Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali menyita perhatian publik setelah menembus angka Rp17.200 per dolar AS. Fluktuasi nilai tukar seperti ini tak lepas dari dinamika ekonomi global dan domestik. Namun, apakah ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah nilai tukar dolar terhadap rupiah? Berikut ulasannya.
1. Dolar Sentuh Rp17.200: Apa Penyebabnya?
Lonjakan nilai tukar dolar terhadap rupiah hingga menyentuh Rp17.200 terjadi karena berbagai faktor, antara lain:
Kebijakan The Fed – Kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve) membuat investor global menarik dana dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Ketidakpastian Global – Konflik geopolitik, inflasi tinggi, dan risiko resesi membuat dolar dianggap sebagai aset "safe haven".
Defisit Neraca Perdagangan atau Transaksi Berjalan – Tekanan terhadap neraca pembayaran juga dapat menyebabkan depresiasi rupiah.
2. Kapan Dolar Mencapai Level Tertinggi Sepanjang Sejarah?
Walaupun angka Rp17.200 tergolong tinggi, bukan kali pertama rupiah melemah drastis terhadap dolar. Berikut adalah momen-momen penting ketika dolar mencapai nilai tertingginya terhadap rupiah:
a. Krisis Moneter 1998
Nilai tukar dolar sempat menembus Rp16.800 – Rp17.000
Ini adalah masa ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi parah.
Rupiah terdepresiasi lebih dari 500% dalam waktu singkat.
b. Pandemi COVID-19 (Maret 2020)
Dolar sempat menguat hingga Rp16.500
Ini terjadi saat pasar global panik terhadap dampak ekonomi pandemi.
c. Tahun 2024–2025
Dolar kembali menguat hingga Rp17.200 sebagai respons atas ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter global.
Dengan demikian, angka Rp17.200 kemungkinan besar menjadi nilai tertinggi rupiah terhadap dolar dalam sejarah modern, bahkan melampaui era krisis 1998 secara nominal.
3. Apa Dampaknya bagi Masyarakat dan Dunia Usaha?
Kenaikan dolar tentu membawa berbagai konsekuensi:
Harga barang impor naik – Termasuk bahan baku industri, elektronik, dan produk konsumen.
Tekanan terhadap inflasi – Terutama pada barang-barang kebutuhan pokok yang bergantung pada impor.
Sektor ekspor diuntungkan – Produk lokal jadi lebih kompetitif di pasar internasional.
Utang luar negeri membengkak – Bagi perusahaan atau pemerintah yang memiliki pinjaman dalam dolar.
4. Bagaimana Pemerintah dan Bank Indonesia Menyikapi?
Untuk menstabilkan nilai tukar, langkah-langkah berikut biasanya dilakukan:
Intervensi pasar valas – Bank Indonesia membeli dan menjual dolar untuk menstabilkan kurs.
Kebijakan suku bunga – Menaikkan suku bunga acuan agar dana asing tidak kabur.
Menjaga neraca perdagangan – Melalui dorongan ekspor dan substitusi impor.
Kesimpulan
Nilai tukar dolar yang menyentuh Rp17.200 menjadi alarm penting bagi stabilitas ekonomi nasional. Meski bukan pertama kalinya rupiah melemah signifikan, angka ini bisa dikatakan sebagai rekor tertinggi dalam sejarah rupiah terhadap dolar AS secara nominal. Situasi ini mencerminkan pentingnya kewaspadaan terhadap dinamika global dan perlunya strategi jangka panjang untuk memperkuat fundamental ekonomi nasional.
Pantau terus kondisi pasar dan kebijakan moneter untuk mengetahui arah pergerakan rupiah ke depan.