Pandemi COVID-19 memengaruhi sebagian besar orang di seluruh dunia, dengan implikasi ekonomi yang signifikan dan mungkin akan berlangsung selama berbulan-bulan ke depan. Pemilik bisnis dituntut untuk fokus pada beberapa masalah penting sekaligus dalam menjalankan bisnis: melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan, tetap menjaga operasional bisnis, dan juga menghadapi ancaman pada rantai pasok.
Pemilik bisnis perlu memonitor permintaan dan inventori jangka pendek serta jangka panjang untuk menghadapi potensi ketiadaan produksi akibat penutupan pabrik dan pelambatan ekonomi. Selain itu, pebisnis juga dihadapkan pada penipisan stok saat konsumen membelinya dalam jumlah banyak agar tidak sering-sering keluar rumah.
Kelola Inventori Dengan Cerdas
Salah satu cara untuk membangun ketahanan dalam krisis adalah dengan menciptakan pelipatgandaan dalam rantai pasok. Misalnya, kamu bisa menambah jumlah inventori dengan cara bekerja sama dengan lebih dari satu pemasok atau produsen. Dengan cara ini, bisnismu jadi punya alternatif sumber pasokan dan juga akan relatif lebih aman jika salah satu pemasokmu mengalami masalah, atau salah satu produsen menutup pabriknya.
Yang perlu diperhatikan, jangan melakukan pelipatgandaan ini secara berlebihan, karena tak hanya akan memberatkan biaya operasional bisnismu, tetapi juga mungkin hasilnya tidak sepadan. Terutama di kondisi yang serba tidak pasti dan di saat krisis belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Lakukan Analisis Inventori
Dalam situasi krisis, analisis inventori adalah salah satu aspek penting yang perlu kamu lakukan agar kamu bisa membuat perencanaan yang lebih efektif.
Jika biasanya kamu melakukan restock untuk semua barang yang habis berdasarkan catatan inventorimu, di masa krisis seperti ini, ada baiknya untuk mengatur skala prioritas barang mana saja yang perlu restock dalam waktu dekat karena permintaan pelanggan masih tinggi, dan barang mana saja yang tidak perlu segera distok ulang karena penurunan minat dari pelanggan.
Barang yang kosong tetapi tidak terlalu banyak diminati pelanggan bisa ditunda dulu penyetokan ulangnya, untuk menghindari penumpukan barang di gudang.
Pertimbangkan Permintaan Pelanggan yang Realistis
Krisis bisa meningkatkan atau menurunkan permintaan untuk produk tertentu. Ini yang membuat estimasi permintaan pelanggan yang realistis menjadi lebih penting, sekaligus lebih sulit. Pebisnis perlu memahami apakah permintaan yang mereka terima dari pelanggan adalah permintaan yang realistis atau merupakan gambaran kepanikan masyarakat atas ketidakpastian kondisi.
Dengan banyaknya pelanggan yang membeli apa pun yang stoknya mulai sehingga mereka merasa aman, pebisnis bisa mempertanyakan apakah permintaan barang tersebut murni dari pelanggan mereka, atau didasari kepanikan atas situasi yang tak menentu.
Jika kamu belum menemukan jawabannya, sebaiknya lakukan pemesanan barang dalam jumlah sedikit tetapi berulang ke pemasok atau produsen, sehingga kamu akan terhindar dari risiko penumpukan barang tidak terjual.