Belajar dari Bisnis Sayuran Online, Kiat Hindari Bangkrut!

Sebagai sebuah gagasan, bisnis sayuran online memang merupakan inovasi menarik yang dapat menjadi peluang bisnis sukses. Hadir untuk menyediakan keperluan sehari-hari bagi pelanggan yang mobilitasnya hian hari semakin tinggi, jelas bisnis ini memiliki kans yang tinggi untuk diterima dengan baik oleh masyarakat.

Pun demikian, pelaku usaha perlu benar-benar waspada dalam menjalankan operasional bisnisnya. Pasalnya, jika kita perhatikan perkembangan bisnis beberapa tahun terakhir, banyak bisnis serupa yang bukannya meraup keuntungan besar, tetapi justru terpaksa gulung tikar.

Nama-nama besar di bisnis yang menyediakan beragam jenis sayuran dan buah secara online satu per satu bertumbangan. Padahal, seperti yang sudah dijelaskan di atas, peluang bisnis model ini sesungguhnya cukup besar. Belajar dari pengalaman bisnis-bisnis tersebut, ada sejumlah kiat hindari bangkrut yang sebenarnya bisa kita jadikan pelajaran.

Belajar dari Pengalaman, Kiat Hindari Bangkrut

Setiap pelaku usaha tentu ingin agar bisnisnya terus maju dan berkembang, tumbuh semakin besar. Namun, dalam bisnis apa pun, risiko kerugian bukanlah sesuatu yang bisa dihilangkan. Pun demikian, bukan berarti kita hanya bisa berdiam diri saja, ya. Mempersiapkan diri menjadi langkah tepat agar kerugian yang dihadapi tidak sampai menyebabkan kebangkrutan.

Di antara banyak langkah pencegahan yang bisa dilakukan, mengidentifikasi masalah patutnya menjadi keterampilan pertama yang harus dikuasai. Tak hanya mampu melihat peluang saja, pelaku usaha mestinya juga dapat menaksir potensi kerugian yang mungkin terjadi, dengan demikian risiko terburuk pun dapat dihindari.

Namun, tentu ini bukanlah keterampilan yang mudah dikuasai oleh siapa saja, kan? Bagi mereka yang mungkin tidak diberkahi dengan keterampilan ini, belajar dari pengalaman merupakan salah satu alternatif yang bisa diupayakan, baik dari pengalaman saat mengelola bisnis sendiri, maupun pengalaman pelaku usaha lain dalam mengelola bisnisnya.

• Fokus pada Operasional Bisnis

Benar, memang, mengembangkan bisnis hingga tumbuh besar jelas menjadi impian setiap pelaku usaha. Namun, secara serampangan melakukan ekspansi dan pengembangan bisnis justru bisa menjadi senjata makan tuan yang akan merugikan bisnis, lho!

Pengembangan bisnis perlu dilakukan dengan hati-hati, bahkan hanya dilakukan setelah melakukan beragam riset yang dibutuhkan, dan ketika seluruh modal yang dibutuhkan sudah disiapkan. Berkaca dari pengalaman Sayurbox yang mengembangkan bisnisnya sedemikian rupa sehingga tak hanya mampu memberikan layanan B2B (Business to Business) dan B2C (Business to Consumer), tetapi juga menjalankan lini layanan yang disebut Tokopanen.

Sebagai akibat dari operasional bisnis yang tidak benar-benar difokuskan pada satu model bisnis tersebut, pada akhirnya Tokopanen pun terpaksa dihentikan layanannya ketika terjadi perubahan prospek pasar.

Pengembangan bisnis yang tidak terfokus tersebut membuat bisnis rentan goyah ketika dihadapkan pada situasi khusus. Dalam kasus Sayurbox dan Tokopanen, pandemi menjadi penyebab perbedaan prospek pertumbuhan pasar yang tidak sesuai dengan harapan.

• Mempersiapkan Bisnis dari Ancaman Tak Terduga

Tak hanya Sayurbox, pada dasarnya ada cukup banyak bisnis yang terdampak oleh pandemi. Stoqo, misalnya saja, yang berfokus pada penyediaan layanan penjualan sembako secara online, pada akhirnya harus berhenti beroperasi pada April 2020 lalu akibat pandemi.

Keberadaan pandemi Covid-19 yang muncul sejak akhir tahun 2019 lalu memang banyak memberi dampak bagi perekonomian kita hampir di setiap lapisan. Guna mengurangi tingkat penyebaran coronavirus, pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk dengan melarang pelaku usaha melayani pelanggan secara langsung di tempat usaha.

Sekalipun diterapkan dengan maksud baik, tentu pembatasan kegiatan masyarakat tersebut sangat membebani pelaku usaha. Memutar otak untuk mencari kiat hindari bangkrut pun seolah jadi prioritas utama.

Munculnya pandemi serta efek yang diberikan mungkin tak bisa benar-benar diperkirakan. Namun, dampak yang diberikan benar-benar nyata. Oleh karena itu, bisnis memang harus benar-benar siap dalam menghadapi risiko apa pun yang mungkin terjadi. Secara berkala melakukan riset dan juga evaluasi performa bisnis merupakan salah satu langkah yang bisa diambil untuk bersiap.

• Berhenti Beroperasi Bukan Berarti Berhenti Berbisnis

Kadang kala kita beranggapan bahwa ketika bisnis harus menghentikan operasionalnya, artinya bisnis tersebut sudah tak bisa diselamatkan. Padahal, menghentikan operasional secara sementara bisa menjadi kiat hindari bangkrut.

Bananas, misalnya saja, memilih untuk menghentikan operasionalnya setelah sepuluh bulan berjalan sejak Januari 2022 lalu. Namun, keputusan ini tak diambil untuk berhenti beroperasi sepenuhnya.

Terkadang, ketika mengalami kerugian, pengeluaran-pengeluaran tertentu perlu dipangkas, dan seperti yang kita ketahui bersama, biaya operasional merupakan komponen pengeluaran terbesar yang menjadi beban bagi bisnis. Tak masalah, sebenarnya, jika kita memutuskan untuk menghentikan operasional untuk sementara agar dapat kembali melayani pelanggan di masa yang akan datang.

Pun demikian, perlu diingat bahwa menghentikan biaya operasional tak sepenuhnya menghentikan pengeluaran. Ingat bahwa akan tetap ada fixed cost yang harus ditanggung selama bisnis masih berjalan. Namun, jika memang diperlukan, mengurangi sejumlah lini produk dan operasional sebenarnya bisa cukup membantu kita menghindari kebangkrutan, lho!

Berkaca dari pengalaman ketiga bisnis sayuran online di atas, pastikan untuk mempersiapkan bisnis dengan baik untuk menghadapi situasi apa pun. Menjaga agar operasional bisnis tetap efektif dan efisien, misalnya saja, bisa menjadi kiat hindari bisnis dengan mengurangi beban pengeluaran bisnis.

Ingin bisnis tetap efektif dan efisien? Gunakan aplikasi majoo dan beragam fitur unggulannya yang dapat membuat pengelolaan bisnis terasa jauh lebih mudah dan ringkas! Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang juga!