Sebagai seorang pelaku usaha, terutama yang bergerak dalam bisnis rintisan atau startup, tentu kamu pernah mendengar istilah venture capital, kan? Sebenarnya apa, sih, yang dimaksud dengan venture ini?
Apa itu venture capital? Bagi kamu yang masih kebingungan saat mendapatkan pertanyaan ini, kamu perlu menyimak artikel berikut dengan saksama untuk mengetahui pengertian, contoh penerapannya, dan juga jenis-jenisnya. Siapa yang tahu, kan, di masa depan kamu mampu mengembangkan bisnismu hingga tahap yang mengharuskanmu membutuhkan bantuan venture capital ini?
Penasaran dengan venture capital atau modal ventura ini? Ingin tahu apakah bisnismu membutuhkannya atau tidak? Tak perlu berlama-lama, langsung saja kita bahas serba-serbinya secara lengkap bersama-sama, yuk!
Apa Itu Venture Capital?
Apa itu venture capital? Secara singkat, venture capital atau modal ventura adalah sebuah lembaga yang bergerak untuk memberikan bantuan dana terhadap perusahaan-perusahaan lain, khususnya perusahaan-perusahaan rintisan atau perusahaan startup.
Dari penjelasan di atas, mungkin kamu berpikir bahwa modal ventura ini menggunakan dana miliknya sendiri untuk digunakan sebagai modal investasi kepada perusahaan-perusahaan lain, ya? Sebenarnya tidak juga, lho. Sebagai lembaga pihak ketiga, modal ventura mengumpulkan dana dari para investor dan mengelolanya dengan menyalurkan dana tersebut kepada perusahaan-perusahaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Modal ventura tergolong sebagai investasi dengan risiko tinggi karena investasi ini kerap dilakukan pada perusahaan rintisan yang masih belum memiliki nama. Bukan tidak mungkin investasi yang dilakukan gagal dan tidak membuahkan hasil. Namun, modal ventura tetap menjadi pilihan yang menarik dicoba karena apabila investasi yang dilakukan berhasil, persentase pengembalian investasinya pun cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis investasi lainnya.
Nah, setelah memahami penjelasan di atas, jangan kaget lagi jika mendapatkan pertanyaan apa itu venture capital, ya!
Contoh Venture Capital dalam Bisnis Startup
Intudo Ventures bisa menjadi contoh venture capital yang menarik. Pasalnya, modal ventura yang satu ini memiliki klaim sebagai satu-satunya lembaga modal ventura yang secara eksklusif berinvestasi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia saja.
Intudo Ventures berinvestasi pada berbagai perusahaan Indonesia yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga agrikultur. Tak hanya itu, modal ventura ini juga menyalurkan dana pada perusahaan-perusahaan rintisan yang sudah memiliki nama di Indonesia seperti Halodoc dan juga Kopi Jago.
Sebagai lembaga yang secara eksklusif berinvestasi untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia, Intudo Ventures juga memiliki program fellowship bagi usahawan Indonesia yang tengah berada di luar negeri. Program ini digadang mampu membawa pulang bakat-bakat Indonesia yang masih ada di luar agar dapat pulang kembali ke Indonesia.
Selain Intudo Ventures, Mandiri Capital juga dapat menjadi contoh venture capital yang ada di Indonesia. Masih menjadi bagian dari Bank Mandiri, Mandiri Capital menyalurkan dana ke banyak perusahaan rintisan di Indonesia, termasuk dengan menyediakan program akselerasi perusahaan rintisan.
Mengenal Jenis-Jenis Venture Capital
Dari penjelasan yang telah diberikan di atas, mungkin kamu mulai merasa tertarik untuk memperoleh dana segar dari modal ventura. Namun, agar tidak salah, coba kenali terlebih dahulu jenis-jenis venture capital yang tersedia.
Berdasarkan tahapan penyaluran dananya, setidaknya ada tiga jenis modal ventura yang perlu kamu ketahui, yaitu seed capital, expansion capital, dan juga late stage capital. Namun, selain dari tahapan penyaluran dananya, jenis-jenis venture capital juga dapat dikategorisasikan berdasarkan tujuannya.
Sebagai contoh, seed capital tentu akan berbeda dengan startup capital, sekalipun keduanya sama-sama menyalurkan investasi untuk perusahaan rintisan. Nah, agar lebih jelas, yuk, langsung saja kita simak sejumlah jenis modal ventura yang ada!
1. Seed Capital
Seed capital merupakan jenis modal ventura yang diberikan di tahap awal untuk perusahaan rintisan yang masih belum memiliki komoditas bisnis dan strukturnya pun masih belum terbentuk dengan baik.
Jenis capital venture yang satu ini tergolong sebagai salah satu yang paling tinggi tingkat risiko investasinya, karena umumnya masih belum proof of concept atau pembuktian ide bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Umumnya, modal ventura ini diberikan untuk memastikan perusahaan rintisan yang memperoleh investasi dapat memiliki fondasi untuk bersaing dalam dunia bisnis.
Tak jarang, pelatihan, inkubasi, serta akselerasi diberikan bersama seed capital, dengan demikian modal ventura yang berinvestasi di dalamnya pun bisa lebih yakin bahwa perusahaan rintisan yang dipilihnya dapat melakukan pengembalian investasi di kemudian hari.
Dana yang diinvestasikan melalui seed capital biasanya digunakan untuk melakukan berbagai riset, mulai dari riset pasar maupun produk. Dengan demikian, perusahaan rintisan pun bisa lebih jelas dalam menentukan target serta arah pengembangan produknya, memastikan bisnis dapat memperoleh keuntungan yang optimal ketika dikelola.
2. Expansion Capital
Cukup berbeda dengan seed capital, expansion capital merupakan jenis modal ventura yang diberikan kepada perusahaan rintisan yang sudah mapan dan pengelolaannya sudah mengarah pada aktivitas ekspansi.
Oleh karena itu, tidak seperti seed capital yang dananya kerap digunakan untuk melakukan riset maupun aktivitas persiapan lainnya, investasi expansion capital diberikan kepada bisnis yang ingin membuka pasar baru. Tentu dalam praktiknya, riset-riset tertentu seperti riset pasar tetap dibutuhkan, tetapi riset pasar tersebut tetap dilakukan dengan tujuan untuk ekspansi.
Tak hanya untuk membuka pasar yang benar-benar baru, expansion capital juga kerap digunakan untuk memastikan pasar yang sedang digarap bisa dikelola dengan lebih maksimal, misalnya saja dengan menguatkan kegiatan pemasaran untuk memperluas jangkauan bisnis.
Karena sifatnya yang demikian, tingkat risiko expansion capital tidak lebih tinggi jika dibandingkan dengan seed capital, tetapi tetap tergolong tinggi karena, bagaimanapun juga, ekspansi pasar yang dilakukan tetap memiliki risiko kegagalan, tergantung dari persiapan dari pelaku usaha itu sendiri.
3. Late Stage Capital
Sesuai dengan namanya, late stage capital merupakan salah satu jenis venture capital yang diberikan kepada perusahaan rintisan yang sudah benar-benar mapan atau memiliki nama yang telah dikenal oleh pasar.
Dibandingkan dengan jenis modal ventura lainnya, jelas late stage capital ini memiliki tingkat risiko yang paling rendah. Pasalnya, perusahaan rintisan yang menerima suntikan modal ini dianggap sudah memiliki pasar yang stabil.
Penggunaan modal yang dilakukan pun sudah tidak lagi berfokus pada kegiatan persiapan bisnis maupun pembukaan pasar, melainkan pada peningkatan kualitas bisnis, misalnya saja dengan menambah kapasitas produksi yang ada atau riset-riset produk yang lebih mendalam untuk memastikan adanya peningkatan kualitas produk.
Di antara banyak jenis-jenis venture capital, late stage capital bisa dibilang yang paling menguntungkan, terlebih bila investasi tersebut dikelola dengan tepat untuk menjawab permasalahan bisnis yang dimiliki.
Nah, dari penjelasan seputar apa itu venture capital di atas, tentu kamu sudah bisa membayangkan apakah bisnis yang tengah kamu kelola memang membutuhkan suntikan modal ventura ini atau tidak, kan? Setiap lembaga modal ventura umumnya memiliki spesialisasinya masing-masing, sehingga kamu tidak bisa asal mencari modal ventura.
Apabila bisnismu sudah mulai berkembang dengan pasar yang optimal, misalnya saja, tentu kemungkinannya tergolong kecil bagi lembaga modal ventura yang memiliki spesialisasi dalam inkubasi perusahaan rintisan atau seed capital untuk melirik peluang investasi dalam bisnismu, kan?
Namun, tenang, selain dengan modal ventura, kamu juga bisa memaksimalkan pengelolaan bisnismu dengan aplikasi majoo yang sudah dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan untuk mengelola operasional bisnis harian secara efektif dan efisien. Jadi tak perlu berlama-lama, ayo segera berlangganan layanan aplikasi majoo.
Sumber: -