Jetstar adalah salah satu maskapai berbiaya rendah yang cukup dikenal di kawasan Asia-Pasifik, termasuk di Indonesia. Baru-baru ini, nama Jetstar kembali menjadi sorotan publik setelah beredar kabar mengenai kondisi keuangannya yang dikabarkan menurun drastis, hingga isu kebangkrutan mulai muncul.
Namun sebelum membahas isu tersebut lebih jauh, mari kita bahas terlebih dahulu siapa pemilik Jetstar dan latar belakang maskapai ini.
Jetstar Dimiliki oleh Qantas Airways Australia
Banyak orang menyangka Jetstar adalah maskapai milik Singapura. Namun faktanya, Jetstar merupakan anak perusahaan dari Qantas Airways, maskapai nasional Australia. Jetstar diluncurkan oleh Qantas pada tahun 2003 sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk bersaing dengan maskapai berbiaya rendah lain seperti Virgin Blue.
Jetstar beroperasi dalam dua model:
Jetstar Airways: Berbasis di Australia dan dimiliki sepenuhnya oleh Qantas.
Jetstar Asia Airways: Berbasis di Singapura, dimiliki bersama oleh Qantas (49%) dan investor lokal Singapura melalui Valuair Ltd.
Jadi, meskipun ada cabang yang berbasis di Singapura (Jetstar Asia), kepemilikan utamanya tetap berasal dari Qantas Group, Australia.
Isu Jetstar Bangkrut: Fakta atau Spekulasi?
Kabar kebangkrutan Jetstar mulai ramai dibicarakan sejak pandemi COVID-19 yang memukul industri penerbangan global. Beberapa faktor yang memperkuat spekulasi ini antara lain:
Pembatalan banyak rute penerbangan
Pengurangan karyawan secara masif
Kerugian operasional Qantas Group dalam beberapa tahun terakhir
Namun hingga saat artikel ini ditulis, tidak ada pernyataan resmi dari Jetstar atau Qantas yang menyebutkan bahwa Jetstar bangkrut. Jetstar masih beroperasi, meski dengan frekuensi penerbangan yang dikurangi di beberapa wilayah.
Kinerja Jetstar Setelah Pandemi
Jetstar perlahan bangkit setelah pandemi mereda. Beberapa strategi pemulihan yang dilakukan antara lain:
Penyesuaian rute penerbangan internasional dan domestik
Promosi tiket murah untuk menggairahkan pasar
Kerja sama codeshare dengan maskapai regional
Jetstar juga tetap mempertahankan layanan penerbangan dari dan ke Indonesia, termasuk destinasi populer seperti Bali dan Jakarta.
Kesimpulan
Meski Jetstar dikenal luas sebagai maskapai asal Singapura, pemilik utama Jetstar adalah Qantas Airways Australia. Jetstar Asia yang berbasis di Singapura hanyalah bagian dari jaringan Jetstar Group.
Meskipun ada isu kebangkrutan yang beredar, Jetstar hingga kini belum secara resmi dinyatakan bangkrut dan masih melayani penerbangan di beberapa negara termasuk Indonesia. Konsumen diimbau tetap memantau perkembangan resmi dari pihak maskapai.