Menjalankan bisnis tidak bisa dipisahkan dari akuntansi. Dalam akuntansi, kamu mungkin sering mendengar istilah jurnal, seperti jurnal umum, jurnal khusus, serta jurnal penutup.
Jurnal sendiri berarti formulir untuk mencatat setiap jenis transaksi yang dilakukan secara sistematis dan rinci. Lalu, apa yang dimaksud dengan jurnal penutup?
Pengertian Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah bagian dari laporan keuangan yang disusun pada akhir periode pembukuan. Jurnal ini digunakan untuk menutup akun nominal dan menyiapkan neraca akhir.
Jadi, dalam pembuatannya melibatkan pemindahan data dari akun sementara dalam laporan rugi laba akun permanen di neraca. Komponen yang termasuk ke dalam akun sementara, antara lain pendapatan, pengeluaran, serta laba yang harus ditutup pada akhir tahun buku.
Memahami Lebih Dalam tentang Jurnal Penutup
Salah satu tujuan utama dari pembuatan closing entries adalah reset saldo akun sementara menjadi nol di dalam jurnal umum, sistem dokumentasi untuk keuangan perusahaan.
Dalam hal ini, kita perlu memahami perbedaan antara akun sementara dengan akun permanen. Akun sementara digunakan untuk merekam aktivitas keuangan selama periode tertentu.
Seluruh akun pendapatan dan beban perlu dibuat menjadi nol karena pelaporannya hanya berlaku dalam jangka waktu tertentu dan tidak dihitung untuk periode berikutnya.
Sebagai contoh, bisnis memperoleh pendapatan sebesar Rp350.000.000 tahun ini. Nominal pendapatan tersebut tidak dihitung sebagai pendapatan tahun depan.
Di sisi lain, akun permanen melacak aktivitas keuangan yang lebih panjang dari sekadar periode akuntansi yang sedang berjalan. Data ini biasanya ditempatkan di neraca, bagian dari laporan keuangan yang menjadi acuan investor. Pasalnya, di sana terlihat nilai sebuah perusahaan, termasuk aset serta kewajibannya.
Setiap akun yang tercantum di dalam neraca, kecuali dividen yang dibayarkan, merupakan akun permanen. Contohnya, Rp50.000.000 yang terdapat di kas perusahaan hari ini masih bernilai sama untuk tahun depan, jika tidak dibelanjakan.
Dengan kata lain, akun-akun yang bersifat sementara perlu ditutup supaya tidak mengganggu perhitungan pada periode akuntansi berikutnya.
Fungsi Jurnal Penutup
Setiap akhir periode akuntansi, jurnal penutup atau closing entries dibuat setelah penyusunan laporan keuangan perusahaan. Nah, kamu sudah memahami pengertian jurnal penutup, kini saatnya membahas fungsinya.
Fungsi jurnal penutup yaitu menyesuaikan saldo akun hingga jumlahnya nol agar tidak memengaruhi transaksi dalam periode berikutnya.
Tujuan dari menjadikan saldo akun nol di akhir periode agar saldo akun modal menunjukkan kondisi yang sebenarnya.
Dengan melakukan penutupan saldo pada akun sementara, saldo modal perusahaan jumlahnya akan sama dengan neraca akhir periode. Saldo modal tersebut jadi bisa digunakan sebagai acuan untuk pembukuan periode berikutnya.
Selain itu, masih ada fungsi jurnal penutup lainnya yaitu memisahkan akun pendapatan serta beban. Maksudnya, supaya kedua akun tersebut tidak bercampur dengan saldo pembukuan pada periode berikutnya.
Setelah akun-akun tersebut dipisahkan, perusahaan dapat menyusun pembukuan untuk periode selanjutnya.
Karena setiap transaksi antar periode telah dipisahkan, closing entries juga bisa membantu memudahkan proses audit. Jadi, pihak pengaudit dapat memeriksa beberapa transaksi yang berada dalam periode akuntansi berbeda dengan mudah.
Terakhir, tetapi tidak kalah penting, closing entries berguna untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan secara riil setelah penutupan pembukuan dalam satu periode. Laporan keuangan yang dimaksud hanya memuat aset, liabilitas, serta ekuitas perusahaan.
Contoh dan Cara Membuat Jurnal Penutup
Susunan penutupan laporan keuangan sebetulnya hampir mirip dengan jurnal umum. Entri jurnal tersebut dipakai untuk memindahkan saldo ke akun permanen. Adapun saldo yang dipindahkan berasal dari akun nominal di dalam buku besar.
Biasanya, pembuatan jurnal penutup dilakukan saat laporan keuangan tahunan perusahaan sudah selesai disusun. Setiap akun nominal saldonya dipastikan nol agar perusahaan bisa memulai siklus atau periode akuntansi yang baru.
Penyusunan closing entries sebetulnya didasarkan pada laporan laba rugi sehingga akuntan tidak perlu membuka laporan keuangan lainnya. Pasalnya, komponen yang dibutuhkan adalah akun pendapatan, beban, serta ikhtisar laba rugi.
Berikut ini penjelasan tentang cara membuat dan contoh jurnal penutup. Simak sampai akhir, ya!
Baca Juga: Pentingnya Mengenal Pengertian Jurnal Penjualan dalam Bisnis
1. Jurnal Penutup untuk Akun Pendapatan
Sesuai namanya, akun pendapatan berisi transaksi-transaksi terkait penghasilan yang diterima oleh perusahaan dalam satu periode. Umumnya, pendapatan berasal dari dua sumber yakni akibat operasional perusahaan atau pendapatan lain.
Penjualan barang atau jasa merupakan contoh pendapatan perusahaan yang terkait dengan operasional. Tentunya, jenis pendapatan yang satu ini sangat dipengaruhi oleh proses produksi.
Di luar pendapatan dari operasional utama, kadang perusahaan juga menerima pendapatan dari sumber lain. Misalnya, pendapatan dari penjualan mesin, kendaraan operasional, dan lain-lain. Seluruh penghasilan tersebut dicatat dalam buku besar, di bagian akun pendapatan.
Ketika laporan keuangan dibuat, akun pendapatan dalam buku besar akan ditutup dan dipindahkan saldonya ke dalam ikhtisar laba rugi. Untuk menutup akun pendapatan tersebut, kamu cukup membalik saldonya.
Jadi, akun pendapatan perusahaan berpasangan dengan ikhtisar laba rugi dalam jurnal penutup. Akun pendapatan dicatat dalam posisi debet, sedangkan ikhtisar laba rugi di posisi kredit.
Di bawah ini cara membuat closing entries untuk akun pendapatan.
2. Jurnal Penutup untuk Akun Beban
Untuk melaksanakan kegiatan operasional, perusahaan pasti mengeluarkan biaya-biaya tertentu. Bentuk pengeluaran tersebut yang dikenal sebagai beban.
Layaknya pendapatan, beban yang dikeluarkan perusahaan juga terbagi ke dalam beban usaha dan beban lain.
Akun beban usaha mencatat beban-beban yang terkait secara langsung dengan operasional perusahaan. Contohnya, biaya gaji karyawan, biaya listrik, atau biaya sewa bangunan.
Di samping itu, perusahaan juga kadang harus menanggung beban yang tidak berkaitan langsung dengan operasional. Sebagai contoh, bila bisnis milikmu meminjam modal ke bank, ada beban bunga pinjaman.
Penutupan akun beban juga dilakukan dengan memindahkan akun terkait ke dalam jurnal. Sedikit berbeda dengan akun pendapatan, akun beban dicatat di bagian kredit sebab posisi aslinya berada di bagian debet.
Seperti akun pendapatan, pasangan untuk akun beban di dalam closing entries adalah ikhtisar laba rugi. Fungsi peletakkan ikhtisar laba rugi adalah untuk mengetahui jumlah total beban perusahaan. Inilah contoh jurnal penutup untuk akun beban.
Khusus perusahaan dagang, beban akan dibedakan menjadi beban operasional dan administrasi umum. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan proses penyelenggaraan dan penjualan barang dagang termasuk ke dalam beban operasional.
Di sisi lain, biaya yang terkait dengan aktivitas manajerial, membuat perencanaan, atau konsep penjualan, dimasukkan ke dalam administrasi umum.
3. Jurnal Penutup untuk Ikhtisar Laba Rugi
Seperti yang telah diketahui, komponen berikutnya yang perlu ada di dalam closing entries adalah ikhtisar laba rugi. Ada sedikit perbedaan cara dalam menutup ikhtisar laba rugi bila dibandingkan dengan akun pendapatan atau akun beban.
Setelah penyusunan laporan keuangan, ikhtisar laba rugi ditutup dengan memindahkan saldonya ke rekening modal.
Tergantung kondisi perusahaan, laba atau rugi, ada dua cara membuat jurnal penutup untuk ikhtisar laba rugi. Bila perusahaan memperoleh laba, ikhtisar laba rugi dicatat di bagian debet.
Sebaliknya, jika beban perusahaan lebih besar daripada pendapatan, bisnis mengalami kerugian. Dengan demikian, ikhtisar laba rugi ditempatkan di posisi kredit dalam closing entries.
Kondisi jurnal ini memengaruhi modal perusahaan dalam periode akuntansi berikutnya. Modal bisa bertambah atau berkurang tergantung kondisi pada closing entries tersebut.
Komponen Prive
Meskipun tidak terjadi di semua bisnis atau perusahaan, beberapa di antaranya memiliki akun prive. Akun prive merupakan pengeluaran pribadi pemilik perusahaan, biasanya dalam jumlah minimal.
Terlepas dari jumlahnya yang tidak terlalu besar, akun prive harus ditutup pada setiap akhir periode akuntansi. Sebelum ditutup pada akhir periode akuntansi, tentunya prive perlu diunggah ke dalam buku besar terlebih dahulu.
Walaupun jumlahnya kecil, pengeluaran perusahaan dalam bentuk prive akan memengaruhi posisi modal. Karena itu, akun ini tetap harus dicatat secara saksama, baik dalam buku besar maupun di jurnal penutup.
Di dalam closing entries, prive akan dicatat di bagian kredit, sedangkan bagian debet akan diisi akun modal. Dengan kata lain, pengeluaran prive merupakan penarikan modal pribadi pemilik.
Jika terlalu besar, pengaruhnya signifikan terhadap modal perusahaan. Untuk menjaga kestabilan keuangan perusahaan, tidak disarankan melakukan pengambilan modal yang terlalu sering atau terlalu besar.
Contoh Soal Jurnal Penutup
Supaya kamu bisa lebih memahami tentang jurnal penutup, mari kita lihat contoh jurnal penutup dalam bentuk soal di bawah ini.
PT Makmur Sejahtera memperoleh pendapatan sebesar Rp29.000.000. Perusahaan ini juga mengeluarkan sejumlah biaya, yaitu:
- Biaya gaji dan upah Rp3.500.000
- Beban bunga Rp1.200.000
- Beban perlengkapan Rp2.300.000
- Beban penyusutan perlengkapan Rp500.000
- Beban penyusutan bangunan Rp2.000.000
Selain itu, terdapat laba ditahan sebesar Rp19.500.000 dan dividen Rp5.000.000. Buatlah jurnal penutup untuk kasus di atas!
PT Makmur Sejahtera
Jurnal Penutup
Per 31 Desember 2021
Dengan dibuatnya jurnal penutup di atas, berakhir sudah pencatatan akuntansi PT Makmur Sejahtera pada periode tersebut.
Dari contoh di atas juga kamu bisa melihat, akun yang memerlukan jurnal penutup adalah akun pendapatan, akun beban, akun ikhtisar laba/rugi, akun prive, dan akun dividen.
Karena itu, akun-akun yang bersaldo nol setelah dibuat jurnal penutup adalah akun pendapatan, akun beban, prive, serta ikhtisar laba/rugi.
Ringkasan Cara Membuat Jurnal Penutup
Kamu sudah membaca paparan tentang cara membuat dan contoh jurnal penutup. Akan tetapi, informasi di atas mungkin terasa rumit. Karena itu, kami juga menyiapkan ringkasan cara membuat closing entries agar kamu lebih mudah memahaminya.
Secara singkat, closing entries dapat dibuat dalam empat langkah berikut ini.
-
Temukan akun pendapatan di neraca saldo yang mencantumkan semua akun pendapatan dan modal di buku besar perusahaan. Di sana terlihat, masing-masing akun memiliki saldo kredit. Untuk mengubahnya menjadi nol, kamu perlu melakukan entri saldo debit.
-
Temukan akun pengeluaran atau beban di neraca saldo. Berlawanan dengan pendapatan, akun beban memiliki saldo debit. Lakukan entri saldo kredit untuk setiap akun beban untuk mengubah saldonya menjadi nol.
-
Jika akun ikhtisar laba rugi memiliki saldo kredit setelah entri selesai atau jumlah saldo kredit melebihi debit, perusahaan memiliki laba bersih. Sebaliknya, bila saldo debit lebih besar dari saldo kredit, perusahaan mengalami rugi bersih. Akun ini juga perlu ditutup sesuai dengan kondisinya.
-
Terakhir, kamu perlu menutup akun dividen atau dalam paparan di atas disebut prive. Akun dividen memiliki saldo debit. Tutuplah akun ini dengan membuat entri kredit.
Keempat langkah di atas akan memberikan jejak audit yang jelas. Bisnis-bisnis besar memang membuat akun ringkasan pendapatan untuk memperjelas jejak aktivitas keuangan. Namun, bagi bisnis kecil, langkah tersebut bisa saja dilewati.
Dengan langsung menutup akun sementara ke akun laba ditahan untuk disajikan di neraca perusahaan, hasil akhirnya akan tetap akurat.
Jadi, setelah dilakukan jurnal penutup maka langkah selanjutnya adalah membuat buku besar setelah penutupan dan neraca saldo setelah penutupan. Adapun saldo untuk membuat buku besar setelah penutupan berasal dari jurnal penutup dan jurnal penyesuaian.
Bagaimana bila kamu merasa kesulitan mengerjakan seluruh perhitungan dan pencatatan akuntansi tersebut? Bila demikian, tidak ada salahnya untuk memanfaatkan software akuntansi.
Pada beberapa kasus, setelah penutupan periode akuntansi, software akuntansi mungkin akan memindahkan saldo ke akun ringkasan pendapatan secara otomatis. Meskipun entri ini kadang dilakukan software ‘di belakang layar’, tanpa menampilkan bagan akun ringkasan pendapatan.
Kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi kasir onlineyang dilengkapi dengan fitur pencatatan keuangan dan fitur-fitur akuntansi lainnya untuk mempermudahmu.
Nah, bila kamu masih kesulitan membuat sendiri pencatatan akuntansi baik manual maupun dengan software, kamu bisa juga memakai jasa seorang akuntan. Akan tetapi, tentu kamu perlu memiliki bujet lebih yang dapat dialokasikan.
Terlepas dari cara yang kamu lakukan, pencatatan akuntansi termasuk pembuatan jurnal penutup penting untuk keakuratan pencatatan keuangan perusahaan. Jadi, jangan sampai dilewatkan, ya!