Wilmar International Limited atau yang lebih dikenal sebagai Wilmar Group adalah salah satu konglomerat agribisnis terbesar di Asia, bahkan dunia. Perusahaan ini sangat dikenal dalam industri minyak kelapa sawit, agrikultur, hingga bahan makanan dan produk konsumsi. Tapi siapa sebenarnya pemilik Wilmar Group?
Profil Singkat Wilmar Group
Didirikan pada tahun 1991, Wilmar Group berkantor pusat di Singapura dan beroperasi di lebih dari 50 negara. Fokus utama bisnis Wilmar meliputi:
Produksi dan pengolahan minyak kelapa sawit
Distribusi bahan makanan dan minyak goreng
Produksi gula, tepung, dan margarin
Investasi di sektor pertanian, pupuk, dan logistik
Di Indonesia, Wilmar juga dikenal sebagai pemilik berbagai merek konsumen seperti Sania, Fortune, dan Sovia.
Siapa Pemilik Wilmar Group?
Wilmar Group didirikan oleh dua tokoh utama, yaitu:
1. Kuok Khoon Hong
Warga negara Singapura
Salah satu pendiri Wilmar dan menjabat sebagai Chairman dan CEO
Keponakan dari taipan Malaysia terkenal, Robert Kuok, yang merupakan pendiri grup Kuok dan juga dikenal sebagai “Raja Gula Asia”.
Kuok Khoon Hong adalah sosok kunci dalam mengembangkan Wilmar menjadi raksasa agribisnis global.
Kekayaannya tercatat dalam daftar orang terkaya versi Forbes.
2. Martua Sitorus
Warga negara Indonesia
Co-founder Wilmar bersama Kuok Khoon Hong
Berasal dari Sumatera Utara, Martua dikenal sebagai salah satu pengusaha terkaya di Indonesia
Meskipun saat ini tidak lagi aktif di jajaran eksekutif Wilmar, Martua tetap menjadi pemegang saham penting dalam perusahaan.
Kepemilikan Saham
Wilmar terdaftar di Bursa Saham Singapura (SGX). Struktur kepemilikan saham mayoritas dikuasai oleh:
Kuok Group (melalui berbagai entitas)
Martua Sitorus (melalui berbagai perusahaan investasi pribadi)
Publik dan institusi global seperti BlackRock dan Vanguard
Peran Wilmar di Indonesia
Wilmar sangat aktif di Indonesia sebagai negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Beberapa aktivitas Wilmar di Indonesia meliputi:
Pengolahan CPO (crude palm oil)
Produksi minyak goreng merek ternama
Industri gula dan tepung
Ekspansi logistik, pelabuhan, dan infrastruktur agribisnis
Selain itu, Wilmar juga bekerja sama dengan petani plasma, melakukan praktik sustainability (keberlanjutan), dan mendukung program sertifikasi RSPO.
Kontroversi dan Tantangan
Sebagai perusahaan besar, Wilmar juga pernah terlibat dalam isu-isu seperti:
Deforestasi dan masalah lingkungan di sektor sawit
Tuntutan transparansi supply chain
Tekanan dari organisasi non-profit seperti Greenpeace dan Rainforest Action Network
Namun, perusahaan mengklaim terus memperbaiki praktik bisnisnya demi keberlanjutan dan kepatuhan terhadap standar global.
Kesimpulan
Pemilik utama Wilmar Group adalah Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus, dua sosok pengusaha Asia yang berhasil membesarkan Wilmar menjadi pemain global di bidang agribisnis. Dengan jejak bisnis kuat di Indonesia dan berbagai negara lain, Wilmar terus berkembang sebagai salah satu perusahaan paling berpengaruh dalam rantai pasok pangan dunia.