Memanfaatkan Metode FIFO dalam Mengelola Stok Opname

Ditulis oleh Akidna Rahma

article thumbnail

Apa itu metode FIFO? Apa saja keuntungan dan kerugian saat menerapkan metode ini?


Metode FIFO adalah salah satu metode yang banyak digunakan oleh banyak pelaku usaha untuk memastikan pengelolaan stok opname maupun komoditas bisnis yang ada di gudang tetap baik secara kualitas dan juga tetap mematuhi hukum.

Namun, sebelum lebih lanjut membahas metode yang satu ini, agaknya penting juga untuk mengetahui apa, sih, yang dimaksud dengan FIFO, dan dari mana metode ini berasal, bukan?

Pengertian Metode FIFO

Ketika bertanya ‘apa itu FIFO?’, sangat penting untuk mengetahui dari mana istilah ini berasal.

FIFO merupakan singkatan dari bahasa Inggris, First In First Out, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai barang yang masuk pertama kali adalah barang yang akan pertama kali dikeluarkan.

Dalam bisnis, istilah ini dapat diterapkan sesuai dengan arti harafiahnya, tetapi diberlakukan dengan konteks bisnis. Dengan kata lain, setiap barang atau komoditas bisnis yang masuk maupun keluar akan dikelola sesuai dengan urutan waktunya.

Barang yang pertama kali masuk gudang adalah barang yang diutamakan untuk dikeluarkan terlebih dahulu dari gudang, atau untuk skala yang lebih luas, stok barang yang pertama kali diterima adalah prioritas yang perlu dijual atau dipasarkan terlebih dahulu dibanding stok barang yang masuk belakangan.

Sistem FIFO adalah cara terbaik untuk bisnis dengan komoditas yang memiliki masa kedaluwarsa seperti makanan atau bahan-bahan lain yang dapat rusak atau busuk jika terlalu lama disimpan. Oleh karena itu, barang yang pertama kali diterima menjadi prioritas untuk terlebih dahulu dikeluarkan.

Metode ini digunakan untuk memastikan potensi kerugian bisnis dapat diminimalkan karena jika barang yang pertama kali masuk tidak diprioritaskan untuk keluar, barang tersebut memiliki risiko kerusakan sehingga tidak dapat diolah maupun dijual lagi, sehingga menjadi beban bagi bisnis yang ingin dijalankan.

Secara harfiah maupun bisnis, sistem FIFO atau First In First Out merupakan lawan dari LIFO atau Last In First Out, yaitu sistem yang memprioritaskan barang yang masuk terakhir untuk dikeluarkan pertama.

Keuntungan Menerapkan Metode FIFO Dibanding LIFO

Keuntungan utama dalam menerapkan metode FIFO adalah memastikan bisnis terhindar dari kerugian akibat adanya masa kedaluwarsa barang. Itulah mengapa metode ini kerap digunakan oleh bisnis-bisnis yang komoditas utamanya memiliki masa kedaluwarsa seperti makanan, minuman, maupun obat-obatan.

Bayangkan jika bisnis makanan tidak menggunakan metode yang satu ini, tetapi memilih untuk memprioritaskan barang yang terakhir masuk untuk dikeluarkan, akibatnya barang yang pertama kali masuk akan rusak ketika gilirannya untuk keluar sudah berjalan.

Tentunya, tak ada bisnis yang ingin menjual atau mengolah bahan yang sudah rusak karena kemungkinan besar akan mendapatkan keluhan dari pelanggan atau bahkan ada potensi untuk menghadapi ancaman hukum, bukan? Oleh karena itu metode First In First Out ini banyak sekali digunakan di setiap bisnis.

Keuntungan yang dimiliki metode FIFO adalah sesuatu yang umum, dan tidak hanya diterapkan dalam proses penjualan maupun pemasaran saja, tetapi juga berguna bagi bisnis yang bidang usahanya ada pada sektor manufaktur.

Dengan memastikan untuk menggunakan bahan yang pertama masuk sebagai prioritas, proses manufaktur dapat lebih pasti dalam menyajikan hasil jadi yang kualitasnya masih baik. Tentunya kualitas ini tidak akan bisa diperoleh jika bahan baku yang akan diolah merupakan bahan baku yang sudah lama disimpan, terutama bagi bahan baku yang memiliki masa hidup tertentu.

Selain keuntungan yang menyangkut masa kedaluwarsa dari setiap komoditas bisnis yang ingin diolah, dijual, maupun dipasarkan. Keuntungan lain yang dimiliki oleh metode FIFO adalah kesesuaiannya terkait pembukuan.

Metode FIFO dapat digunakan untuk memastikan bisnis mematuhi hukum perpajakan yang ada

Metode ini memiliki asumsi dasar bahwa aliran beban pengeluaran dari barang yang masuk harus disesuaikan dengan hasil penjualannya. Sehingga dengan mengutamakan barang yang pertama masuk untuk dikeluarkan terlebih dahulu, secara kronologis pembukuannya dapat lebih mudah untuk dilakukan.

Asumsi ini kerap menjadikan biaya per unit dari persediaan yang terakhir kali masuk sebagai dasar penentuan biaya barang yang masih dalam persediaan di periode akhir. Secara pembukuan, pelaku usaha dapat dengan mudah menghitung aset yang dimilikinya karena barang yang terakhir masuk akan menjadi persediaan atau aset untuk dikelola lebih lanjut, sementara barang yang pertama masuk sudah dikeluarkan terlebih dahulu.

Keuntungan berikutnya yang dimiliki oleh sistem FIFO adalah keuntungan yang berkaitan dengan kepastian serta kepatuhan hukum.

Tentunya, tidak ada pelaku usaha yang secara sadar ingin membahayakan bisnisnya dengan terang-terangan melanggar hukum, bukan? Metode First In First Out ini adalah cara yang digunakan untuk memastikan operasional bisnis dilakukan sesuai dengan hukum yang ada dengan membayarkan pajak sesuai dengan laba riil yang dihasilkan.

Untuk memahami keuntungan yang satu ini, penting bagi pelaku usaha untuk menyadari bahwa dengan memprioritaskan barang yang pertama masuk, berarti ada kemungkinan pendapatan yang diterima akan lebih besar karena produksi dilakukan dengan bahan baku maupun barang yang dibeli dengan harga yang belum terpengaruh oleh inflasi.

Dengan kemungkinan pendapatan yang lebih besar, berarti pajak yang harus dibayarkan kepada negara juga akan lebih besar. Berbeda dengan metode LIFO atau Last In Last Out yang biaya pajaknya lebih kecil karena beban pengeluaran yang dihitung lebih besar dengan memprioritaskan barang yang didapatkan dengan terdampak inflasi sebagai barang pertama yang dijual.

Alasan ini pula yang membuat metode LIFO kini tidak lagi boleh digunakan, karena dapat mengganggu arus pendapatan negara dengan memainkan harga pajak. Hal ini disebabkan oleh metode LIFO yang membebankan harga beli terakhir kepada operasional dalam periode kenaikan harga atau inflasi.

Kerugian Menerapkan Metode FIFO dibanding LIFO

Secara operasional, metode FIFO memiliki upaya yang lebih dalam mengatur penempatan barang secara riil dalam gudang.

Sebagai ilustrasi seseorang tentu akan lebih mudah mengambil barang yang diletakkan dekat dengan pintu gudang dibanding harus jauh-jauh masuk ke dalam untuk mengambil barang yang diletakkan di belakang, bukan?

Hal yang sama berlaku dalam metode First In First Out, di mana tenaga kerja bagian gudang harus memprioritaskan untuk mengeluarkan barang yang masuk paling pertama dibanding barang yang terakhir kali diterima.

Untuk bisnis yang sudah mempersiapkan kapasitas gudang yang besar, akan cukup mudah mengatur penempatan barang atau stok opname yang disimpan; yaitu dengan meletakkan barang yang pertama diterima di bagian depan dan secara kronologis menempatkan barang yang diterima kemudian di belakangnya.

Namun, untuk bisnis kecil dengan ukuran gudang yang juga tak terlalu besar, metode ini akan cukup merepotkan operasional gudang karena keterbatasan kapasitas gudang yang tidak memungkinkan adanya pengaturan yang baik serta rapi.

Kerugian lain, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adalah besarnya pajak yang lebih mahal yang perlu dibayarkan kepada negara sehingga dapat memengaruhi margin pendapatan yang diterima.

Sistem FIFO adalah sistem yang secara sesuai melaporkan bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang pertama kali pula dijual. Adanya perbedaan waktu antara pembelian barang tersebut hingga akhirnya dapat dijual kembali kerap melibatkan adanya kemungkinan inflasi.

Barang yang dulu dibeli sebelum terjadi perubahan harga kini dijual dengan harga yang terdampak oleh inflasi, sehingga margin pendapatan yang diterima pun lebih besar. Masalahnya, pajak pendapatan dihitung dari margin tersebut, sehingga semakin besar margin yang ada, semakin besar pula pajak yang harus dibayarkan.

Meski secara hukum hal ini membantu pelaku usaha memastikan bahwa bisnisnya dapat terhindar dari ancaman kesalahan pelaporan pajak, tetapi beban pajak yang lebih besar tersebut tentu akan mengurangi jumlah pendapatan bisnis bersih yang nantinya akan diterima.

Apabila permasalahan operasional gudang dapat diakali dengan pengelolaan penempatan barang yang rapi dan tercatat sesuai dengan kondisi yang riil, besarnya pajak yang ada ini tidak dapat diakali dengan cara yang sah di mata hukum, sehingga kerugian ini mau tidak mau harus diterima oleh setiap pelaku usaha dengan lapang dada tanpa bisa dihindari.

Namun, tak ada salahnya untuk tetap menerapkan metode FIFO dalam mengelola stok opname yang dimiliki. Terlebih lagi, sekarang pelaku usaha juga dapat memanfaatkan aplikasi majoo untuk melakukan manajemen gudang yang baik dan tidak merepotkan!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo