Ergonomi, Mengenal Pengertian dan Prinsip Ergonomi Kerja

Penulis Nisa Destiana
14 August 2022

article thumbnail

Penerapan prinsip ergonomi di lingkungan kerja dapat meningkatkan performa kerja karyawan. 

Apakah kamu merasa angle layar komputer atau tinggi meja kerjamu kurang sesuai? Akibatnya, matamu terasa tidak nyaman atau pergelangan tangan terasa nyeri setiap usai bekerja.

 

Jika jawabannya adalah iya, artinya prinsip ergonomi belum diterapkan di lingkungan tempatmu bekerja. Namun, sebelum membicarakan lebih jauh tentang seluk-beluk ergonomic, sebaiknya kita menyamakan persepsi terlebih dahulu terkait pengertian ergonomi.

Pengertian ergonomi

Ditilik dari asal katanya, ergonomic berasal dari bahasa Yunani ‘ergos’ dan ‘nomos’. ‘Ergos’ berarti kerja, sedangkan ‘nomos’ adalah aturan. Dengan demikian, istilah yang satu ini berbicara tentang ‘aturan kerja’.

 

Adapun ergonomi adalah interaksi manusia dengan sistem, profesi, prinsip, data, dan metode dalam rangka merancang sistem tersebut agar sesuai dengan kebutuhan, keterbatasan, serta keterampilan manusia.

 

Dengan kata lain, ergonomi merupakan ilmu yang membicarakan desain untuk manusia. Secara sederhana, istilah ini dapat diartikan sebagai sebuah upaya menyesuaikan lingkungan kerja dengan kebutuhan pengguna atau manusianya.

 

Tujuan penyesuaian tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi rasa tidak nyaman saat bekerja.

 

Cakupan ergonomi

Ergonomic design yang baik meniadakan keterbatasan antara pekerjaan dan pekerja sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif. Meskipun ergonomi kerja sering kali merujuk kepada aspek fisik, ada cakupan yang lain yaitu kognitif dan organisasi. Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasan di bawah ini!

 

- Physical ergonomic

Sesuai namanya, physical ergonomic berkaitan dengan karakteristik anatomi, antropometri, fisiologi, dan biomekanik manusia yang berhubungan dengan aktivitas fisik.

 

Biasanya, aspek ini paling banyak diperhatikan di lingkungan kerja. Ergonomi kerja memang berupaya menyesuaikan kondisi lingkungan kerja dan tuntutan pekerjaan dengan kemampuan pekerja.

 

Pendekatan tersebut merupakan penyelesaian untuk berbagai masalah, salah satunya gangguan musculoskeletal atau gangguan pada otot dan tulang.

 

Intinya, workplace ergonomic betul-betul fokus pada usaha membangung lingkungan kerja yang lebih baik. Saat pekerjaan didesain sedemikian rupa sesuai dengan kapabilitas pekerja, bukan hanya hasilnya menjadi lebih baik, melainkan pekerja yang menyelesaikannya pun memiliki pengalaman lebih baik.

 

Area fokus physical ergonomics termasuk konsekuensi dari gerakan repetitif, keamanan di tempat kerja, kenyamanan dalam penggunaan perangkat portabel, desain keyboard, postur saat bekerja, serta situasi lingkungan kerja secara keseluruhan.

 

Jadi, prosesnya melibatkan pengamatan terhadap pekerja dan pekerjaan itu sendiri, Kemudian, lingkungan kerja didesain supaya optimal dari sisi keamanan, kesehatan, kenyamanan, serta performa kerja.

 

Berdasarkan sudut pandang tersebut, prinsip ergonomi menghasilkan nilai dalam beberapa bidang. Tentunya, nilai-nila tersebut baik bagi bisnis serta pekerja.

 

- Cognitive ergonomic

Jika physical ergonomic berkonsentrasi pada pencegahan cedera melalui evaluasi lingkungan kerja, mulai dari postur sampai gerakan repetitif, cognitive ergonomic terutama dikaitkan dengan fungsi otak.

 

Dalam konteks ini kaitannya dengan analisis kesalahan, interaksi manusia dengan mesin, beban kerja secara mental, pengambilan keputusan, tekanan di tempat kerja, serta training karena berhubungan dengan desain sistem manusia.

 

Karena cognitive ergonomic juga mempelajari tentang seberapa sesuai kegunaan suatu produk seperti mesin atau komputer dengan kapabilitas kognitif pengguna, hal ini bisa menjad insight untuk para desainer untuk memastikan suatu alat memberikan kegunaan optimal.

 

- Organizational ergonomic

Sementara itu, organizational ergonomic fokus kepada sistem sociotechnical, mencakup struktur organisasi, kebijakan, serta proses. Beberapa topik yang relevan, seperti komunikasi, desain jam kerja, kerja sama tim, manajemen sumber daya, dan manajemen kualitas.

 

Aspek ini kadang disebut juga sebagai macroergonomics. Jika diamati, macroergonomic merupakan wawasan tentang bagaimana mendesain keseluruhan sistem kerja supaya terbangun iklim kerja yang efektif dan optimal.

 

Prinsip ergonomi

Pada dasarnya, prinsip ergonomi memungkinkan kamu mendesain lingkungan kerja sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya cedera. Dengan begitu, lingkungan bisnis menjadi area yang aman dan sehat bagi para pekerja.

 

Lingkungan kerja yang tidak ergonomis akan merugikan bisnis dalam jangka panjang

 

 

1. Menjaga postur tetap netral

Postur netral merupakan kondisi di mana badan selaras dan seimbang, baik saat duduk maupun berdiri, meminimalisasi tekanan pada badan dan memastikan sendi selalu selaras.

 

Dengan begitu, tekanan pada otot, saraf, serta tulang pun sangat minim sehingga orang yang bersangkutan dapat memiliki kontrol dan memproduksi kekuatan secara maksimal.

 

Dalam rangka memastikan bekerja dengan postur netral, kamu juga perlu memastikan segala sesuatu berada dalam jangkauan. Jadi, kamu dapat menghindari tarikan yang tidak perlu pada otot ketika berupaya menjangkau sesuatu.

 

2. Mengurangi kekuatan yang berlebihan

Mengeluarkan kekuatan berlebihan merupakan salah satu faktor risiko dalam ergonomi. Sayangnya, kadang cukup banyak pekerjaan yang membutuhkan kekuatan besar sehingga usaha otot meningkat dan dapat meningkatkan kelelahan serta risiko cedera otot atau tulang.

 

Memang ada banyak keadaan yang memerlukan kekuatan besar. Namun, ide dari prinsip ergonomi diharapkan pekerja menyadari hal tersebut dan berupaya menurunkan kekuatan yang dibutuhkan, misalnya dengan memanfaatkan alat bantu.

 

3. Hindari gerakan berlebihan

Gerakan repetitif sudah pasti menjadi salah satu faktor risiko utama dalam ergonomi. Cukup banyak pekerjaan yang gerakannya memang berulang serta berada dikontrol oleh target produksi per jam atau per hari.

 

Ketika gerakan repetitif tinggi dikombinasikan dengan kekuatan berlebihan dan postur yang tidak netral, maka ada potensi besar sekali untuk terjadinya musculoskeletal injury.

 

Karena itu, bila memungkinkan gerakan berlebihan perlu dikurangi. Sebagai catatan, suatu gerakan masuk ke dalam kategori repetisi tinggi bila berulang dalam rentang 30 detik.

 

Apabila gerakan tersebut tidak dapat dikurangi, perlu dipastikan tidak ada kekuatan berlebihan ataupun postur tidak netral selama mengerjakannya. Cara lainnya untuk menekan potensi cedera, menerapkan rotasi dan memberikan stretch break bagi pekerja.

 

4. Memberi ruang untuk peregangan

Sistem muskuloskeletal merujuk kepada sistem gerak manusia. Sesuai namanya, sistem tersebut didesain untuk bergerak. Sebab itu, bekerja dalam jangka waktu panjang dengan keadaan statis akan menyebabkan tubuh kelelahan. Inilah yang dikenal dengan static load.

 

Misalnya, kamu harus berdiri di posisi yang sama selama delapan jam atau menulis dengan pensil selama 60 menit. Contoh lain yang mungkin sangat relevan dengan situasi kerja saat ini yaitu mengetik selama berjam-jam tanpa jeda.

 

Bila kamu melakukan hal tersebut, kamu akan mengalami static load. Selama beberapa waktu awal, mungkin aktivitas tersebut terasa biasa saja. Akan tetapi, terus-menerus melakukan aktivitas yang sama akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan kelelahan.

 

Sehubungan dengan itu, pekerja perlu melakukan peregangan. Lakukan peregangan untuk area pundak dan punggung, kaki, bahkan pergelangan tangan serta jari.

 

Peregangan atau stretching bisa mengurangi kelelahan, meningkatkan keseimbangan otot dan postur, serta memperbaiki koordinasi otot. Suka atau tidak, setiap orang adalah atlet dalam kesehariannya.

 

Jadi, masing-masing dari kamu perlu melakukan pemanasan setiap akan bekerja untuk meningkatkan performa dan menekan risiko cedera. Meskipun kurang populer, peregangan merupakan salah satu cara terbaik untuk mengaktifkan badan sebelum bekerja.

 

Selain itu, penting sekali untuk beristirahat dan melakukan peregangan di sela-sela pekerjaan. Cara ini akan melancarkan peredaran darah dan mengembalikan energi.

 

Pentingnya menerapkan ergonomi kerja

Ergonomi yang tidak baik adalah kontributor utama terhadap kecelakaan kerja akut ataupun yang terbentuk seiring waktu. Kecelakaan akut akibat kurang baiknya ergonomi kerja misalnya cedera tulang belakang karena mengangkat benda dengan teknik yang tidak tepat.

 

Belum lagi, pekerjaan yang mengharuskan seseorang melakukan gerakan yang sama dari hari ke hari. Seiring berjalannya waktu, bila pekerja terus melakukan gerakan yang tidak ergonomis akhirnya dapat muncul rasa tidak nyaman, cedera, hingga disabilitas.

 

Contoh lainnya, pekerja sering kali duduk atau berdiri untuk waktu yang lama. Jika workstation milik pekerja yang bersangkutan tidak ergonomis sehingga posturnya tidak baik, akhirnya akan muncul nyeri ataupun cedera. Nyeri leher dan bahu kronis yang umum dialami pekerja umumnya sangat terkait dengan lingkungan kerja yang kurang ergonomis.

 

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, jelas terlihat bahwa ergonomi kerja perlu diterapkan dalam setiap perusahaan. Apa saja keuntungannya? Simak penjelasan berikut ini.

 

1. Meningkatkan produktivitas

Makin ergonomis workstation yang dimiliki seorang pekerja, makin nyaman pula ia melakukan pekerjaannya. Tidak ada tekanan yang tidak perlu, baik fisik maupun mental. Tidak ada juga postur yang kurang baik berkat baiknya desain lingkungan kerja.

 

Dengan demikian, pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah dan nyaman. Dengan menurunnya tekanan, risiko cedera, serta meningkatnya kenyamanan dalam bekerja, umumnya produktivitas seseorang juga turut meningkat.

 

Selain itu, riset juga menunjukkan, frekuensi karyawan mengajukan izin juga menurun karena lingkungan kerja yang lebih sehat, nyaman, serta aman.

 

2. Menghemat biaya

Perlu diingat, setiap kecelakaan kerja yang terjadi merupakan tanggung jawab perusahaan. Sebab itu, penerapan prinsip ergonomi sebetulnya berkaitan erat dengan penghematan biaya operasional.

 

Seperti yang telah diketahui, melalui desain lingkungan kerja yang ergonomis, kita berupaya untuk menjadikan para pekerja lebih sehat dan terhindar dari cedera. Jika dilihat dari perspektif keuangan, hal tersebut berarti menekan kompensasi biaya yang mungkin perlu dikeluarkan oleh perusahaan.

 

Lebih dari itu, opportunity cost yang mungkin muncul akibat adanya staf yang cedera juga dapat dihindari. Jadi, sebetulnya setiap pemilik usaha dapat melihat upaya menciptakan lingkungan kerja yang ergonomis sebagai sebuah investasi.

 

3. Meningkatkan kualitas kerja

Dengan memperbaiki lingkungan kerja, pekerja dapat bekerja secara lebih efisien. Selanjutnya, kualitas dari pekerjaan pun makin baik.

 

Selain karena pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien, peningkatan kualitas kerja juga didukung oleh performa karyawan yang jauh lebih sehat dan merasa nyaman saat bekerja.

 

Secara tidak langsung, karyawan juga bebas dari rasa khawatir saat bekerja karena ada jaminan bahwa lingkungan kerjanya aman dan sehat. Tidak heran bila kualitas pekerjaan menjadi lebih baik.

 

Dampak lain yang tidak kalah penting, karyawan merasa ingin memberikan kualitas pekerjaan terbaik sebab merasa diapresiasi. Perusahaan yang fokus menerapkan ergonomi di lingkungan kerja memiliki nilai lebih di mata para karyawannya.

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo