Yield adalah istilah yang mungkin cukup familier bagi kamu yang sudah terbiasa berinvestasi. Yield sering dikaitkan dengan keuntungan atau imbal hasil setelah investor berinvestasi dalam jangka waktu tertentu.
Apa sebenarnya pengertian yield? Lalu, bagaimana cara menghitungnya? Simak artikel ini sampai selesai untuk mengetahui jawabannya!
Pengertian Yield
Yield adalah sejumlah dana yang akan diterima oleh investor setelah menempatkan investasi di suatu produk dalam waktu tertentu. Yield juga kerap disebut sebagai ukuran cash flow atau aliran dana dari hasil investasi.
Jika yield merupakan dana yang diterima sebagai hasil investasi, jadi apakah yield sama dengan return? Ternyata ada perbedaan pada keduanya.
Meskipun keduanya sama-sama berkaitan dengan keuntungan yang akan diterima oleh investor, cakupan yield dan return berbeda. Return menunjukkan nominal untung dan rugi ketika investor berinvestasi, sedangkan yield mencakup gambaran luas tentang keuntungan dan perkembangan sebuah perusahaan.
Baca juga: Mengenal ROI atau Return of Investment dalam Bisnis
Umumnya, perhitungan yield dilakukan dalam kurun tahunan. Namun, ada juga yang menghitung yield setiap bulan atau setiap kuartal.
Nilai yield biasanya dapat dilihat dari kenaikan harga produk investasi secara historis sehingga bisa juga dijadikan pertimbangan saat kamu akan membeli aset atau produk investasi, misalnya saham.
Dengan kata lain, fungsi yield adalah mengukur tingkat pengembalian suatu instrumen keuangan yang didasarkan pada dividen serta tingkat suku bunga. Tingginya nilai yield menjadi indikator tingginya probabilitas keuntungan yang akan didapatkan oleh investor.
Jenis-Jenis Yield dan Rumusnya
Seperti telah disebutkan sebelumnya, nilai yield bisa menjadi indikator peluang keuntungan dari sebuah investasi. Karena itu, kamu yang tertarik untuk berinvestasi perlu memahami cara menghitung yield.
Tidak hanya cara menghitungnya, tetapi kamu juga perlu mengerti jenis-jenisnya. Berikut ini kita akan membahas jenis-jenis yield sekaligus rumusnya masing-masing. Silakan disimak, ya!
-
Current Yield
Current yield adalah jenis keuntungan yang akan diterima secara on time atau saat ini (current). Jenis tingkat pengembalian investasi ini berlaku untuk instrumen obligasi.
Maka dari itu, nilai yield bisa diketahui dengan membandingkan kupon bunga dengan harga obligasi di pasar.
Tingkat pengembalian obligasi tersebut menggambarkan keuntungan yang akan didapatkan oleh investor saat ini. Adapun rumus perhitungan current yield ialah:
Current Yield = (Nilai obligasi x persentase pertumbuhan tahunan)/(Harga saham saat ini x 100%)
-
Yield to Maturity
Jenis yield berikutnya ialah Yield to maturity (YtM), yaitu tingkat pengembalian investasi yang diperoleh investor hingga masa tenor tertentu.
Cara menghitung Yield to Maturity adalah menyamakan harga obligasi saat ini dengan seluruh tingkat pengembalian pada masa yang akan datang. Jadi, perhitungannya mencakup uang investasi awal investor yang sudah kembali sepenuhnya.
Perbedaan dengan current yield terletak pada penyamaan harga. Dalam perhitungan YtM, ada proses menyamakan harga obligasi dengan tingkat pengembaliannya di masa depan.
Besaran YtM disesuaikan dengan harga obligasi yang berubah atau naik turun. YtM cenderung naik saat harga obligasi di pasaran turun, begitu juga sebaliknya.
Rumus Yield to Maturity ialah:
[Return + (Nilai Obligasi Sekarang - Nilai Obligasi Terakhir) / Tenor Obligasi] / [(Nilai Obligasi Terakhir + Nilai Obligasi Sekarang) / 2] X 100 per lembar
-
Yield to Call
Sedikit berbeda dengan Yield to Maturity, Yield to Call adalah jenis yield yang membandingkan nilai obligasi terakhir dengan nilai obligasi sekarang atau saat masa tenor berakhir. Berikut ini rumus untuk menghitung nilai Yield to Call.
Yield to call = [Return + (Nilai Obligasi Sekarang - Nilai Obligasi Terakhir) / Tenor Sampai Calling Saham] / [(Nilai Obligasi Terakhir + Nilai Obligasi Sekarang) / 2] X 100%
-
Dividen
Berbeda dengan kedua jenis yield sebelumnya yang berkaitan dengan obligasi, dividen atau yield dividend adalah tingkat pengembalian investasi saham. Dibandingkan dengan jenis yield yang lain, para investor mungkin lebih familier dengan tingkat pengembalian investasi yang satu ini.
Perhitungan yield dividen dilakukan dengan membagi dividen dengan harga saham saat ini. Kamu bisa menghitung dividen dengan menggunakan rumus di bawah ini.
Dividen = (Nilai keuntungan / Harga per lembar saham) x 100%
Contoh dan Cara Menghitung Yield
Supaya kamu memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang yield, kami telah menyiapkan beberapa contoh yield sesuai dengan jenis yang telah dibahas sebelumnya.
Tak lupa, kami juga menyiapkan contoh cara menghitung yield secara rinci. Yuk, langsung saja kita simak pembahasannya!
Contoh Current Yield
Anggap saja PT Bahagia Sejahtera memberikan kupon investor sebanyak 10% per tahun. Lalu, kamu melakukan investasi sebesar Rp5.000.000 di PT Bahagia Sejahtera. Sementara itu, nilai obligasi di pasar sekitar 97%.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, berapa nilai current yield saat ini? Maka, nilai current yield adalah sebagai berikut ini.
Current Yield = (Nilai obligasi x persentase pertumbuhan tahunan)/(Harga saham saat ini x 100%)
Current Yield = (Rp5.000.000 x 10%) / (97% x Rp5.000.000) x 100%))
Current Yield = Rp500.000 / Rp4.850.000 X 100%
Current Yield = 10,3%
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa nilai current yield atau kenaikan nilai kupon yang ditawarkan sebesar 0,3%.
Contoh Yield to Maturity
PT Mugorame memberikan kupon obligasi sebesar Rp4.000.000 kepada para investor. Sebut saja, kamu melakukan investasi senilai Rp12.000.000 dengan harga obligasi saat itu Rp10.000.000.
Jika nilai tenor untuk obligasi tersebut adalah 5 tahun, berapa nilai Yield to Maturity?
Yield to Maturity = [Return + (Nilai Obligasi Sekarang - Nilai Obligasi Terakhir) / Tenor Obligasi] / [(Nilai Obligasi Terakhir + Nilai Obligasi Sekarang) / 2] X 100 per lembar atau 100%
Yield to Maturity = Rp4.000.000 + (Rp12.000.000 - Rp10.000.000) / 5 tahun) / (Rp12.000.000 + Rp10.000.000) / 2) x 100%
Yield to Maturity = (Rp1.200.000 / Rp11.000.000) x 100%
Yield to Maturity = 10,9%
Contoh Yield to Call
Misalnya, kamu telah berinvestasi sejak 2018 dan masa tenor investasi ialah 10 tahun. Mengacu pada laporan keuangan, nilai obligasi terakhir ialah Rp4.275 dengan return Rp550 untuk setiap lembar saham.
Ternyata, pada 2022, kamu ingin menarik investasi tersebut dan nilai obligasi saat itu adalah Rp6.120. Dengan demikian, perhitungan Yield to Call atas investasi tersebut seperti di bawah ini.
Yield to call = [Return + (Nilai Obligasi Sekarang - Nilai Obligasi Terakhir) / Tenor Sampai Calling Saham] / [(Nilai Obligasi Terakhir + Nilai Obligasi Sekarang) / 2] X 100%
Yield to call = (Rp550 + (Rp6.120 - Rp4.275) / 3) / (Rp6.120 + Rp4.275) / 2) x 100%
Yield to call = (Rp798,3 / Rp5.197,5) x 100%
Yield to call = 15,35%
Tingkat pengembalian investasi tersebut dalam tenor tiga tahun ialah 15,35%.
Contoh Dividen
Sebagai contoh kasus, PT Maju Lancar menjual saham Rp4.000 per lembar. Saham tersebut dijual dengan perjanjian bagi hasil yang akan diberikan kepada investor senilai Rp200 untuk setiap lembarnya.
Jika kamu berinvestasi, berikut ini nilai dividen yang akan kamu terima.
Dividen = (Nilai keuntungan / Harga per lembar saham) x 100%
Dividen = (Rp200 / Rp4.000) x 100%)
Dividen = 5%
Jadi, tingkat pengembalian saham PT Maju Lancar diperkirakan sekitar 5%.
Setelah melihat contoh dan cara menghitung yield di atas, apakah kamu sudah lebih memahami yield dan kaitannya dengan peluang keuntungan investasi? Semoga artikel ini membantumu sehingga kamu bisa memiliki pertimbangan yang lebih matang saat akan berinvestasi.
Apabila kamu membutuhkan artikel referensi lain seputar bisnis, keuangan, dan kewirausahaan, langsung saja klik tautan berikut ini!
Referensi:
- https://www.fortuneidn.com/market/surti/mengenal-yield-pengertian-jenis-dan-cara-menghitungnya
- https://lifepal.co.id/mediayield/