Agribisnis: Pengertian, Peran Strategis dalam Ekonomi, Sistem Operasional, dan Contoh Nyata di Indonesia

Penulis Annisa Nur Indriyanti
19 August 2025

article thumbnail
Agribisnis adalah suatu sistem yang mencakup seluruh aktivitas, mulai dari hulu (sebelum produksi), proses produksi, hingga hilir (setelah produksi). 

Semua kegiatan ini saling terhubung dan bertujuan untuk menghasilkan produk pertanian yang bernilai ekonomi.

Apa Itu Agribisnis? Ini Pengertian Lengkapnya

Agribisnis adalah gabungan dari kata 'agrikultur' (pertanian) dan 'bisnis'. Secara singkat, agribisnis dapat diartikan sebagai bisnis yang bergerak di bidang pertanian. Namun, pengertian agribisnis jauh lebih luas dari sekadar bertani atau bercocok tanam.

Menurut para ahli, seperti John H. Davis dan Ray A. Goldberd (1957),  yang mempopulerkan istilah ini, agribisnis adalah jumlah total dari seluruh kegiatan yang terkait dengan produksi dan distribusi produk pertanian. 

Hal Ini mencakup seluruh rantai nilai, mulai dari tahap awal hingga produk sampai ke tangan konsumen.

Peran Penting Agribisnis dalam Ekonomi Nasional

Agribisnis memegang peran yang sangat penting dan strategis dalam ekonomi nasional, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam pertanian. 

Peran agribisnis  tidak hanya sebatas menyediakan bahan pangan, tetapi juga sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Berikut beberapa penjelasan mengenai peran penting agribisnis dalam ekonomi nasional:

Kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Agribisnis menyumbang persentase yang signifikan terhadap PDB suatu negara. Ini mencakup seluruh rantai nilai, mulai dari industri hulu (benih, pupuk), produksi di lahan pertanian, hingga industri hilir (pengolahan makanan dan minuman). Dengan demikian, pertumbuhan sektor agribisnis secara langsung akan meningkatkan nilai tambah ekonomi dan PDB nasional.

Penciptaan Lapangan Kerja

Sektor agribisnis adalah salah satu penyerap tenaga kerja terbesar. Keterlibatannya sangat luas, mulai dari petani, buruh tani, pekerja di pabrik pengolahan, hingga tenaga pemasaran dan distribusi. Ini secara efektif membantu mengurangi angka pengangguran, terutama di wilayah pedesaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Perolehan Devisa Negara

Agribisnis menjadi salah satu penyumbang devisa utama melalui kegiatan ekspor komoditas pertanian dan olahan. Produk-produk seperti minyak kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan rempah-rempah memiliki permintaan tinggi di pasar internasional. Peningkatan ekspor ini memperkuat neraca perdagangan dan stabilitas ekonomi nasional.

Ketahanan Pangan

Peran agribisnis dalam memastikan ketersediaan pangan yang memadai bagi seluruh penduduk adalah fundamental. Agribisnis memungkinkan produksi pangan yang efisien dan terintegrasi, mulai dari budidaya hingga distribusi. Dengan sistem yang kuat, suatu negara dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan menjaga ketersediaan stok, yang merupakan pilar penting dalam stabilitas sosial dan politik.

Pendorong Pembangunan Daerah

Kegiatan agribisnis sebagian besar berpusat di pedesaan, sehingga menjadi pendorong utama bagi pembangunan ekonomi di daerah tersebut. Hal ini mendorong pemerataan pendapatan, peningkatan infrastruktur (seperti jalan dan irigasi), serta pengembangan pusat-pusat ekonomi baru di luar kota-kota besar.

Sistem Operasional Agribisnis dari Hulu ke Hilir

Agribisnis memiliki sistem operasional dengan rangkaian kegiatan yang terintegrasi, mulai dari tahap awal produksi hingga produk sampai di tangan.

Dengan sistem yang terintegrasi ini, agribisnis mampu beroperasi secara efisien, menghasilkan produk berkualitas, dan berkontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional.

Berikut penjelasan mengenai sistem operasional agribisnis:

1. Subsistem Hulu (Input)

Tahap ini merupakan fondasi dari seluruh sistem agribisnis. Fokusnya adalah pada penyediaan semua sarana dan prasarana yang diperlukan untuk produksi pertanian. Tanpa subsistem ini, kegiatan budidaya tidak akan berjalan optimal.

Ini termasuk penyediaan benih dan bibit unggul, pupuk, pestisida, serta pakan ternak. Kualitas bahan baku ini sangat menentukan hasil panen. Termasuk juga di dalamnya adalah traktor, mesin pengolah tanah, sistem irigasi modern, hingga alat panen. Teknologi ini meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

2. Subsistem Budidaya (Usahatani)

Ini adalah inti dari agribisnis, di mana proses produksi primer dilakukan. Tahap ini mengubah input dari subsistem hulu menjadi produk pertanian. Ada dua proses yang biasanya dijalankan, yakni pengelolaan sumber alam dan sumber daya. 

Proses pertama melibatkan pengelolaan lahan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Contohnya termasuk budidaya tanaman pangan (padi, jagung), hortikultura (sayuran, buah-buahan), perkebunan (kopi, kelapa sawit), peternakan, dan perikanan. Sedangkan sumber daya terkait efisiensi dalam penggunaan air, tanah, dan tenaga kerja menjadi kunci untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal.

3. Subsistem Hilir (Pascapanen)

Tahap ini berfokus pada pengolahan, pengemasan, dan distribusi produk pertanian. Tujuannya adalah untuk menambah nilai ekonomi dari produk primer.

Produk pertanian diolah menjadi barang jadi atau setengah jadi yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan daya tahan lebih lama. Contohnya adalah pengolahan susu menjadi keju atau yoghurt, pengolahan kopi menjadi bubuk kopi kemasan, atau pengolahan buah menjadi jus.

Selanjutnya, produk dikemas dengan baik untuk menjaga kualitas dan daya tarik. Penyimpanan yang tepat juga penting untuk memastikan produk tetap segar hingga sampai ke konsumen.

Tahapan terakhir sistem ini adalah di mana produk didistribusikan ke pasar, supermarket, restoran, atau diekspor ke luar negeri. Strategi pemasaran yang efektif sangat penting untuk menjangkau konsumen dan menciptakan permintaan.

4. Subsistem Jasa Pendukung

Selain tiga subsistem utama di atas, ada juga subsistem pendukung yang vital untuk kelancaran seluruh sistem agribisnis, yakni perbankan dan keuangan, penyuluhan dan keuangan, serta penyuluhan dan konsultasi.

Selain itu, regulasi dan insentif  dari pemerintah juga menjadi faktor yang tak kalah penting untuk mendukung pertumbuhan sektor agribisnis, seperti subsidi pupuk atau kebijakan ekspor-impor.

Contoh Nyata Agribisnis Sukses di Indonesia

Agribisnis merupakan salah satu penggerak ekonomi Indonesia. Banyak contoh agribisnis yang sukses, baik dari skala kecil yang dijalankan oleh petani milenial maupun perusahaan besar yang sudah lama beroperasi. 

Kesuksesan ini sering kali didorong oleh inovasi, pemanfaatan teknologi, dan integrasi dari hulu ke hilir.

Contoh Perusahaan Besar (Korporasi)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Indofood adalah contoh sempurna dari agribisnis yang terintegrasi. Mereka tidak hanya memproduksi mie instan (Indomie), tetapi juga terlibat dalam seluruh rantai pasok. Mulai dari perkebunan kelapa sawit untuk minyak goreng, perkebunan gandum dan pabrik tepung, hingga distribusi produk jadi ke seluruh Indonesia dan luar negeri. Ini menunjukkan bagaimana agribisnis bisa menjadi sistem yang sangat luas dan mencakup berbagai industri.

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

Perusahaan ini adalah salah satu pemain utama di industri perunggasan (ayam) dan pakan ternak. Bisnisnya terintegrasi penuh dari hulu ke hilir, mulai dari produksi pakan ternak, penetasan bibit ayam (Day Old Chick), peternakan ayam, hingga pengolahan daging ayam menjadi produk makanan beku yang dijual di pasaran.

Peluang dan Tantangan di Dunia Agribisnis Modern

Seperti bisnis lain, dunia agribisnis modern juga menghadapi berbagai peluang besar yang didukung oleh teknologi dan tren global, namun juga dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah kompleks. 

Memahami keduanya tentu sangat penting bagi para pelaku usaha untuk bisa bertahan dan berkembang. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai peluang agribisnis dan tantangannya:

Peluang di Dunia Agribisnis Modern

Pemanfaatan Teknologi (Agritech):

Teknologi telah merevolusi cara pertanian dilakukan. Inovasi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan drone memungkinkan petani untuk memantau kondisi lahan, cuaca, dan kesehatan tanaman secara real-time. Hal ini meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hasil panen.

Permintaan Pasar Global:

Populasi dunia yang terus bertambah mendorong permintaan yang stabil terhadap produk pangan. Tren gaya hidup sehat juga meningkatkan permintaan terhadap produk organik, makanan fungsional, dan produk pertanian yang ramah lingkungan. Ini membuka peluang ekspor yang besar bagi produk agribisnis Indonesia.

Pengembangan Produk Bernilai Tambah:

Agribisnis modern tidak hanya menjual hasil panen mentah, tetapi juga mengolahnya menjadi produk bernilai tambah yang memiliki harga jual lebih tinggi. Misalnya, dari singkong menjadi tepung mocaf, atau dari buah menjadi jus kemasan. Ini meningkatkan keuntungan dan daya saing.

Akses ke Pasar Digital:

Kehadiran platform digital seperti TaniHub dan Sayurbox memangkas rantai distribusi yang panjang, memungkinkan petani menjual produk mereka langsung ke konsumen. Hal ini memberikan petani harga yang lebih adil dan memperluas jangkauan pasar tanpa harus melalui perantara.

Tantangan di Dunia Agribisnis Modern

Perubahan Iklim dan Bencana Alam:

Perubahan iklim menyebabkan cuaca yang ekstrem dan tidak menentu, seperti kekeringan panjang atau banjir, yang dapat merusak hasil panen secara massal. Ini menjadi risiko terbesar bagi sektor agribisnis dan menuntut adaptasi dengan varietas tanaman yang lebih tangguh atau teknologi irigasi yang efisien.

Keterbatasan Lahan dan Sumber Daya Air:

Urbanisasi dan alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan atau industri terus mengurangi luas lahan produktif. Selain itu, ketersediaan air bersih juga menjadi tantangan besar, terutama di daerah yang kering.

Akses terhadap Modal dan Teknologi:

Petani kecil seringkali kesulitan untuk mendapatkan akses modal yang cukup untuk berinvestasi dalam teknologi modern atau membeli benih unggul. Keterbatasan ini menghambat mereka untuk meningkatkan produktivitas dan bersaing dengan pemain besar.

Fluktuasi Harga dan Persaingan Pasar:

Harga komoditas pertanian sangat rentan terhadap fluktuasi pasar, baik karena faktor lokal maupun global. Persaingan yang ketat, termasuk dari produk impor, juga menjadi tantangan yang harus dihadapi.


Kesimpulan

Sebagai penutup, agribisnis adalah suatu sistem yang mencakup seluruh aktivitas, mulai dari hulu (sebelum produksi), proses produksi, hingga hilir (setelah produksi). 

Semua kegiatan ini saling terhubung dan bertujuan untuk menghasilkan produk pertanian yang bernilai ekonomi.
Sebagai pebisnis baru, kalian tak perlu gentar menghadapi tantangan dalam agribisnis dan fokuslah terhadap bisnis yang mulai kalian jalankan. Untuk mempermudah pencatatan laporan keuangan dalam perusahaan agar bisnis berjalan lancar, aplikasi keuangan seperti majoo juga bisa menjadi solus. Aplikasi ini membantu pelaku bisnis dalam mencatat pengeluaran, memantau arus kas, dan merencanakan anggaran dengan lebih efisien.
Dengan menggunakan majoo, kalian bisa fokus mengembangkan usaha tanpa khawatir bingung dalam mengelola keuangan. Yuk mulai mengelola keuangan atau bisnis kalian dengan majoo.

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo