Teknologi pembayaran digital seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) makin mempermudah transaksi masyarakat. Namun, di balik kemudahannya, muncul modus penipuan baru yang menyalahgunakan kode QR demi keuntungan pribadi.
Salah satu modus yang kini marak adalah menyalahgunakan QR Transfer alih-alih QR Bayar, yang bisa mengakibatkan kerugian bagi pelaku usaha maupun konsumen. Lantas, apa bedanya QR Bayar dan QR Transfer? Dan bagaimana cara membedakannya agar tidak jadi korban penipuan?
Apa Itu QRIS?
QRIS adalah standar pembayaran QR code yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia. QRIS menyatukan berbagai metode pembayaran digital, sehingga pengguna bisa membayar dari aplikasi dompet digital apa pun—seperti GoPay, OVO, DANA, ShopeePay, dan mobile banking—cukup dengan 1 kode QR saja.
Maraknya Penipuan QRIS: Modus QR Transfer
Modus penipuan QR terbaru adalah dengan memberikan QR code palsu yang bukan QRIS, melainkan QR transfer bank. Akibatnya:
Pembayaran tidak masuk ke akun merchant yang sah
Penjual mengira pembayaran sudah dilakukan
Pelaku langsung menerima uang ke rekening pribadi mereka
Ini sangat merugikan penjual dan konsumen yang tidak menyadari jenis QR yang digunakan.
Perbedaan QR Bayar (QRIS) dan QR Transfer
Perbedaan QR Bayar (QRIS) QR Transfer (Non-QRIS)
Tujuan Pembayaran ke merchant resmi Transfer uang antar rekening
Dikeluarkan oleh Penyelenggara QRIS (bank/fintech) Bank penerima transfer
Terhubung dengan Aplikasi pembayaran (OVO, DANA, dsb) Aplikasi mobile banking
Nama penerima Nama merchant (bisa nama toko) Nama pribadi pemilik rekening
Bukti pembayaran Bukti QRIS dengan kode transaksi Bukti transfer biasa
Legalitas Resmi dan terdaftar di BI Tidak masuk dalam sistem QRIS
Ciri-ciri QR Bayar (QRIS) yang Aman
Ada logo QRIS atau Bank Indonesia di atas/bawah kode
Saat dipindai, muncul nama toko/merchant, bukan nama pribadi
Bisa digunakan dari semua aplikasi dompet digital atau m-banking
Transaksi keluar sebagai "pembayaran", bukan "transfer"
Terdapat struk QRIS yang bisa dibagikan
Tips Mencegah Penipuan QRIS
Untuk Konsumen:
Selalu periksa nama penerima saat membayar
Hindari melakukan transfer ke QR yang mencurigakan atau tanpa logo QRIS
Gunakan aplikasi pembayaran resmi dengan sistem verifikasi
Simpan bukti transaksi untuk keperluan komplain
Untuk Penjual:
Cetak QRIS resmi dari mitra pembayaran (seperti Midtrans, Doku, ShopeePay, dsb)
Hindari menerima pembayaran dari QR transfer kecuali untuk rekening pribadi yang jelas
Edukasi staf kasir untuk mengenali perbedaan bukti QRIS dan bukti transfer
Pasang pemberitahuan “Hanya Terima Pembayaran Melalui QRIS”
Kesimpulan
Modus penipuan QR transfer yang mengaku QRIS semakin marak. Oleh karena itu, penting bagi pengguna dan pelaku usaha untuk memahami perbedaan antara QR Bayar (QRIS) dan QR Transfer biasa. QRIS adalah sistem resmi dari Bank Indonesia yang digunakan untuk pembayaran, sementara QR transfer digunakan untuk pengiriman uang antar rekening—dan lebih rentan disalahgunakan.
Jadi, selalu teliti sebelum scan QR dan pastikan kamu hanya membayar lewat QRIS resmi untuk mencegah jadi korban penipuan digital.