform-platform e-commerce hingga 26% menjadi sekitar 3.100.000 transaksi per hari dibandingkan dengan angka penjualan sebelum pandemi.
Meningkat 5 Juta Dari Tahun 2017
Jika di tahun 2017 Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 59.200.000 pelaku usaha kecil dan menengah, pada bulan September 2020 angka ini naik menjadi sekitar 64.000.000. Jumlah UMKM yang tercatat tersebut sudah mencakup sekitar 99,9% keseluruhan UMKM yang ada di Indonesia. Sekitar 8.000.000 dari UMKM yang ada juga hadir dalam platform digital. Mengingat kuatnya penggunaan platform digital untuk menghadapi pandemi, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan di akhir tahun 2020 akan ada sekitar 10.000.000 UMKM yang hadir dalam platform digital. Kamu bisa menjadi salah satu di antaranya dengan menikmati digitalisasi proses bisnis yang ditawarkan oleh aplikasi POS seperti aplikasi majoo, lho!