Bagi para penikmat serta praktisi ekonomi makro, pendekatan produksi mungkin bisa menjadi topik bahasan yang menyenangkan. Namun, tidak demikian dengan pelaku usaha yang mungkin justru cenderung awam. Padahal, bisa jadi para pelaku usaha tersebut merupakan subjek yang penting dalam pendekatan ini, lho!
Nah, agar tidak terlalu awam dengan pendekatan yang dimaksudkan, tak ada salahnya, kan, jika kita mempelajari pendekatan yang satu ini dengan sedikit lebih mendalam. Siapa tahu, dengan memahami pendekatan ini, ada wawasan menarik yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis agar semakin maju, kan?
Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pendekatan produksi, dan bagaimana cara menghitung pendekatan ini … atau bahkan, untuk menghitung apa, sih, pendekatan ini dibutuhkan? Yuk, langsung saja kita pelajari bersama-sama!
Apa yang Dimaksud dengan Pendekatan Produksi?
Secara singkat, pendekatan produksi adalah sebuah metode yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional. Karena berhubungan dengan pendapatan nasional, topik ini jelas menjadi makanan sehari-hari para praktisi ekonomi makro, sementara para pelaku usaha yang secara langsung bersentuhan dengan proses operasional bisnis menjadi pihak yang mungkin sedikit lebih awam.
Dalam pendekatan ini, pendapatan nasional suatu negara dihitung dengan menjumlahkan nilai seluruh produk yang berhasil diproduksi. Agar tidak muncul bias, ada aturan terkait produk apa saja yang bisa dimasukkan dalam penghitungan dengan metode produksi.
Setidaknya, ada sembilan sektor produktif yang bisa dihitung dengan pendekatan ini. Sektor-sektor tersebut antara lain adalah pertanian; pertambangan; manufaktur; listrik, air, dan gas; bangunan; perdagangan, restoran, serta hotel; logistik dan komunikasi; keuangan serta persewaan bangunan; dan yang terakhir adalah sektor jasa layanan.
Dari besarnya total nilai sembilan sektor produktif tersebut, pendapatan nasional bisa dihitung. Nah, karena yang dihitung adalah total nilai dari sektor-sektor produktif, otomatis pendekatan ini pun disebut sebagai pendekatan produksi.
Pertanyaan berikutnya tentu saja, kan, bagaimana caranya, ya, dari sektor-sektor produksi tersebut bisa diketahui besarnya pendapatan nasional. Pertimbangan apa yang digunakan sehingga perhitungan yang dilakukan dengan pendekatan ini dianggap sebagai hasil perhitungan yang valid. Untuk mengetahui jawabannya, kita perlu tahu dulu, nih, bagaimana sebenarnya cara pendekatan ini bekerja dalam menghitung pendapatan nasional.
Agar tak terlalu lama, langsung saja, yuk, kita simak cara menghitung pendekatan produksi.
Baca Juga: Pertanyaan tentang Biaya Produksi yang Sering Ditanyakan
Bagaimana Cara Menghitung Pendekatan Produksi?
Pada dasarnya, untuk mengetahui nilai pendapatan nasional dengan cara ini, kita cukup menjumlahkan seluruh nilai barang dari setiap sektor produktif yang valid. Semakin banyak produk yang dihasilkan, tentu akan semakin besar pula nilai pendapatan nasional yang diperoleh.
Namun, pertanyaannya, apakah benar-benar hanya dijumlahkan saja? Yap, tepat sekali! Jika menggunakan pendekatan yang satu ini, pendapatan nasional memang hanya dihitung dari seluruh total nilai produk yang dihasilkan. Dengan kata lain, perlu diketahui terlebih dahulu berapa jumlah produk untuk setiap komoditas di sektor produktif.
Jumlah tersebut pun akan dikalikan dengan nilai produk yang beredar di pasaran, dengan demikian nilai totalnya pun bisa ditemukan. Inilah mengapa pemerintah suatu negara selalu berupaya keras untuk mengontrol harga barang di pasaran, khususnya barang-barang atau produk yang masuk dalam sektor produktif seperti hasil pertanian atau pertambangan.
Kondisi yang sama juga menjadi alasan mengapa pemerintah perlu mendata setiap perusahaan dagang yang di negaranya. Untuk Indonesia, misalnya saja, setiap perusahaan dagang yang mendaftar untuk mendapatkan Surat Izin Usaha Dagang akan sekalian didaftarkan sebagai perusahaan dagang yang legal.
Dengan cara ini, pemerintah dapat mengetahui dengan pasti nilai perdagangan untuk setiap produk, sekaligus jumlah produk yang beredar di masyarakat, sehingga total nilainya pun dapat dihitung dengan pendekatan produksi untuk menentukan besarnya nilai pendapatan nasional.
Menerapkan Rumus Pendekatan Produksi
Apabila dijelaskan secara deskriptif, mungkin penjelasan terkait cara menghitung pendekatan produksi akan terasa sedikit rumit. Oleh karena itu, para ekonom yang sudah ahli di bidangnya pun mencoba menyederhanakannya menggunakan rumus pendekatan produksi.
Dalam rumus ini, jumlah untuk setiap produk dari sektor produktif akan dilambangkan dengan huruf Q, sementara nilai produknya akan dilambangkan dengan huruf P. Agar lebih mudahnya, coba perhatikan gambaran rumus di bawah ini:
Pendapatan Nasional = (P1 x Q1)+(P2 x Q2)+ … (Pn x Qn)
Berdasarkan rumus di atas, mudah sekali untuk memahami bahwa jumlah suatu komoditas sektor produktif perlu dikalikan terlebih dahulu dengan harganya di pasaran, barulah ditambah dengan hasil perkalian jumlah komoditas sektor produktif yang lain dengan harganya di pasaran.
Penjumlahan tersebut dilakukan terus-menerus hingga seluruh komoditas di tiap sektor produktif selesai dihitung. Total penjumlahan itulah yang nantinya akan dirujuk sebagai nilai pendapatan nasional dalam pendekatan ini. Bagaimana setelah melihat rumus pendekatan produksi di atas? Apakah masih bingung dengan cara penghitungannya atau sudah semakin jelas?
Jika dijelaskan secara singkat, kita dapat beranggapan bahwa dalam pendekatan ini, jumlah produksi suatu komoditas sektor produktif dan juga harganya di pasaran merupakan komponen penting yang dibutuhkan untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional.
Dalam pendekatan ini, negara dengan jumlah produksi yang lebih besar akan dianggap memiliki pendapatan nasional yang juga lebih besar, demikian pula sebaliknya. Apabila suatu negara memiliki jumlah produksi yang kecil, pendapatan nasionalnya pun akan dianggap kecil pula.
Baca Juga: Lean Manufacturing adalah Produksi Ramping, Apa Maksudnya?
Menelaah Contoh Pendekatan Produksi
Bagaimana pendapatmu terkait contoh pendekatan produksi di atas? Apakah menurutmu pendekatan ini bisa dengan adil menghitung besarnya pendapatan nasional suatu negara hanya dari kemampuan produksinya saja? Padahal, seperti yang kita tahu, pendapatan nasional sesungguhnya juga bisa berasal dari luar sektor produktif, kan?
Karena adanya argumen tersebut, pendekatan produksi pun tidak menjadi satu-satunya pendekatan yang digunakan untuk menghitung besarnya pendapatan nasional. Oleh sebagian ekonom, ada pendekatan lain yang dianggap lebih tepat dalam menghitung pendapatan nasional suatu negara, seperti pendekatan pendapatan dan juga pendekatan pengeluaran.
Di satu sisi, nilai produksi suatu negara memang dapat menentukan berapa banyak pendapatan yang akan diterima oleh negara tersebut secara nasional dalam satu periode keuangan. Akan tetapi, di sisi lain pendekatan ini dianggap mengabaikan sejumlah faktor yang juga turut memengaruhi besarnya pendapatan nasional yang dihasilkan oleh negara terkait.
Pendekatan Produksi versus Pendekatan Pendapatan
Berbeda dengan pendekatan yang berorientasi pada jumlah produksi untuk sektor-sektor produktif di suatu negara, pendekatan pendapatan lebih berorientasi pada besarnya pendapatan yang diterima oleh suatu negara dalam satu periode yang berasal dari upah, sewa, bunga, maupun laba yang diterima oleh rumah tangga konsumsi.
Tak seperti contoh pendekatan produksi, pendekatan pendapatan turut memasukkan komponmen pendapatan per kapita sebagai bagian dari penghitungan pendapatan nasional. Dalam pendekatan sebelumnya, pendapatan per kapita ini tidak masuk ke dalam hitungan karena tidak secara langsung dihasilkan oleh sektor produktif.
Perdebatan antara kedua pendekatan bisa dibilang cukup sengit. Tiap-tiap pendekatan memiliki teorinya masing-masing yang tak bisa dibilang sepenuhnya salah, tetapi juga belum mampu menjelaskan beberapa bagian yang terdapat pada pendekatan lainnya.
Bagi para pelaku usaha, tentu perdebatan antara pendekatan-pendekatan yang ada dalam menentukan nilai pendapatan nasional ini bisa menjadi obrolan yang menarik untuk diperbincangkan.
Sebagai pebisnis yang tak hanya memiliki pendapatan per kapita, tetapi juga turut berkontribusi terhadap proses produksi, setiap pendekatan–termasuk pendekatan pengeluaran yang juga memiliki perhitungan menarik–akan terasa valid.
Terlepas dari pendekatan yang dipilih, tentunya setiap pelaku usaha ingin terus berkontribusi terhadap perekonomian nasional dengan terus mengembangkan bisnisnya, kan? Agar makin produktif, jangan ragu untuk menggunakan aplikasi majoo dengan kelengkapan fiturnya yang dapat membuat pengelolaan bisnis menjadi lebih mudah dilakukan.
Setiap fitur dalam aplikasi majoo sengaja dirancang untuk tak hanya memberikan kemudahan bagi pelaku usaha, tetapi juga memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi pelanggan. Jadi, baik dihitung dari pendekatan produksi maupun pendekatan pendapatan, jangan lupa untuk berlangganan setiap layanan dari aplikasi majoo, ya!
Sumber data:
https://www.hashmicro.com/id/blog/pengertian-pendekatan-produksi/