Apa itu buku besar akuntansi? Bagi seorang pelaku usaha, tentu keberadaan laporan keuangan yang satu ini wajib kamu ketahui. Namun, bagi kamu yang belum tahu, atau tahu sedikit-sedikit dan masih bingung, tenang, tidak perlu cemas.
Karena dalam artikel ini kita akan mengulas serba-serbi terkait buku besar ini, mulai dari pengertiannya, jenis-jenisnya, ciri-ciri yang dimilikinya, hingga contoh pengaplikasiannya dalam pengelolaan bisnis.
Pasti sudah tidak sabar untuk berkenalan lebih dekat dengan buku besar akuntansi, kan? Yuk, langsung saja kita mulai pembahasannya bersama-sama, mulai dari pengertian buku besar itu sendiri!
Apa Itu Buku Besar Akuntansi
Sebelum membahas terlalu jauh, yuk, coba kita jawab dulu pertanyaan berikut: apa itu buku besar akuntansi?
Disebut juga sebagai ledger, buku besar merupakan sebuah catatan yang digunakan untuk merekam semua transaksi keuangan yang dilakukan di sebuah perusahaan pada periode waktu tertentu, umumnya satu tahun kalender untuk setiap periodenya, tetapi bisa juga dibuat per bulan.
Nah, dalam mengelola sebuah bisnis, semua transaksi yang terjadi, misalnya saja setiap pendapatan yang masuk dan juga setiap pengeluaran, perlu dicatat dalam sebuah laporan keuangan sebagai dasar untuk penghitungan atau penyusunan laporan keuangan lainnya, termasuk pembuatan neraca keuangan bisnis serta laporan laba rugi.
Karena seluruh transaksi perlu dicatat tanpa terkecuali, otomatis catatan ini mencakup banyak sekali transaksi tanpa terkecuali. Oleh karena itulah catatan transaksi ini kemudian disebut sebagai buku besar, untuk menunjukkan banyaknya transaksi yang umumnya dicatat di sini, berbeda dengan buku kecil yang tidak mencatat semua transaksi, melainkan transaksi-transaksi tertentu yang sesuai dengan pos buku kecil tersebut saja.
Jadi, secara singkat, apabila kamu mendapatkan pertanyaan apa itu buku besar akuntansi, kamu cukup menjawab dengan catatan seluruh transaksi yang terjadi dalam satu periode tanpa terkecuali. Mudah sekali, kan?
Mengenal Jenis-Jenis Buku Besar Akuntansi
Setelah memahami apa yang dimaksud dengan buku besar dalam akuntansi, pertanyaan berikutnya yang perlu dipahami adalah ada berapa banyak jenis-jenis buku besar akuntansi?
Dari penjelasan sebelumnya, mungkin kamu terpikir bahwa karena buku besar ini mencatat ini semua transaksi yang terjadi dalam satu periode pencatatan keuangan, pasti hanya ada satu saja jenisnya, kan? Eits, tidak demikian, lho, karena setidaknya ada tujuh jenis-jenis buku besar akuntansi.
Ketujuh jenis buku besar ini mencakup buku besar umum atau general ledger, buku besar utang atau accounts payable ledger, buku besar piutang atau accounts receivable ledger, buku besar kas atau cash ledger, buku besar persediaan atau inventory ledger, buku besar biaya atau expense ledger, dan yang terakhir adalah buku besar pendapatan atau revenue ledger.
Setiap jenis buku besar tersebut memiliki fungsinya masing-masing, misalnya saja buku besar umum yang digunakan untuk mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi secara detail, atau buku besar kas yang hanya mencatat semua transaksi keuangan yang memengaruhi arus kas bisnis saja. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami setiap jenis buku besar yang ada agar kamu dapat dengan tepat menyusun laporan keuangan.
Ciri-Ciri Akuntansi Buku Besar
Ciri-ciri akuntansi yang paling mudah ditemukan dalam buku besar adalah adanya dua kolom yang merujuk pada debit dan kredit. Buku besar sederhana umumnya berbentu T dengan kolom debit terletak di sebelah kiri dan kolom kredit terletak di sebelah kanan.
Nah, nantinya, seluruh transaksi yang mendebit keuangan bisnis dapat dirinci pada kolom debit, dan begitu pula sebaliknya, transaksi yang mengredit keuangan dapat dicatatkan pada kolom kredit di sebelah kanan. Dengan adanya model pencatatan ini, mudah bagimu untuk mengetahui besarnya pengeluaran dan juga pendapatan yang diterima oleh bisnis.
Sekilas ciri-ciri akuntansi pada buku besar ini mungkin agak sulit dibedakan dengan beragam laporan keuangan lainnya, mengingat hampir setiap laporan keuangan memang memiliki kolom debit dan kolom kredit untuk menggambarkan posisi transaksi yang dilakukan terhadap keuangan bisnis.
Selain itu, keterangan transaksi seperti tanggal dan juga rincian transaksi juga umumnya dicantumkan, sehingga ketika buku besar tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan lain, pelacakan transaksi yang tepat dan akurat pun dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Memahami Pentingnya Buku Besar Akuntansi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, buku besar akuntansi mencatat seluruh transaksi yang terjadi dalam pengelolaan bisnis di periode waktu tertentu. Tentunya, selama periode waktu tersebut, akan ada banyak sekali transaksi yang terjadi.
Nah, agar tidak kesulitan dalam menyusun laporan keuangan lainnya, misalnya saja membuat neraca keuangan atau laporan laba rugi, transaksi-transaksi tersebut perlu dikelompokkan sesuai dengan akun atau posnya masing-masing.
Apabila buku besar tidak dibuat dengan rapi, misalnya saja ketika ada sejumlah transaksi yang tidak tercatat, otomatis penyusunan laporan keuangan pun jadi tidak akurat, kan? Sebagai dasar penyusunan laporan keuangan lainnya, buku besar perlu dicatat dengan baik agar laporan-laporan keuangan yang dihasilkan dapat dengan tepat merefleksikan keadaan bisnis.
Tanpa adanya buku besar, penyusunan laporan keuangan harus dilakukan secara manual dengan melacak dan menghitung setiap transaksi yang terjadi. Tentunya, praktik ini akan menghabiskan lebih banyak sumber daya. Jadi, pastikan agar setiap transaksi yang terjadi, tanpa terkecuali, selalu tercatat di buku besar, ya!
Contoh Buku Besar Akuntansi dan Aplikasinya
Agar tidak ada transaksi yang terlewat, kamu bisa mengambil inspirasi contoh buku besar dari fitur keuangan layanan aplikasi majoo yang dapat mencatat setiap transaksi yang terjadi secara tepat, akurat, dan otomatis.
Dengan pencatatan yang otomatis, kamu tak perlu khawatir lagi akan ada transaksi yang terlewat tidak dicatat. Ditambah lagi dengan fiturnya yang saling terintegrasi, keakuratan pencatatan transaksi fitur keuangan aplikasi majoo pun dapat dipastikan tepat serta akurat. Dengan demikian laporan keuangan pun dapat disusun dengan mudah tanpa menghabiskan banyak sumber daya.
Tak hanya fitur keuangan dan penyusunan laporan keuangan, aplikasi majoo juga dilengkapi dengan kapabilitas lain yang tak kalah menarik, misalnya saja fitur inventaris yang dapat mencatat perubahan jumlah persediaan barang, dan juga fitur keanggotaan yang dapat membantumu menjaga tingkat kepuasan pelanggan.
Dengan layanan aplikasi majoo dan setiap fitur unggulan yang dapat diandalkan ini, pengelolaan bisnis harian pun dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga bisnis pun bisa lebih maju dan berkembang.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera gunakan layanan aplikasi majoo sekarang juga, dan nikmati seluruh kemudahan pengelolaan operasional harian bisnismu. Tak perlu menunggu terlalu lama, segeralah berlangganan sekarang juga!