Perbedaan Biaya Historis dan Fair Value yang Benar dalam Akuntansi

Penulis Ajar Pamungkas
13 February 2025

article thumbnail

Sebagai seorang pelaku usaha, penting bagimu untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan biaya historis, pasalnya komponen biaya yang satu ini dapat menjaga agar pelaporan keuangan bisnis yang kamu lakukan tetap akurat, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh bisnismu.

Namun, sebenarnya apa, sih, yang dimaksud dengan biaya historis itu sendiri? Apa yang membedakan komponen biaya ini dengan komponen-komponen biaya lainnya seperti fair value yang juga penting dalam pengelolaan keuangan bisnis?

Agar tidak terlalu bingung, yuk, langsung saja kita bahas secara mendetail serba-serbi terkait biaya historis. Mulai dari fungsi biaya historis, prinsip biaya historis dalam akuntansi, serta cara menyesuaikan biaya historis tersebut agar dapat menyusun laporan keuangan yang bisa secara akurat menjelaskan posisi serta kesehatan performa bisnismu.

Langsung saja kita mulai pembahasannya, yuk!

Apa yang Dimaksud Biaya Historis

Apa yang dimaksud dengan biaya historis? Secara singkat, kita dapat menjelaskannya sebagai sebuah konsep yang digunakan dalam akuntansi untuk mencatat nilai moneter dari ekonomi asli berdasarkan pengukuran yang stabil.

Pencatatan komponen biaya yang satu ini umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang panjang karena kaitannya terhadap pemilikan aset seperti tanah atau bangunan tempat usaha. Umumnya, biaya ini telah dibayarkan di masa yang lampau, tetapi di masa-masa setelahnya akan ditangguhkan dan diakui sebagai biaya berkelanjutan yang dibayarkan secara berkala.

Dengan mencatat biaya historis yang dimiliki oleh suatu aset, pelaku usaha dapat menentukan nilai wajar dari aset tersebut seiring waktu, sehingga dapat sangat membantu dalam memperkirakan pengeluaran yang akan terjadi di masa depan serta menentukan strategi pengelolaan aset yang tepat untuk menghindari kerugian.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kamu perlu secara konsisten mencatat setiap biaya yang terjadi ketika ingin mencapai tujuan tertentu, sehingga kamu pun dapat mengukur besarnya biaya yang harus dikeluarkan atau disiapkan guna mencapai tujuan tersebut. Apabila dilakukan dengan tepat, pencatatan biaya historis dapat membantumu mengefisiensikan operasional bisnis, sekaligus mengukur performa dari bisnis itu sendiri.

Mengenal Perbedaan Biaya Historis dan Fair Value

Pencatatan biaya historis umumnya berkaitan erat dengan nilai wajar atau fair value. Namun, apa sebenarnya perbedaan biaya historis dan fair value yang perlu diperhatikan?

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, biaya historis umumnya dicatat dengan merujuk pada masa lampau ketika biaya tersebut terjadi. Sedikit berbeda, fair value atau nilai wajar merupakan gambaran terhadap nilai atas pembayaran atau kewajiban tersebut di masa kini.

Misalnya saja, nilai historis sebuah alat produksi adalah Rp10.000.000 karena nilai tersebutlah yang harus kamu bayarkan saat membeli alat produksi itu. Sepuluh tahun kemudian, fair value dari alat produksi tersebut bisa jadi berbeda dari harga belinya. Baik karena adanya inflasi maupun penyusutan nilai, besarnya fair value dari alat produksi mungkin saja menyusut hingga setengahnya, atau Rp5.000.000. Artinya, ketika alat tersebut dijual kembali, kamu hanya memperoleh setengah dari harga belinya.

Kamu perlu memahami perbedaan biaya historis dan fair value agar dapat mengetahui dengan pasti nilai atau performa bisnis yang dikelola dalam kurun waktu tertentu. Inilah mengapa biaya historis kerap kali dikaitkan dengan fair value.

  • Prinsip Biaya Historis adalah …

Prinsip biaya historis adalah sebuah prinsip akuntansi yang sangat penting karena dapat membantumu menyusun strategi bisnis yang tepat dan sesuai dengan situasi serta kondisi bisnismu.

Prinsip ini digunakan karena sifatnya yang tetap dan selalu mengikuti harga ketika pembelian dilakukan. Misalnya saja, apabila kamu membeli bangunan tempat usaha seharga Rp300.000.000, nilai tersebut akan terhitung tetap dan tidak berubah dalam pembukuan keuangan bisnismu, sekalipun sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu.

Hanya saja, nilai dari aset itu sendiri yang mungkin dapat mengalami perubahan, terlebih bila dilakukan penyesuaian tertentu yang mengubah nilai wajarnya. Dengan demikian, kamu pun dapat menentukan target performa bisnis yang akurat untuk menjawab kewajiban pembayaran sesuai nilai historis tersebut.

Di samping itu, karena prinsip biaya historis adalah pencatatan pada saat terjadinya transaksi, dengan sifatnya yang tetap, kamu dapat dengan mudah mengukur perubahan nilai yang terjadi pada aset yang telah dibeli secara tepat dari waktu ke waktu. Hanya saja, ingat selalu bahwa biaya historis kerap kali kehilangan relevansinya dalam mengukur nilai suatu aset.

Ketahui dengan baik perbedaan biaya historis dan fair value.

  • Alasan Biaya Historis Tidak Relevan

Salah satu alasan biaya historis tidak relevan dalam mengukur suatu aset justru terletak pada sifatnya yang tetap. Nilai yang tercatat dalam pembukuan merupakan nilai biaya yang dikeluarkan pada saat transaksi tersebut terjadi.

Dalam jangka waktu yang singkat, mungkin kamu tidak akan menemukan banyak perubahan terhadap nilai aset yang telah dibeli. Namun, dalam jangka waktu yang panjang, tergantung dari banyaknya faktor yang memengaruhi, perubahan nilai aset yang sebelumnya telah dibeli bisa jadi terasa sangat signifikan.

Sebagai contoh, dalam satu atau dua tahun setelah kamu membeli sebuah alat produksi, tentu kamu tidak akan menyadari adanya penurunan nilai selama penggunaan alat produksi tersebut. Namun, setelah lima atau sepuluh tahun, ketika kamu ingin menjual alat produksi, kamu akan mendapati bahwa harganya sudah turun jauh karena adanya penyusutan nilai.

Tak hanya penyusutan nilai, besarnya biaya perawatan dan juga inflasi juga dapat memengaruhi nilai jual kembali dari aset-aset yang telah dibeli. Umumnya, semakin lama masa penggunaan aset tersebut, semakin besar pula penyesuaian nilai yang dimilikinya, dan inilah yang menjadi alasan biaya historis tidak relevan digunakan untuk mengukur nilai aset yang kamu miliki.

Memahami Fungsi Biaya Historis

Sekalipun biaya historis bisa saja kehilangan relevansinya dalam kurun waktu yang panjang, ada beberapa fungsi biaya historis yang membuat prinsip ini tetap digunakan dari waktu ke waktu.

Salah satunya adalah mudahnya melakukan pengukuran terhadap performa bisnis dalam periode waktu tertentu. Sederhana saja, karena sifatnya yang tetap, kamu dapat menggunakan biaya historis untuk mengetahui besarnya biaya yang perlu dikeluarkan untuk mencapai tujuan bisnis tertentu dalam suatu periode waktu.

Dengan sifat biaya yang tetap, kamu dapat dengan mudah membandingkan selisih antara biaya historis suatu aktivitas bisnis dengan pendapatan yang dihasilkan oleh aktivitas tertentu. Dari selisih tersebut, mudah pula bagimu untuk menentukan seberapa efektif aktivitas bisnis yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan.

Tak hanya itu, salah satu fungsi biaya historis yang cukup penting adalah adanya patokan yang jelas dalam menentukan harga jual setiap produk maupun jasa yang ditawarkan. Pasalnya, biaya historis ini menjadi komponen yang penting untuk mengetahui harga pokok penjualan, sehingga kamu dapat menentukan harga jual yang tepat untuk menutup biaya tersebut.

Selain harga jual, biaya historis juga kerap digunakan untuk menentukan besarnya pengeluaran yang harus disiapkan dalam menjalankan aktivitas bisnis tertentu, memberimu gambaran yang lebih baik dalam perencanaan strategi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan.

Prinsip Biaya Historis dalam Akuntansi

Prinsip biaya historis dalam akuntansi pada dasarnya tak jauh berbeda dengan prinsip pencatatan harga pokok penjualan, yaitu dengan mencatat seluruh biaya yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan suatu aktivitas bisnis.

Biaya ini tidak terbatas pada nilai pembelian atau transaksi yang dilakukan saja, tetapi juga mencakup seluruh pengeluaran yang terjadi dan berkaitan dengan transaksi tersebut. Misalnya saja saat membeli bangunan tempat usaha, kamu tak hanya harus mencatatkan nilai pembelian bangunan tersebut, tetapi juga pengeluaran yang berkaitan dengannya seperti pemasangan instalasi listrik, air, maupun utilitas lainnya.

Dengan penerapan prinsip biaya historis dalam akuntansi ini, kamu dapat mengetahui total pengeluaran atau kewajiban yang harus dibayarkan secara menyeluruh. Itulah mengapa prinsip ini kerap dikaitkan dengan penghitungan harga pokok penjualan.

Agar tak terlalu bingung dalam mencatatkan biaya historis untuk setiap transaksi yang terjadi, gunakan aplikasi majoo yang dapat merekam seluruh transaksi secara tepat, akurat, dan otomatis, segera setelah transaksi dilakukan. Dengan aplikasi majoo, pengelolaan keuangan bisnis pun dapat dilakukan dengan mudah dan menyeluruh.

Jadi, tak perlu berlama-lama, yuk, langsung saja segera berlangganan layanan aplikasi majoo!

Sumber: https://kledo.com/blog/biaya-historis/#:~:text=Biaya%20historis%20atau%20historical%20cost,biaya%20pada%20saat%20mereka%20terjadi

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo