Bagi pelaku usaha yang berada di Indonesia, inflasi lebaran mungkin menjadi salah satu momen paling menakutkan dalam mengelola bisnis. Bagaimana, tidak, kan? Pasalnya, ketika terjadi inflasi, naiknya harga barang dan jasa merupakan dampak yang sulit untuk dielakkan.
Di satu sisi, harga barang dan jasa yang kian tinggi bisa berarti margin keuntungan yang lebih besar, tetapi dalam situasi inflasi, belum tentu keadaan tersebut yang terjadi karena harga pokok penjualannya juga akan meningkat, sehingga margin keuntungan bisa jadi akan tetap sama. Di sisi lain, meningkatnya harga barang bisa menurunkan tingkat kepuasan pelanggan, dan jika dibiarkan jelas bisnis akan mengalami kerugian besar.
Mengapa Sering Terjadi Inflasi Menjelang Lebaran?
Mengapa, sih, inflasi atau kenaikan harga barang ini kerap terjadi menjelang lebaran? Jawabannya cukup sederhana, lho. Mengikuti hukum kelangkaan, semakin besar permintaan, harga akan semakin tinggi jika tidak diimbangi dengan persediaan.
Inflasi yang terjadi di setiap musim lebaran sebagian besar juga diakibatkan oleh efek dari hukum kelangkaan tersebut. Sederhana saja, di bulan Ramadan dan lebaran yang hadir setelahnya, permintaan terkait pangan dan transportasi akan meningkat secara signifikan di seluruh pelosok negeri. Dengan keadaan yang demikian, tidak mengherankan jika terjadi inflasi, kan?
Sayangnya, situasi ini kerap menimbulkan efek bola salju, karena kebutuhan akan pangan dan juga transportasi termasuk dalam golongan sembilan bahan pokok. Naiknya harga pangan dan transportasi, jelas akan membuat harga barang-barang lainnya juga naik.
Selain meningkatnya permintaan, ada pula teori yang menyebutkan bahwa THR merupakan salah satu penyumbang naiknya harga barang dan jasa. Bagaimana bisa? Sederhana saja, karena saat lebaran umumnya diberikan THR sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat pun meningkat, dan naiknya harga barang menjadi salah satu kontrol untuk memastikan banyaknya uang yang beredar tidak membuat nilainya turun.
Perlukah Pelaku Usaha Khawatir dengan Inflasi Lebaran?
Setelah memahami bagaimana inflasi bisa terjadi menjelang masa lebaran, pertanyaan berikutnya tentu saja apakah para pelaku usaha sebaiknya merasa khawatir dengan adanya inflasi ini?
Jawabannya tentu akan tergantung dari pelaku usaha masing-masing. Bagi pelaku usaha yang memilih untuk meliburkan operasional bisnisnya di masa lebaran, mungkin adanya inflasi ini tidak akan berpengaruh secara signifikan. Namun, bagi pelaku usaha yang masih beroperasi ketika lebaran, baiknya perlu ada persiapan khusus agar bisnisnya tidak terlalu terdampak oleh inflasi.
Apa saja, sih, yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha yang berencana untuk tetap menjalankan operasional bisnisnya di masa lebaran? Kita simak bersama-sama, yuk!
Harga Bahan Baku Mungkin Akan Melonjak
Naiknya harga barang dan jasa jelas akan membuat harga bahan baku ikut melonjak. Bagi pelaku usaha yang bergerak di bidang produksi, tentu ini menjadi masalah yang cukup serius.
Apabila harga bahan baku naik secara signifikan, mau tak mau pelaku usaha pun perlu melakukan beragam penyesuaian, bisa dengan menaikkan harga jual kepada pelanggan mengikuti pertambahan harga pokok penjualan, atau dengan mengurangi margin keuntungan.
Tiap pilihan tentu memiliki untung dan ruginya sendiri. Bagi pelaku usaha yang menaikkan harga akhir untuk konsumen, misalnya saja, akan menghadapi risiko barang tidak laku terjual seperti waktu-waktu sebelumnya. Wajar saja, dong, karena adanya inflasi tak hanya membuat naiknya harga barang-barang, tetapi secara tidak langsung juga menurunkan daya beli masyarakat.
Namun, bagi pelaku usaha yang memutuskan untuk menjual produknya dengan harga yang sama seperti harga normal, artinya margin keuntungan pun akan menurun. Amit-amitnya, bisnis bisa saja mengalami kerugian jika harga pokok penjualan naik hingga di atas harga jual akhir.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi ini adalah memperbanyak persediaan bahan baku sebelum lebaran, sehingga ketika inflasi terjadi dan harga bahan baku tersebut sudah naik, pelaku usaha tak akan kerepotan mencari cara untuk memasok bahan baku secara normal tanpa membuat bisnis merugi.
Ongkos Distribusi Produk Akan Lebih Mahal
Naiknya harga barang dan jasa tak hanya berlaku pada bahan baku saja. Ongkos distribusi pun juga akan meningkat, lho! Jangan lupa, salah satu penyebab inflasi ini adalah meningkatnya permintaan akan transportasi. Padahal, proses distribusi juga membutuhkan jasa transportasi tersebut, kan?
Sudah bukan rahasia lagi bahwa ketika lebaran, jalanan akan mengalami kemacetan yang cukup panjang, khususnya dari arah urban ke suburban, dan sebaliknya dari suburban ke urban, ketika masa lebaran berakhir.
Dengan situasi tersebut, gangguan terhadap proses distribusi pun akan menjadi sumber sakit kepala baru bagi para pelaku usaha, terlebih bagi mereka yang bermaksud mendistribusikan produknya dari daerah urban ke suburban, searah dengan arus mudik.
Keterlambatan akibat macet ini akan sangat mengganggu proses distribusi, dan tak jarang menimbulkan kerugian bagi bisnis. Oleh karena itu, penting sekali untuk mempersiapkan jalur dan jadwal distribusi yang tepat untuk menghindari potensi kerugian ini.
Mengelola bisnis ketika inflasi lebaran terjadi memang bukan perkara yang mudah. Oleh karena itu, gunakan aplikasi majoo dengan berbagai fitur unggulannya yang mampu memotong ongkos operasional secara efektif dan efisien.
Yuk, segera gunakan aplikasi majoo sekarang juga!