Uang adalah alat tukar yang diterima untuk transaksi, seperti membeli barang dan jasa. Dalam pengertian sederhana, uang adalah perantara dalam pertukaran.
Tanpa adanya uang, kita harus melakukan barter, yakni menukar suatu barang dengan barang lainnya, dan hal ini sudah tidak efisien di zaman sekarang.
Pengertian Uang dan Fungsinya
Secara sederhana, uang adalah segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa, serta untuk melunasi utang. Uang mempermudah transaksi dan memungkinkan kita untuk menukar hasil kerja atau produk kita dengan apa pun yang kita butuhkan.
Sebagai alat tukar untuk bertransaksi, uang memiliki tiga fungsi utama. Fungsi utama ini juga menjadi indikator uang dijadikan alat bertransaksi. Untuk mengetahui lebih detai, berikut tiga fungsi utama uang:
Alat Tukar (Medium of Exchange)
Fungsi uang yang paling mendasar adalah sebagai alat tukar. Uang memungkinkan transaksi menjadi lebih mudah dan efisien. Dibandingkan dengan zaman dahulu, seseorang harus mencari orang lain yang ingin menukar barang yang mereka miliki dengan barang yang kita butuhkan.
Satuan Hitung (Unit of Account)
Uang juga berfungsi sebagai standar untuk mengukur nilai. Dengan adanya uang, kita bisa menetapkan harga pada barang dan jasa sehingga mudah untuk membandingkan nilai relatifnya. Sebagai contoh, kita bisa membandingkan harga sebuah mobil dengan harga sebuah motor karena keduanya diukur dalam satuan mata uang yang sama, misal dalam satuan Rupiah.
Penyimpan Nilai (Store of Value)
Uang memungkinkan kalian untuk menyimpan daya beli kalian dari masa kini untuk digunakan pada masa mendatang. Kalian bisa menyimpan uang di dompet atau rekening bank, dan uang tersebut akan tetap memiliki nilai untuk dibelanjakan nanti. Meskipun nilainya bisa tergerus oleh inflasi dari waktu ke waktu, uang tetap menjadi cara yang praktis dan efisien untuk menyimpan kekayaan.
Jenis Uang Berdasarkan Lembaga Penerbit
Jenis-jenis uang bisa dibedakan berdasarkan lembaga yang menerbitkannya. Secara umum, uang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yakni uang kartal dan uang giral.
Uang kartal adalah uang yang diterbitkan oleh bank sentral dan menjadi alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat untuk melakukan transaksi.
Uang kartal diterbitkan oleh bank sentral (di Indonesia, Bank Indonesia). Bentuk uang jenis ini berupa uang kertas dan logam dengan berbagai nominal.
Sedangkan uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank umum dan digunakan dalam bentuk non-tunai. Uang ini ada dalam bentuk catatan digital atau saldo di rekening bank.
Penerbit uang giral adalah bank umum, misalnya, Bank Mandiri, BCA, BRI, dst.). Uang jenis ini berupa saldo giro, cek, bilyet giro, atau kartu debit.
Jenis Uang Berdasarkan Bahan
Jenis-jenis uang bisa juga dibedakan berdasarkan bahan pembuatannya. Bahan pembuatan uang sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu uang logam dan uang kertas. Keduanya merupakan bagian dari jenis uang kartal yang diterbitkan oleh bank sentral.
Kedua jenis uang ini, baik logam maupun kertas, saling melengkapi dalam sistem pembayaran sehari-hari. Uang logam digunakan untuk pecahan kecil, sementara uang kertas untuk transaksi dengan nilai yang lebih besar.
Berikut penjelasan lengkapnya:
Uang Logam
Uang logam terbuat dari bahan metal seperti aluminium, nikel, perunggu, kuningan, atau campuran logam lainnya. Uang ini memiliki karakteristik yang khas.
Ciri-ciri:
Tahan Lama: Uang logam lebih awet dan tidak mudah rusak atau sobek.
Mudah Dipindahkan: Bentuknya yang kecil dan padat membuatnya mudah dibawa.
Nilai Nominal Kecil: Uang logam biasanya digunakan untuk transaksi dengan nilai nominal yang relatif kecil.
Tidak Mudah Dipalsukan: Karena proses pembuatannya rumit dan menggunakan bahan khusus, uang logam sulit dipalsukan.
Contoh: Uang koin Rupiah dengan nominal Rp100, Rp200, Rp500, dan Rp1.000.
Uang Kertas
Uang kertas dibuat dari bahan khusus yang tidak mudah robek, tahan air, dan tidak mudah luntur. Bahan dasarnya umumnya terbuat dari polimer atau serat kapas.
Ciri-ciri:
Nilai Nominal Besar: Uang kertas sering digunakan untuk transaksi dengan nilai nominal yang lebih besar.
Fleksibel: Ukurannya yang tipis dan ringan membuatnya mudah disimpan dan dibawa dalam jumlah banyak.
Mudah Dilipat: Uang kertas dapat dilipat dan ditaruh di dompet dengan mudah.
Memiliki Tanda Khusus: Untuk mencegah pemalsuan, uang kertas dilengkapi dengan berbagai pengaman seperti benang pengaman, tinta khusus, dan gambar tersembunyi.
Contoh: Uang kertas Rupiah dengan nominal Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, hingga Rp100.000.
Jenis Uang Berdasarkan Nilai
Jenis uang bisa pula dibedakan berdasarkan nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini, uang dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu uang bernilai penuh (full bodied money) dan uang tanda (token money).
Uang tanda umumnya digunakan dalam ekonomi modern sebagian besar negara. Hal ini karena sifatnya yang praktis dan fleksibel. Uang ini juga memungkinkan bank sentral untuk mengimplementasikan kebijakan moneter yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi. karena sifatnya yang praktis dan fleksibel.
Berikut penjelasan detailnya:
Uang Bernilai Penuh (Full Bodied Money)
Uang bernilai penuh adalah uang yang nilai intrinsiknya (nilai bahan pembuatnya) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tertera pada uang tersebut). Dengan kata lain, nilai dari bahan fisik uang tersebut, seperti emas atau perak, setara dengan daya belinya.
Contoh: Uang koin emas atau perak. Jika sebuah koin emas memiliki nilai nominal $50, maka nilai emas yang terkandung di dalamnya juga senilai $50.
Kelebihan: Uang ini memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya karena didukung oleh bahan yang berharga.
Kekurangan: Jumlahnya terbatas dan sulit disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi, serta tidak praktis untuk dibawa dalam jumlah besar.
2. Uang Tanda (Token Money)
Uang tanda adalah uang yang nilai nominalnya jauh lebih tinggi daripada nilai intrinsiknya. Nilai uang ini tidak didukung oleh bahan pembuatnya, melainkan oleh kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah atau bank sentral yang menerbitkannya.
Contoh: Uang kertas dan uang koin modern. Selembar uang kertas Rp100.000,00 memiliki nilai nominal seratus ribu, padahal biaya pembuatan kertasnya hanya beberapa ratus rupiah.
Kelebihan: Sangat fleksibel. Bank sentral dapat dengan mudah mencetak dan mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat sesuai kebutuhan ekonomi, tanpa terikat pada pasokan bahan baku yang langka.
Kekurangan: Nilainya rentan terhadap inflasi dan fluktuasi jika pemerintah atau bank sentral tidak mengelola peredarannya dengan baik.
Jenis Uang Berdasarkan Area Pemakaian
Jenis-jenis uang yang terakhir bisa dibedakan berdasarkan area atau wilayah pemakaiannya. Untuk bagian ini, uang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu uang domestik dan uang internasional.
Berikut penjelasan detail mengenai uang dometik dan uang internasional beserta contohnya:
Uang Domestik
Uang domestik adalah mata uang yang sah dan berlaku sebagai alat pembayaran di dalam suatu negara. Uang ini diterbitkan dan dijamin oleh otoritas moneter negara tersebut.
Uang domestik digunakan untuk semua transaksi ekonomi di dalam wilayah geografis negara penerbitnya, seperti pembayaran gaji, pembelian barang dan jasa, hingga pembayaran pajak.
Contoh:
Rupiah (IDR) di Indonesia
Dolar Amerika Serikat (USD) di Amerika Serikat
Ringgit (MYR) di Malaysia
2. Uang Internasional
Sedangkan uang internasional adalah mata uang yang diterima secara luas sebagai alat pembayaran di kancah global. Uang jenis ini kerap digunakan dalam transaksi perdagangan antarnegara, investasi, dan sebagai cadangan devisa oleh bank sentral di berbagai negara.
Fungsi utama uang jenis ini tak lain untuk memfasilitasi perdagangan global dan pasar keuangan internasional. Mata uang ini biasanya memiliki stabilitas nilai yang tinggi dan didukung oleh ekonomi yang kuat.
Contoh:
Dolar Amerika Serikat (USD): Paling dominan, digunakan sebagai mata uang cadangan global dan sering dipakai untuk transaksi komoditas seperti minyak.
Euro (EUR): Mata uang yang digunakan di banyak negara Uni Eropa dan merupakan mata uang internasional penting.
Yen Jepang (JPY), Poundsterling Inggris (GBP), dan Yuan Tiongkok (CNY): Mata uang ini juga memiliki peran signifikan dalam perdagangan dan investasi global.
Kesimpulan
Sebagai penutup, uang adalah segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa, serta untuk melunasi utang. Uang mempermudah transaksi dan memungkinkan kita untuk menukar hasil kerja atau produk kita dengan apa pun yang kita butuhkan.
Sedangkan untuk mengatur uang dalam dengan pencatatan keuangan yang baik, aplikasi keuangan seperti majoo juga bisa menjadi solusi yang memudahkan. Aplikasi ini membantu pelaku bisnis dalam mencatat pengeluaran, memantau arus kas, dan merencanakan anggaran dengan lebih efisien.
Dengan menggunakan majoo, kalian bisa fokus mengembangkan usaha tanpa khawatir bingung dalam mengelola keuangan. Yuk mulai mengelola keuangan atau bisnis kalian dengan majoo.