Belakangan ini, bisnis vape menjadi industri yang tumbuh dengan sangat cepat. Semakin banyak perokok yang beralih pada vape. Sebagian besar konsumen beralih karena alasan keamanan, vape atau rokok elektrik dianggap sebagai pilihan yang lebih aman dibanding rokok biasa.
Menurut data Public Health Inggris, uap dari rokok elektrik 95% lebih bersih dibandingkan asap rokok tembakau. Dilaporkan juga pada tahun 2017, seorang mantan perokok yang hanya menggunakan vape selama enam bulan, memiliki karsinogen dan senyawa racun lain yang lebih rendah.
Tak heran bila hal ini menjadi alasan utama kepopuleran vaping. Banyak sekali orang yang berhasil menghentikan kebiasaan merokok dengan beralih ke rokok elektrik atau vape.
Peluang bisnis vape
Bisnis vape sedang meningkat beberapa tahun terakhir ini. Ini adalah peluang bisnis yang tidak bisa dibiarkan. Sebagai seorang pebisnis, tentu kamu akan fokus pada area dengan potensi keuntungan yang besar, bukan?
Jika kita melihat data global, pertumbuhan dalam bisnis rokok elektrik ini luar biasa sekali. Pada tahun 2018, produk vape yang beredar di pasar sudah senilai $22,8 miliar. Jauh bertumbuh dibanding tahun 2013, nilainya hanya $4,2 miliar. Para ahli ekonomi memprediksi di tahun 2025 nilainya akan semakin bombastis, yaitu $61,4 miliar. Artinya sampai tahun 2025, bisnis ini masih memiliki peluang untuk tumbuh hingga 20%.
Melihat potensi keuntungan yang besar, orang pasti bertanya-tanya, berapa modal yang dibutuhkan?
Kebanyakan bisnis lain mungkin membutuhkan modal ratusan juta hingga miliaran rupiah. Menariknya, hal itu tidak terjadi pada bisnis rokok elektrik. Dengan modal di bawah 50 juta rupiah saja, kamu sudah bisa memulai bisnis yang satu ini.
Sementara itu, omzet rata-rata yang diperoleh para pebisnis vape dapat mencapai sekitar 30 juta per bulan. Nilai omzet ini terus meningkat dari waktu ke waktu. Di tahun 2019 lalu misalnya, rata-rata pebisnis vape mengalami peningkatan omzet sekitar 50%-60% dibandingkan tahun 2017.
Hal tersebut terjadi karena jumlah pengguna vape terus meningkat. Harga yang cukup kompetitif dibanding rokok konvensional juga sepertinya turut jadi faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pengguna vape. Apalagi sejak tahun 2016, tarif cukai rokok konvensional terus naik, harga jual pun naik. Bagi pengusaha rokok elektrik, hal tersebut justru merupakan angin segar.
Nah, bila kamu tertarik untuk menangkap peluang bisnis rokok elektrik ini, sebetulnya ada beberapa jenis usaha yang dapat kamu tekuni.
1. Membuka toko online
Pada awal kemunculannya, pasar vape di Indonesia banyak dikuasai oleh distributor dari Jakarta dan Bandung. Mereka menyediakan berbagai kebutuhan vaping dan menjualnya secara online.
Sampai saat ini, menjual rokok elektrik secara online masih menjadi bisnis yang menjanjikan. Masih cukup banyak orang yang mencari perlengkapan vape secara online. Apalagi jika kamu dapat membangun kepercayaan konsumen terkait kualitas produk yang kamu jual.
Seperti kebanyakan bisnis online, cara ini akan meminimalisir jumlah modal yang dibutuhkan sebab kamu tidak perlu menyewa tempat khusus.
2. Membuka gerai
Membuka gerai atau toko offline mungkin membutuhkan modal yang relatif besar, namun hal ini juga menjanjikan keuntungan lain. Para ahli pemasaran masih percaya bahwa tidak ada yang dapat menggantikan pengalaman interaksi secara langsung.
Dengan membuka gerai, kamu sebagai pemilik, akan memiliki kesempatan untuk bertemu konsumen dan berinteraksi. Jika kamu bisa menyediakan informasi yang lengkap dan jelas, kemungkinan besar konsumen akan memiliki pengalaman yang baik dan akan menjadi pelangganmu.
Vaporizer bukan barang sekali pakai, sehingga kamu memang perlu memberikan layanan purnajual. Wajar saja bila kamu memberi edukasi terkait cara penggunaan dan cara perawatan, konsumen akan simpati dan loyal. Apalagi jika kamu juga bisa membantu konsumen melakukan perawatan. Di gerai milikmu, tersedia layanan membersihkan vaporizer, misalnya.
3. Membuat produk likuid
Seperti diketahui, vaping bukan hanya membutuhkan vaporizer, melainkan juga likuid. Kebutuhan pengguna rokok elektrik akan likuid bahkan jauh lebih besar. Seorang vaper mungkin hanya memiliki satu vaporizer, tapi tidak menutup kemungkinan ia membeli beberapa jenis likuid dengan aroma yang berbeda-beda.
Pengguna rokok elektrik juga tidak harus membeli vaporizer secara rutin. Apabila dirawat dengan baik, bahkan satu vaporizer saja dapat bertahan untuk waktu yang panjang. Tidak demikian dengan likuid. Bila seorang pengguna vape hanya membeli satu jenis likuid pun, ia harus tetap membeli kembali saat likuid tersebut habis.
Sehingga peluang bisnis terkait vape ini bukan hanya membuka toko untuk menjual vaporizer dan likuid, tetapi kamu juga dapat membuat merek likuid sendiri dan menjadi pemasok likuid bagi toko-toko vape.
Untuk dapat memproduksi likuid sendiri, kamu tentu perlu melakukan riset mendalam dan mengurus perizinan. Bagian ini perlu diperhatikan baik-baik.
Memiliki bisnis rokok elektrik memang sangat menggiurkan. Ditambah lagi, sebagian besar pemilik bisnis ini berawal dari pengguna, sehingga menjalankan bisinisnya seperti memasuki playground.
Tetapi perlu diingat, bahwa bisnis rokok elektrik bukan hanya tentang berjualan kebutuhan vaping. Bisnis ini juga tentang wawasan dan kemampuanmu untuk menguji suatu produk yang akan dijual memang benar berkualitas, sehingga tidak membahayakan konsumen. Tentang kemampuanmu memberikan edukasi dan informasi yang lengkap kepada konsumen.
Ada banyak beban tanggung jawab dari menjalankan bisnis rokok elektrik, tapi ada banyak keuntungan juga yang menanti kamu.