Dead Stock adalah ? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Ditulis oleh Faiqotul Himma

article thumbnail
Menjalankan sebuah bisnis memang bukan sebuah perkara yang mudah. Terkadang kamu bisa menemukan berbagai masalah dalam mengelolanya. Salah satu masalah tersebut adalah dead stock. Dead stock merupakan istilah yang sering digunakan dalam merujuk keadaan barang persediaan di gudang dan tidak bisa lagi dijual karena alasan rusak, cacat, atau usang. Hal ini tentu akan menimbulkan kerugian bagi bisnismu, bukan?

Maka penting halnya bagi kamu sebagai pemilik bisnis untuk mengendalikan persediaan barang tersebut. Hindari meletakkan barang secara berlebihan ke dalam gudang, ya.

Apabila kamu mempunyai sebuah bisnis dan khawatir produkmu mengalami dead stock karena disimpan terlalu lama, kamu perlu menyimak tips mengatasinya. Yuk, simak lebih lengkapnya di artikel ini!

Apa Itu Dead Stock?

Dead stock adalah persediaan barang yang terlalu lama disimpan di dalam gudang sehingga barang tersebut tidak laku lagi dijual di pasaran. Istilah dead stock inventory ini mencakup barang rusak, kedaluwarsa, sisa dari produk musiman, serta barang yang salah pengiriman.

Dalam pergerakan barang di gudang terdapat fast moving dan slow moving. Fast moving adalah jenis barang yang cepat keluar dari gudang dan laku terjual. Sementara itu pengertian slow moving adalah jenis barang yang kurang laku terjual atau pergerakan barangnya mengalami keterlambatan keluar dari gudang.

Contoh fast moving meliputi barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memiliki permintaan cukup tinggi, seperti makanan instan, sabun, beras, dan lain sebagainya. Sementara itu, contoh slow moving meliputi barang-barang yang pergerakan demand-nya tidak begitu banyak seperti sepeda motor atau mobil.

Penting halnya bagi kamu sebagai pemilik bisnis untuk tahu cara menganalisis barang fast moving dan slow moving agar risiko dead stock dapat diminimalisasi.

 Salah satu penyebab dead stock adalah adanya salah perhitungan stok barang.

Dampak Dead Stock

Tentunya dead stock ini berdampak pada bisnismu. Berikut ini beberapa dampak yang timbul dari adanya dead stock, antara lain:

1. Kehilangan Uang

Dampak terbesar dead stock adalah perusahaan akan kehilangan uang. Pengadaan barang merupakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan, dan investasi tersebut hanya akan mendatangkan keuntungan ketika mereka berhasil menjual semua produk tersebut. Apabila terjadi dead stock, peluang keuntungan dari investasi itu akan hilang.

2. Meningkatnya Biaya Holding

Biaya holding sering dikenal dengan inventory carrying cost yang merupakan biaya penyimpanan barang. Pada umumnya carrying cost ini termasuk ruang penyimpanan, tenaga kerja, dan asuransi. Semakin banyak barang yang mengalami dead stock, tentunya biaya holding yang dibebankan pada perusahaan akan meningkat.

3. Kehilangan Kesempatan

Semakin banyak waktu yang kamu habiskan untuk berurusan dengan produk dead stock, kamu akan kehabisan tenaga kerja dan waktu yang berfokus pada barang-barang menguntungkan.

4. Ruang Inventory yang Lebih Sedikit

Dead Stock akan mengambil ruang rak dan space di gudang yang seharusnya dapat digunakan untuk produk yang lebih cepat terjual.

Baca Juga: LIFO adalah Singkatan dari Last In First Out, Apa Maksudnya?

Penyebab Dead Stock dan Cara Menghindarinya

Ada berbagai hal yang menyebabkan dead stock. Pahami penyebab dead stock dan cara mengatasinya, berikut ini!

1. Perhitungan Inventory yang Tidak Akurat

Faktor-faktor di luar kendali perusahaan dapat menyebabkan perhitungan inventory tidak akurat.

Cara menghindarinya dapat menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan akurasi dalam perencanaan, termasuk menganalisis history pesanan, menggabungkan data kondisi ekonomi, dan melacak aktivitas kompetitor.

2. Praktik Pembelian yang Tidak Konsisten

Adanya permintaan yang rendah atau pemesanan barang terlalu banyak dapat menyebabkan perusahaan terjebak dengan kelebihan persediaan.

Cara menghindarinya dengan tidak melakukan pembelian yang tidak konsisten. Perhatikan juga dua KPI (Key Performance Indicator) inventory berikut ini.

Rasio Perputaran Persediaan

KPI ini mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menjual inventory dan menghitung persediaan barang dijual dan diganti selama periode tertentu.

Menyusun Ulang Reorder Point

Reorder point adalah jumlah inventory minimum barang sebelum dipesan. Cara menghitungnya dengan mengalikan tingkat penggunaan harian rata-rata barang dengan waktu tunggu pesanan dan menambahkan stok keamanan yang diperlukan.

3. Jumlah SKU yang Berlebihan

Menimbun berbagai macam produk mungkin tampak seperti cara yang baik untuk memperluas basis pelangganmu tapi semakin banyak SKU yang kamu tawarkan, tentunya banyak produk yang harus kamu kelola.

Cara menghindarinya dengan menganalisis SKU. Hal ini untuk mengidentifikasi mana kinerja yang baik dan yang buruk. Semakin cepat kamu dapat melihat barang-barang yang slow moving, kamu akan menghemat biaya dan menghindari adanya dead stock.

4. Kurangnya Komunikasi

Dead stock dapat terjadi karena adanya kurangnya komunikasi yang terjadi antara tim gudang dan manajemen. Kemungkinan yang terjadi adalah tim gudang menghasilkan lebih banyak stok persediaan karena manajemen tidak mengomunikasikan jumlah persediaan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan baik kepada mereka.

Cara mengatasinya adalah membuat laporan setiap minggunya dan melakukan briefing antar manajemen dan tim gudang.

5. Penjualan Produk yang Buruk

Suatu produk mungkin tidak bisa terjual karena adanya beberapa alasan, harganya yang terlalu tinggi, kurang menarik daripada produk kompetitor, atau tidak sesuai dengan kebutuhan target pasar.

Cara menghindarinya dengan menentukan penyebab penjualan yang buruk tersebut seperti menyesuaikan harga atau merevisi strategi manajemen inventory.

6. Penurunan Permintaan

Perubahan kondisi pasar dapat menyebabkan penurunan permintaan secara tiba-tiba dan tidak dapat kamu prediksi.

Cara menghindarinya dengan mempertahankan pola manajemen inventory yang efisien sehingga mengurangi pemesanan berlebihan dan menyiapkan rencana darurat apabila permintaan mengalami penurunan.

7. Masalah Kualitas Produk

Produk yang rusak atau di bawah standar dapat menyebabkan produkmu tidak dibeli oleh pelanggan.

Cara menghindarinya dengan menetapkan standar yang ketat untuk bahan baku dan produk sebelum produk tersebut masuk ke gudang atau dalam proses pembuatan.

8. Kurangnya Minat Pelanggan

Jika pelanggan kurang tertarik pada produk yang kamu tawarkan, kemungkinan yang terjadi produkmu akan mengalami dead stock.

Cara menghindarinya dengan riset pasar yang lebih baik, termasuk berbicara langsung dengan customer sehingga mengetahui keinginan dan kebutuhan mereka.

Baca Juga: Staff Gudang adalah: Arti, Tugas, dan Kriterianya

Cara Mengatasi Dead Stock

Dead stock adalah masalah yang cukup umum pada sebuah perusahaan dan hampir semua bisnis mengalaminya. Untungnya, ada cara untuk meminimalisasi potensi kerugian tersebut dengan beberapa cara berikut ini.

1. Strategi Jangka Pendek

Memberikan Diskon ke Pelanggan

Strategi yang paling mudah untuk menyingkirkan dead stock persediaan adalah dengan memberikan diskon besar kepada pelanggan dengan harapan dapat meningkatkan permintaan terhadap produkmu.

Di sisi lain, produk dead stock tersebut mungkin tidak dapat menghasilkan keuntungan dengan strategi ini, tapi kamu bisa memulihkan beberapa biaya produksi dan meningkatkan ruang penyimpanan gudang.

Buatlah Bundling dengan Produk Lain

Kamu dapat membuat strategi dengan membuat bundling produk dead stock dengan produk lain yang masih berkaitan. Harapannya untuk mendapatkan permintaan yang lebih tinggi. Dengan fokus ke permintaan yang lebih tinggi ini dapat menyingkirkan persediaan produk dead stock di dalam gudang.

Jual di Marketplace

Pilihan lain yang dapat kamu pertimbangkan adalah menjual produk dead stock secara online pada marketplace. Buatlah beberapa campaign yang menarik sehingga customer-mu tertarik dan melakukan pembelian barang tersebut.

Kembalikan Produk ke Supplier

Bernegosiasi dengan supplier untuk mengembalikan produk dead stock bisa menjadi sebuah pilihan yang patut kamu coba. Hal ini tergantung pada syarat dan ketentuan dari kebijakan pengembalian pada saat perjanjian awal jual beli.

Donasi atau Amal

Daripada hanya membuang produk dead stock begitu saja, kamu dapat menyumbangkan produk tersebut untuk donasi atau kegiatan amal. Produkmu akan diperlakukan dengan lebih baik daripada hanya berakhir di sampah, bukan?

2. Strategi Jangka Panjang

Melaksanakan Stock Opname Secara Rutin

Kamu harus mewajibkan tim gudang melakukan stock opname setiap bulan secara rutin. Hal ini harus dilakukan supaya mendapatkan real stock yang dapat dijadikan acuan bagi PPIC dan purchasing dalam melakukan perencanaan produksi dan pembelian material.

Menghabiskan Stok Lama Terlebih Dahulu

Meminta agar proses pergantian spesifikasi produk bisa dilakukan dengan cara menghabiskan stok yang lama terlebih dahulu kepada bagian engineering dan marketing. Apabila tidak bisa, kamu bisa meminta kepada engineering agar material spesifikasi produk lama yang masih tersisa di gudang dialihkan ke tipe yang lain.

Memperbarui Layout Gudang

Memperbarui layout gudang merupakan sebuah alternatif yang bisa kamu lakukan, lho! Reposisi material dengan cara mengelompokkannya sesuai dengan material yang ada.

Memberikan Forecast Pembelian

Kepandaian melakukan negosiasi sangatlah penting pada bisnis. Kini peraturan minimum order sudah mulai jarang diberlakukan oleh supplier. Akan tetapi jika mereka masih menerapkannya, kamu bisa melakukan negosiasi dengan mereka.

Caranya dengan memberikan forecast pembelian untuk beberapa bulan ke depan sesuai dengan data kebutuhan yang kamu dapat dari marketing. Nyatanya, cara tersebut berhasil dilakukan dengan baik, lho!

Salah satu alasan yang perlu kamu ketahui tentang penerapan minimum order di supplier kepada kamu adalah cost mereka akan tertutup bila mereka memproduksi barangmu sesuai dengan jumlah minimum tersebut. Dengan cara memberikan forecast dalam beberapa bulan ke depan, mereka bisa melakukan proses produksi dalam satu jalan. Sisa produksi yang belum kamu minta bisa mereka simpan di gudang mereka terlebih dahulu.

Kesimpulan

Dead stock adalah persediaan barang yang mengalami slow moving dan bisa kamu hindarkan pada bisnis yang kamu jalani saat ini. Apabila kamu mengalami kesulitan dalam mengelola inventory barang hingga mengakibatkan dead stock dan tidak dapat dijual lagi, tenang, kamu tak perlu khawatir lagi! Kamu dapat menggunakan aplikasi majoo yang memiliki fitur inventory. Fitur ini akan membantumu dalam mengelola persediaan barang sesuai permintaan.

Selain itu, fitur inventory ini juga dapat membantumu dalam melacak barang, manajemen pesanan, stock opname, hingga pengiriman barang ke konsumen secara otomatis, sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan tentunya aman.

Tunggu apalagi! Segera gunakan aplikasi majoo!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

Dead stock adalah persediaan barang yang terlalu lama disimpan di dalam gudang sehingga barang tersebut tidak laku lagi dijual di pasaran. Istilah dead stock inventory ini mencakup barang rusak, kedaluwarsa, sisa dari produk musiman, serta barang yang salah pengiriman.
Yang paling mudah adalah dengan memberikan diskon besar-besaran kepada pelanggan, atau membundling barang deadstock dengan barang yang masih laku keras.
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo