Omnichannel marketing menjadi salah satu strategi yang banyak diterapkan oleh bisnis belakangan ini. Strategi omnichannel berarti menyediakan pengalaman belanja yang terintegrasi bagi konsumen, mulai dari gerai fisik hingga toko virtual, termasuk aplikasi mobile.
Dengan kata lain, strategi ini mengintegrasikan seluruh aspek yang mungkin ditawarkan baik oleh gerai offline maupun online.
Keuntungan penerapan strategi omnichannel
Mengapa strategi ini banyak dipilih oleh para pemilik usaha? Apa saja sebetulnya keuntungan menerapkan strategi yang satu ini? Simak penjelasan di bawah ini!
1. Retensi konsumen lebih baik
Setiap konsumen pasti ingin bertransaksi dengan cara yang paling nyaman. Maka dari itu, strategi omnichannel adalah opsi terbaik untuk dapat menyediakan berbagai pilihan yang mungkin tersedia bagi konsumen.
Terdapat studi yang menunjukkan bahwa bisnis yang berhasil menerapkan cross-channel marketing secara konsisten rata-rata menikmati peningkatan retensi konsumen sampai 13% per tahun.
2. Peningkatan pendapatan
Pendekatan omnichannel marketing mendorong konsumen untuk terhubung dengan bisnis melalui berbagai kanal. Dengan begitu, hal ini meningkatkan engagement konsumen dalam banyak titik di sepanjang proses transaksi.
Wajar saja bila strategi ini meningkatkan pendapatan bisnis. Bahkan, terdapat studi yang menunjukkan bahwa konsumen yang terhubung di banyak kanal 30% lebih bernilai.
Pasalnya, metode ini meningkatkan potensi konsumen untuk membeli lebih banyak dari bisnis. Konsumen yang melakukan transaksi berulang meningkatkan pendapatan bisnis sampai 40%, terlepas dari skala transaksinya.
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Omnichannel strategy tidak hanya berlaku satu arah. Dengan kata lain, konsumen tidak hanya memilih dan bertransaksi, tetapi juga mengharapkan pelayanan yang baik. Tidak lupa, pelayanan yang baik tersebut diharapkan dapat diterima konsumen dalam berbagai kanal secara merata.
Berdasarkan studi, 64% konsumen menginginkan dukungan secara real time, terlepas dari kanal yang digunakan untuk komunikasi. Sementara itu, sekitar 75% konsumen cenderung akan kembali mengunjungi bisnis yang pelayanannya baik.
4. Meningkatkan pemberian referensi dan rekomendasi
Terlepas dari resource yang dapat diinvestasikan perusahaan dalam pemasaran dan iklan, bisa dibilang tidak ada yang bisa menyaingi kekuatan word of mouth.
Dalam salah studi Nielsen, disebutkan bahwa 92% konsumen lebih percaya rekomendasi dari teman atau keluarga dibandingkan iklan yang mereka lihat di media.
5. Operasional bisnis yang lebih efisien
Mengintegrasikan berbagai kanal bisnis, mulai dari gerai fisik sampai online, berarti menawarkan database konsumen yang komprehensif dan terpusat. Dengan demikian, bisnis milikmu lebih mudah diakses oleh konsumen.
Ketika bisnis mudah diakses melalui beragam kanal, visibilitas produk serta promosi pun meningkat. Jadi, konsumen lebih mudah mengakses informasi yang mungkin mereka butuhkan.
Jangan lupa, konsumen kerap mengecek dan membandingkan produk terlebih dahulu di kanal-kanal online atau media sosial sebelum membelinya di gerai fisik.
6. Meningkatkan pengumpulan data konsumen
Berhubung pemasaran dan penjualan dilakukan melalui berbagai kanal, kamu pun dapat memantau konsumen di aneka platform yang mereka gunakan. Berkat hal ini, kamu dapat memahami konsumen dengan lebih baik.
Kamu akan mengetahui preferensi konsumen, seperti produk apa yang dilihat oleh konsumen, penawaran yang diklik oleh mereka, dan seterusnya.
Karena itu, bisnis milikmu bisa berkomunikasi serta membuat program promosi yang lebih personal untuk tiap konsumen dan hal ini membuat para pelanggan makin merasa istimewa.
Dengan data yang akurat, konsumen tidak akan merasa sebatas pembeli, tetapi mereka merasa bahwa kamu mengenal mereka dengan baik.
7. Menghubungkan pengalaman berbelanja di gerai fisik dan kanal online
Saat ini, bisnis hadir di platform offline dan online saja tidak cukup, tetapi perlu mengintegrasikan keduanya. Targetmu sebaiknya bukan hanya menghasilkan penjualan dari kanal tertentu saja, melainkan memberi ruang bagi konsumen untuk berbelanja di kanal mana saja yang mereka inginkan.
Misalnya, jejaring restoran waralaba McDonald’s memberikan kupon diskon melalui mobile apps. Akan tetapi, konsumen tetap dapat memperoleh potongan ketika berbelanja di gerai fisik hanya dengan menunjukkan kupon tersebut melalui layar ponselnya ketika bertransaksi.
Nah, interaksi yang terintegrasi seperti ini meningkatkan hubungan antara bisnis dengan konsumen. Sebagai bisnis, kamu memberi ruang bagi konsumen untuk berinteraksi dengan bisnis melalui metode serta platform yang mereka pilih.
Perlu diingat, interaksi merupakan indikasi bahwa konsumen akan melalui alur, mulai dari calon konsumen menjadi konsumen, konsumen menjadi pelanggan, hingga menjadi ‘tim pemasar’ yang secara aktif merekomendasikan produk atau jasa yang kamu tawarkan.
Kesimpulan
Bisnis tidak dapat lagi mengabaikan tren-tren yang mengubah seluruh sektor industri, seperti revolusi digital, kebiasaan berbelanja generasi saat ini, pesatnya kemajuan e-commerce, dan seterusnya.
Studi yang dilakukan Harvard belakangan ini menunjukkan bahwa 20% konsumen hanya berbelanja di gerai fisik, 7% hanya berbelanja secara online, sedangkan 73% konsumen bertransaksi melalui berbagai kanal.
Maka dari itu, cara untuk menanggapi perubahan-perubahan tersebut adalah dengan menerapkan omnichannel marketing.