Terlepas dari jumlah inventori yang dimiliki, pengelolaan inventori berdampak besar bagi setiap bisnis. Terlebih, banyak sekali bisnis kecil yang kasnya mengendap dalam bentuk inventori. Mengingat besarnya jumlah investasi yang dikeluarkan, setiap pemilik bisnis perlu memiliki manajemen risiko yang serius, ketika berhubungan dengan inventori.
Risiko-risiko terkait inventori
Sebelum berbicara lebih jauh tentang pengelolaan inventori, ada baiknya kita memahami risiko-risiko yang mungkin timbul.
Pencurian
Pencurian termasuk salah satu risiko terbesar, berkaitan dengan inventori. Tidak jarang, perusahaan atau bisnis menghabiskan jutaan rupiah untuk menciptakan kebijakan yang mampu mengontrol inventori dan menugaskan petugas keamanan, semua demi menghindari pencurian.
Hilangnya inventori
Inventori termasuk ke dalam aset perusahaan dalam neraca keuangan. Ketika ada inventori yang hilang, artinya dihapuskan dari neraca. Perlu diingat, ekuitas suatu perusahaan atau bisnis merupakan aset dikurangi liabilitas. Artinya, hilangnya inventori akan mengurangi ekuitas perusahaan.
Bentuk kehilangan inventori dapat secara harfiah, produk benar-benar hilang. Dapat juga akibat kekeliruan saat pembeliaan atau penerimaan barang.
Kerusakan inventori
Selama operasional bisnis, produk memang dapat mengalami kerusakan. Beberapa sektor bisnis memiliki risiko kerusakan inventori dibanding bidang lainnya. Pengelolaan inventori yang tepat sebagai bagian dari manajemen risiko, salah satunya untuk menekan terjadinya kerusakan inventori.
Product life cycle
Setiap produk memiliki siklus atau lebih dikenal sebagai product life cycle. Saat produk memasuki masa decline atau withdraw berarti risiko yang tinggi dari sisi inventori.
Setiap bisnis tentu ingin menyediakan produk yang memadai untuk memenuhi permintaan pasar, tapi tidak ingin mengalami kerugian akibat penumpukan inventori ketika permintaan pasar sudah hilang. Di sini, manajemen inventori berperan sangat penting.
Masa simpan yang pendek
Diperlukan pengelolaan yang sangat serius untuk produk-produk dengan masa simpan pendek. Contohnya, persediaan susu segar di kafe. Terutama saat kemasan susu telah dibuka, masa simpannya menjadi sangat pendek. Semakin pendek masa simpan, tentu risikonya menjadi semakin besar.
Aplikasi inventori, solusi pengelolaan inventori
Terkait inventori, setiap bisnis memang memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Namun, risiko-risiko tersebut dihadapi oleh hampir setiap bisnis. Jadi, setiap bisnis memang perlu menerapkan pengelolaan inventori yang baik.
Oleh sebab itu, penting sekali bagi para pemilik bisnis untuk memiliki aplikasi inventory. Hal terpenting di dalam pemilihan aplikasi ini adalah kemampuannya mengakomodasi kebutuhan bisnismu.
Sebagai contoh, bila kamu memiliki kafe, tentu membutuhkan gula. Pembelian gula dilakukan dalam jumlah banyak, sementara penggunaannya mungkin hanya beberapa gram dalam setiap resep minuman. Dalam situasi seperti ini, kamu tentu membutuhkan aplikasi inventori yang menyediakan fitur multi satuan.
Dengan fitur multi satuan, gula dapat dimasukan ke dalam data inventori dalam satuan kilogram dan gram. Ditetapkan satuan untuk pembelian dalam kilogram, sedangkan untuk penjualan dalam gram. Di mana masing-masing memiliki konversi harga tersendiri. Dengan cara ini, status inventori yang dimiliki menjadi lebih akurat. Risiko hilangnya inventori karena kekeliruan pencatatan dapat dicegah.
Aplikasi yang menghubungkan langsung data penjualan dengan status inventori juga patut menjadi pilihan. Sebab risiko akibat mengendapnya inventori akibat product life cycle atau kerusakan produk karena masa simpan berakhir, dapat dihindari. Keputusan pengadaan stok dapat dilakukan berdasarkan permintaan pasar dengan melihat tren penjualan.
Intinya, pilihlah aplikasi yang benar-benar dibutuhkan oleh bisnis, sehingga manajemen inventori dapat dilakukan dengan baik dan risiko dapat ditekan.