Bahasan kita kali ini adalah tentang sebuah langkah maha penting untuk kamu yang sedang ingin membangun usaha.
Kita tahu bahwa saat mengonsep ide usaha, semua terasa ambisius, bersemangat, dan sudah terbayang-bayang derasnya cuan yang mengalir saat usaha sudah dijalankan.
Nah, langkah ini seperti ‘rem sejenak’ dari kondisi di atas.
Bukan untuk berhenti namun mencoba lebih detail untuk melihat apakah usaha yang kamu tekuni layak atau tidak.
Layak di sini berarti menghasilkan pendapatan yang sehat atau tidak. Serta serenceng manfaat lainnya yang bisa kamu raih.
Langkah penting ini disebut analisis kelayakan usaha. Sering disebut juga sebagai analisis kelayakan bisnis atau studi kelayakan bisnis.
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud analisis kelayakan usaha? Apa saja manfaatnya? Dan bagaimana cara melakukannya?
Ya, jawaban atas pertanyaanmu akan kita bahas satu per satu, ya. Pastikan kamu baca sampai habis.
Pengertian Analisis Kelayakan Usaha
Seperti biasa, kita akan mulai dengan definisi. Ayo kita simak pengertian analisis kelayakan usaha dari para ahlinya.
Jumingan (2009) dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis
Analisis kelayakan usaha adalah penilaian yang menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu usaha/proyek.
Analisis ini bertujuan untuk menghindari ketelanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
Umar (2003) dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode, dan Kasus
Analisis kelayakan usaha adalah suatu penelitian terhadap satu rencana usaha (akan dibuat atau sudah dijalankan).
Penelitian ini tak hanya menganalisis layak atau tidak layaknya usaha tersebut, tetapi juga meneliti kapan waktunya usaha tersebut bisa berjalan dan dioperasionalkan secara rutin dan pada akhirnya mencapai keuangan yang maksimal.
Ibrahim (2003) dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis
Analisis kelayakan usaha adalah suatu kegiatan untuk menilai akan sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha atau proyek.
Tujuan Analisis Kelayakan Usaha
Selain untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha, analisis ini punya tujuan baik lainnya.
Menurut Gray dan Larson (2007) dalam bukunya Manajemen Proyek-proyek Manajerial (terjemahan), tujuan analisis kelayakan bisnis adalah:
- Untung atau tidak. Untuk mengetahui seberapa menguntungkan usaha yang kamu jalankan setelah ada modal yang dikeluarkan dari kocek pribadi maupun investor.
- Menghindari pemborosan sumber daya. Menghindari dilakukannya kegiatan yang sebenarnya tidak terlalu menguntungkan.
- Memindai kesempatan. Menganalisis akan adanya peluang investasi sehingga kamu bisa memilih kegiatan alternatif yang paling menguntungkan.
- Menentukan prioritas. Hasil analisis membuat kamu jadi bisa mendahulukan aktivitas usaha yang lebih menghasilkan.
Baca Juga: Dari Rumus Hingga Cara Menghitung Gross Profit
Aspek Analisis Kelayakan Usaha
Apa saja aspek yang dianalisis untuk mengetahui kelayakan sebuah usaha?
Ini dia beberapa aspek analisis kelayakan usaha:
Aspek pasar dan pemasaran
Analisis aspek ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pasar yang akan dimasuki, struktur dan peluang pasar yang ada, prospek pasar di masa yang akan datang, serta bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan.
Analisis aspek ini akan memberikanmu informasi mengenai:
- peluang pasar,
- perkembangan permintaan produk di masa mendatang
- kendala-kendala yang dihadapi seperti keberadaan pesaing,
- serta beberapa strategi yang dilakukan dalam pemasaran.
Aspek teknis dan produksi
Analisis aspek ini berkaitan dengan proses pembangunan fisik usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah bangunan fisik selesai.
Analisis aspek ini akan memberikanmu informasi mengenai:
- penentuan lokasi usaha,
- perolehan bahan baku produksi,
- pemilihan mesin,
- serta jenis teknologi dalam proses produksi.
Aspek organisasi dan manajemen
Analisis aspek ini mencakup manajemen dalam pembangunan usaha dan manajemen secara operasional.
Analisis aspek ini akan memberikanmu informasi mengenai:
- pembangunan proyek secara fisik,
- pengadaan sumber daya manusia,
- jumlah tenaga kerja,
- kualifikasi tenaga kerja.
Aspek finansial
Analisis ini mencakup penilaian dan penentuan penggunaan modal untuk hal-hal yang dianggap layak.
Analisis aspek ini akan memberikanmu informasi mengenai:
- sumber dan penggunaan dana
- modal kerja,
- pendapatan,
- biaya usaha,
- serta aliran kas atau arus kas (cash flow).
Metode Analisis Kelayakan Usaha Aspek Finansial
Agar lebih dapat memahami bahasan tentang analisis kelayakan usaha, kita bahas salah satu aspeknya yaitu aspek finansial.
Ada dua metode yang bisa kamu pilih dalam melakukan analisis kelayakan usaha aspek finansial, yaitu metode konvensional dan metode discounted cash flow.
Metode Konvensional
Metode konvensional disebut juga dengan metode payback period (PP).
Metode ini merupakan teknik penilaian kelayakan usaha jangka waktu (periode) sebuah usaha dapat balik modal. Jangka waktu ini satuannya bulan atau tahun.
Menurut Kamaluddin (2004) dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis membagi PP menjadi dua jenis:
- Untuk suatu usaha dengan pola cash flow sama dari tahun ke tahun. Rumus metode ini adalah:
PP = Total Investment x 1 tahun Cash Flow per tahun
- Untuk suatu proyek dengan pola cash flow yang tidak sama per tahun. Adapun rumus perhitungan metode ini adalah:
Keterangan:
t = Tahun terakhir cash flow belum menutupi nilai investasi
b = Nilai investasi
c = Kumulatif cash flow pada tahun ke t
d = Jumlah kumulatif cash flow pada tahun t + 1
Metode Discounted Cash Flow
Metode discounted cash flow dibagi lagi menjadi beberapa metode dengan tujuannya masing-masing.
1. Metode net present value (NPV)
Metode ini paling sering digunakan. Rumusnya adalah:
Keterangan:
At = aliran kas masuk pada periode t
k = discount factor
n = periode terakhir aliran kas yang diharapkan
Usulan-usulan bisnis akan dapat diterima apabila nilai NPV lebih dari nol (NPV > 0). Apabila hasil perhitungan nilai NPV kurang dari nol (NPV =0), maka perusahaan dalam keadaan BEP (break event point).
2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat penghasilan atau biasa disebut dengan investment rate (yield rate) yang menggambarkan tingkat keuntungan dari usaha atau investasi dalam persen (%) pada NVP sama dengan nol.
Rumus perhitungan IRR adalah:
Keterangan:
A0 = aliran kas keluar (initial investment)
At = aliran kas masuk pada periode t
r = discount rate (tingkat bunga)
n = periode terakhir aliran kas yang diharapkan
Usulan usaha diterima jika hasil perhitungan IRR nilainya lebih besar dari rate or return yang ditentukan, sebaliknya apabila nilai IRR lebih kecil daripada rate of return yang ditentukan maka usulan usaha ditolak.
3. Profitability Index (PI)
Metode yang menghitung perbandingan antara present value dari pendapatan dengan present value dari investasi. PI adalah perbandingan antara nilai pendapatan bersih masa sekarang dengan yang akan datang.
Rumus perhitungan PI adalah:
Usulan usaha dapat diterima apabila nilai PI lebih besar dari satu (PI>1), dan sebaliknya apabila nilai PI kurang dari satu (P<1) maka usulan usaha ditolak.
Contoh Analisis Kelayakan Usaha
Agar lebih jelas lagi, kita simak sebuah ilustrasi dari academia.edu yang digagas oleh Akhmad Rizqul K., SP., M.Sc seorang dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UNSOED.
Contoh analisis kelayakan usaha aspek finansial bisa dilihat dari usaha Pak Rizki yang ingin membuat kursus bahasa Inggris.
Kursus tersebut rencananya dilakukan di lahan pekarangan sebelah rumahnya yang masih kosong.
Untuk tahap awal mentor dari usaha tersebut adalah istri Pak Rizki sendiri. Demi mewujudkan rencana tersebut, pak Rizki membutuhkan investasi sebagai berikut
(Sumber: academia.edu)
Agar usahanya berjalan, Pak Rizki membutuhkan bahan dan tenaga kerja dengan rincian berikut ini.
(Sumber: academia.edu)
Pak Rizki menetapkan sistem 1 paket setiap 1 bulan.
Biaya per paket adalah Rp100.000 per peserta.
Peserta yang mengikuti kursus diperkirakan mengisi 75% kapasitas kelas, kira-kira 15 peserta.
Setiap hari terdapat 2 paket kelas, yaitu paket pemula dan lanjutan. Dengan demikian ada 30 peserta yang mengikuti kursus.
Langkah 1. Menghitung Pendapatan
Dari data itu, kita bisa menghitung perkiraan pendapatan setiap bulan:
Pendapatan = Jumlah peserta per paket x Jumlah kelas x Biaya per peserta
= 15 x 2 x Rp100.000
= Rp3.000.000/bulan = Rp36.000.000/tahun
Langkah 2. Menghitung Discount Rate untuk Menentukan NPV
Discount rate ditentukan berdasarkan tingkat inflasi tahunan sebesar 6% per tahun.
(Sumber: academia.edu)
Hasil analisis memperlihatkan dengan r (inflasi) sebesar 6%, nilai NPV usaha Pak Rizki adalah Rp55.945.096. Usahanya dikatakan layak karena NVP > 0 (positif).
Langkah 3. Menghitung IRR
Untuk menghitung IRR lihat rumusnya di penjelasan mengenai metode analisis kelayakan usaha yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Dengan nilai NPV dan present value di atas, maka IRR usaha Pak Rizki adalah:
Nilai IRR usaha Pak Rizki yang ada di tingkat 26,3% membuat kesimpulan bahwa usaha tersebut layak dilakukan karena IRR lebih besar daripada bunga deposito bank (rata-rata 6-8% per tahun).
Langkah 4. Menghitung PI
Probability index (PI) dihitung dari data aliran kas masuk dan biaya investasi.
Maka PI = Rp36.000.000 : Rp15.240.000
= 2,36
Oleh karena nilai PI > 1 yakni 2,36 maka usaha kursus Pak Rizki layak dilakukan.
Sekarang mari kita lanjutkan ke perhitungan kelayakan usaha per bulan.
Langkah 5. Menghitung TR, TC, R/C Ratio untuk Menentukan BEP
- Total revenue (TR) adalah pendapatan kotor total setiap bulan.
Maka TR usaha Pak Rizki adalah = Rp100.000 x 30 hari = Rp3.000.000/bulan
- Total cost (TC) adalah pengeluaran total setiap bulan.
TC merupakan jumlah total dari biaya tetap (fix cost atau FC) dan biaya tidak tetap (variable cost atau VC).
- FC merupakan biaya penyusutan bangunan dan peralatan yang dibeli saat dibukanya usaha.
Untuk mendapatkan nilai FC dihitung dengan cara harga alat atau bangunan dibagi umur ekonomis dikalikan 12 bulan.
Nilai FC usaha Pak Rizki adalah Rp325.000.
- VC merupakan biaya total yang dikeluarkan per bulan.
Nilai VC usaha Pak Rizki adalah Rp1.270.000.
- Sekarang, kita bisa menentukan nilai TC = FC + VC
= Rp325.000 + Rp1.270.000
= Rp1.595.000
- Dari nilai TC dan TR kita bisa menentukan total pendapatan bersih per bulan dengan cara TR dikurangi TC, yakni Rp3.000.000 – Rp1.595.000 = Rp1.405.000.
- Kemudian kita harus menghitung R/C ratio.
R/C ratio = TR : TC
= Rp3.000.000 : Rp 1.595.000
= 1,88
Jika dilihat dari nilai R/C ratio 1,88 maka hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp1.000 yang ditanamkan pada usaha tersebut akan memberikan pendapatan sebesar Rp1.880.
- Oke, sekarang kita akan menghitung break even point alias BEP.
Ada beberapa jenis BEP yang akan kita hitung, yaitu BEP pendapatan, BEP produksi, dan BEP harga.
- BEP Pendapatan
BEP pendapatan = Rp570.175 menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi jika memperoleh pendapatan sebesar Rp570.175/bulan.
- BEP Produksi
BEP produksi = 5,6 atau dibulatkan menjadi 6. Hal ini menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi jika peserta yang mengikuti kursus sebanyak 6 orang.
- BEP Harga
BEP harga = Rp53.166 menunjukkan bahwa usaha kursus tersebut tidak untung dan tidak rugi jika peserta dikenakan biaya sebesar Rp53.166 per orang, dengan catatan peserta kursus sebanyak 30 orang.
Baca Juga: Laporan Posisi Keuangan: Pengertian, Contoh, dan Fungsinya
Kesimpulan
Semoga ilustrasi di atas bisa lebih memberikan gambaran mengenai analisis kelayakan usaha. Kelihatannya rumit, namun tidak jika sudah terbiasa.
Jangan lupa untuk membaca artikel lain yang sudah disiapkan majoo tentang perhitungan bisnis. Semua artikel tersebut pastinya akan kamu butuhkan, Majoopreneurs!
Selamat menganalisis kelayakan usaha kamu, Majoopreneurs!