Budgeting adalah salah satu kegiatan yang sangat umum dilakukan oleh para pelaku usaha, baik yang mereka bergerak pada bidang-bidang bisnis dengan skala usaha besar maupun usaha mikro, kecil, dan menengah.
Bisa dibilang, hampir tidak mungkin seorang pelaku usaha menjalankan operasional bisnisnya tanpa melakukan budgeting terlebih dahulu, bahkan dengan model budgeting yang paling sederhana sekalipun. Bagaimanapun juga, operasional bisnis yang dijalankan tanpa adanya budgeting akan membuat pelaku usaha kebingungan dalam memastikan seberapa baik performa yang ditunjukkan oleh bisnis yang dijalankannya tersebut.
Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan budgeting dan mengapa suatu operasional bisnis tidak bisa dijalankan tanpa adanya kegiatan yang satu ini? Agar lebih paham, mari kita bahas bersama-sama!
Apa yang Dimaksud dengan Budgeting?
Budgeting atau penganggaran adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk menyusun suatu anggaran dari awal hingga akhir; termasuk proses perancangan, pelaksanaan, serta tata cara kelolanya.
Karena melewati beberapa proses kegiatan, dalam melakukan penganggaran umumnya pelaku usaha tidak hanya berhenti ketika anggaran yang dimaksud sudah dibuat saja, tetapi juga harus memastikan pengelolaannya agar tetap sesuai ketika anggaran tersebut dijalankan untuk operasional bisnis. Bisa dibilang, proses ini berjalan beriringan dengan pencatatan keuangan bisnis itu sendiri.
Bahkan, tak jarang proses ini juga mempertimbangkan periode keuangan sebelumnya. Situasi ini umumnya terjadi karena anggaran yang dibuat membutuhkan adanya proyeksi, sehingga sering kali dilakukan dengan mempertimbangkan pendapatan serta pengeluaran bisnis yang terjadi pada periode sebelumnya untuk memperkirakan besarnya anggaran yang kemungkinan akan dibutuhkan pada periode yang akan datang.
Selain melihat laporan keuangan di periode sebelumnya untuk mengetahui pendapatan serta pengeluaran yang telah dilakukan, pelaku usaha terkadang juga dapat melihat contoh budgeting plan yang sudah pernah dibuat untuk membuat perkiraan pada periode saat ini maupun periode-periode berikutnya. Bagaimanapun juga, di setiap periode keuangan kemungkinan besar akan selalu ada pos-pos yang sama yang dapat berulang.
Dengan adanya perkiraan yang sudah dibuat, penyusunan anggaran pun dapat dilakukan dengan lebih tepat dan beralasan. Apabila suatu anggaran disusun secara asal tanpa adanya proyeksi perputaran arus kas yang sesuai, bisa jadi pelaku usaha akan menghadapi masalah-masalah penganggaran seperti anggaran yang terlalu besar dari yang dibutuhkan, atau bahkan terlalu kecil.
Apabila anggaran yang disiapkan tidak cocok dengan biaya yang nantinya harus dikeluarkan, bukan tidak mungkin proses operasional bisnis itu sendiri yang akan terganggu, sehingga performanya buruk dan pelaku usaha tidak bisa memperoleh keuntungan dari bisnis yang dijalankannya.
Baca juga: Pengertian Manajemen Operasional, Fungsi, serta Contohnya
Budgeting Sesuai Jenis Usaha
Ingat selalu bahwa budget artinya adalah anggaran. Akan tetapi, tidak selamanya pula penyusunan anggaran dilakukan dengan hanya mempertimbangkan sisi ekonomi dari bisnis yang dijalankan. Proses budgeting yang baik juga akan mempertimbangkan dari jenis usaha itu sendiri karena setiap usaha tentu memiliki kebutuhan yang berbeda dan dengan harus secara matang diperhitungkan.
Contoh Budgeting Perusahaan
Contoh budgeting perusahaan skala kecil untuk satu bulan
Ketika suatu bisnis dijalankan dalam sebuah perusahaan, tentu skala usahanya akan lebih besar dan proses penganggaran yang dimilikinya pun akan lebih kompleks lagi.
Dalam contoh budgeting perusahaan, pelaku usaha kerap harus banyak mempertimbangkan kebutuhan sumber daya manusia dan juga perlengkapan usahanya. Dengan besarnya skala perusahaan, gaji pegawai tentu akan memakan pos pengeluaran yang cukup besar; terlebih lagi karena kebutuhan sumber daya manusia umumnya juga akan diikuti dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Kebutuhan laptop dan alat tulis kantor, misalnya saja, akan semakin besar seiring bertambahnya jumlah pegawai yang dipekerjakan dalam suatu perusahaan. Karenanya, tak jarang proses penganggaran sebuah perusahaan banyak berorientasi kepada pegawai yang dimilikinya.
Perlu ada proyeksi yang baik antara pendapatan bisnis yang nantinya mungkin akan diterima dengan berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menjalankan operasional bisnis. Bagaimanapun juga, menjalankan sebuah perusahaan tak ubahnya bisnis lain, efektivitas tenaga kerja harus sesuai dengan proyeksi yang sudah dianggarkan.
Selain sumber daya manusia, beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penganggaran perusahaan adalah operasional dari perusahaan itu sendiri. Berapa banyak bahan baku yang perlu disiapkan, berapa besar biaya alat produksi yang harus dikeluarkan, dan bagaimana proses distribusinya akan dilakukan.
Baca Juga: Inilah 4 Manfaat Pengembangan Karyawan Bagi Bisnis
Contoh Budgeting Marketing Plan
Contoh budgeting marketing plan untuk satu bulan dengan dua jenis media pemasaran
Marketing atau kegiatan pemasaran sebaiknya memiliki proses penganggaran tersendiri karena biaya yang nantinya dibutuhkan untuk kegiatan pemasaran memiliki komponen yang berbeda dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan operasional bisnis itu sendiri. Salah satu perbedaan yang paling terlihat terletak pada penyusunan proyeksi atau perkiraan.
Dalam operasional bisnis, proyeksi anggaran yang perlu dibuat dapat dibuat dengan seakurat mungkin karena pelaku usaha umumnya sudah memiliki cara atau penghitungan untuk menentukan bagaimana operasional bisnis akan dijalankan; mulai dari berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan hingga biaya produksi dan harga dari produk jadi yang dihasilkan.
Akan tetapi, perkiraan tersebut akan jauh lebih fleksibel lagi dalam kegiatan pemasaran karena hasilnya yang tidak tetap. Berbeda dengan proses produksi yang pelaku usaha bisa menghitung berapa biaya yang harus disiapkan untuk mencapai target produksi, dan berapa harga jual yang bisa ditentukan untuk menutup biaya tersebut, kondisi yang sama tidak dapat diterapkan dalam kegiatan pemasaran.
Dalam contoh budgeting marketing plan, pelaku usaha mungkin saja memperoleh hasil yang berbeda dengan target dari kegiatan pemasaran yang dilakukan. Tidak adanya jaminan pencapaian target dalam kegiatan pemasaran kerap menjadi pemasalahan yang cukup membingungkan saat harus melakukan penganggaran.
Berbagai macam model perhitungan serta perkiraan mungkin akan dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan pemasaran yang bisa dicapai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Baca Juga: