Kisah Sukses Glory Coffee dengan Optimalkan Platform Digital

Ditulis oleh Nisa Destiana

article thumbnail

Untuk maju, pengelolaan coffee shop perlu memaksimalkan digital tools.

Platform digital tak bisa dipisahkan dari pengelolaan bisnis saat ini, terlebih setelah pandemi COVID-19 melanda. Dorongan terhadap bisnis untuk melakukan digitalisasi makin besar.

Tampaknya, hal tersebut disadari oleh Glory Coffee, salah satu coffee shop yang berlokasi di Citraland, Medan. Kedai kopi yang dibangun oleh Herbet ini mengoptimalkan pemanfaatan digital tools untuk berbagai aktivitas bisnisnya.

Langkah tersebut terbukti mendukung kafe yang satu ini bertahan di tengah pandemi. Bagaimana kisah lengkapnya? Yuk, simak cerita berikut ini dan dapatkan inspirasi untuk pengelolaan bisnismu!

Mewujudkan Mimpi dengan Segala Tantangannya

Berbicara perkembangan kopi, kini dunia mengenal tiga gerakan atau lebih lazim disebut ‘waves’, yaitu first waves, second waves, dan third waves coffee. Third waves coffee merupakan kultur meminum kopi yang banyak kita lihat saat ini.

Secara singkat, third waves coffee ditandai dengan pergeseran fokus para penikmat kopi, bukan lagi ingin asupan kafein semata atau ingin kopi enak saja, melainkan lebih tertarik pada kopi itu sendiri, mulai dari asal muasal biji kopi, prosesnya pengolahannya, hingga tersaji di dalam cangkir.

Istilah third waves coffee sendiri pertama kali muncul pada 2002. Setelah itu, secara perlahan kultur dunia kopi bergerak menjadi gelombang ketiga dan coffee shop menjadi demikian populer di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.

Herbet adalah satu dari sekian banyak anak muda Indonesia yang tumbuh di tengah merebaknya third waves coffee. Tak heran bila Herbet memiliki keinginan untuk memiliki kafe sejak usia sekolah.

Namun, karena masih duduk di bangku sekolah, keinginan tersebut tentu tak bisa seketika diwujudkan.

Pada Februari 2020, berbekal properti yang dimiliki oleh dirinya dan keluarga, Herbet akhirnya mendirikan Glory Coffee. Memulai bisnis bukanlah hal mudah, terlebih bagi seseorang yang masih sangat muda seperti Herbet.

Baca juga: 3 Pemilik Usaha UMKM yang Maju, Ini Kisahnya Memulai Bisnis

Tak hanya masih muda, tetapi Herbet juga baru pertama kali terjun ke dalam bisnis F&B. Berbagai tantangan bisnis yang muncul awalnya terasa sangat membingungkan bagi Herbet, terutama soal pengelolaan inventory kafe.

Herbet, pemilik Glory Coffee, Medan. 

Bertahan di Tengah Persaingan

Setelah berhasil membuka bisnis, kamu tentu perlu memastikan bisnismu sanggup menghadapi persaingan bila mau bisnis bertahan dalam jangka panjang dan terus maju.

Untuk mencapai hal tersebut, kamu mungkin bisa mengambil inspirasi dari langkah-langkah yang dilakukan oleh Glory Coffee. 

Saat pertama kali buka, belum banyak kafe pesaing di lokasi tempat Glory Coffee berdiri. Dengan begitu, Glory Coffee berkesempatan untuk melakukan branding secara maksimal, tanpa ada banyak distraksi dari kompetitor.

Dari sini kita bisa belajar bahwa kejelian menentukan lokasi merupakan salah satu aspek yang bisa membuat bisnis bertahan di tengah persaingan.

Trik berikutnya ialah menyesuaikan produk dengan kebutuhan dan karakter konsumen. Glory Coffee memahami bahwa konsumennya menginginkan kopi yang enak. Namun, enak saja tak cukup. Karena itu, tim Glory Coffee berusaha menyajikan kopi dengan rasa unik yang dihasilkan dari racikan rahasia.

Terkait makanan, Glory Coffee juga sangat mempertimbangkan budaya setempat. Menu-menu yang sangat akrab dengan konsumen menjadi beberapa menu wajib di kedai kopi ini, misalnya nasi goreng dan mi goreng.

Tak berhenti di sana, Glory Coffee juga menawarkan daya tarik menu western dengan penyesuaian harga supaya tetap bisa dijangkau oleh konsumen.

Berdasarkan apa Herbet memutuskan menu-menu tersebut? Ternyata, pemilik Glory Coffee ini banyak melakukan riset pasar di media sosial. Sebagian pakar menyebutnya ‘media listening’.

Jadi, Herbet memperoleh informasi tentang kopi yang diminati oleh konsumen, makanan yang diinginkan, serta harga yang mau konsumen bayar untuk mencoba coffee shop baru dari social media.

Platform Digital, Kelola Bisnis ala Anak Muda

Sejak awal, Herbet sudah melibatkan platform digital dalam pengelolaan bisnisnya. Sama sekali tidak mengherankan jika strategi yang diambil oleh Herbet pun banyak mengoptimalkan digital tools.

Salah satu strategi yang diterapkan oleh Glory Coffee adalah beriklan di media sosial. Langkah ini dianggap krusial oleh Herbet dalam menarik calon pelanggan.

Baca juga: Ingin Jualan di Media Sosial? Kamu Wajib Baca Ini!

Tak hanya itu, Herbet juga mendaftarkan Glory Coffee di berbagai platform delivery makanan online seperti GrabFood dan GoFood. Herbet mengerti bahwa layanan dine-in di kafe saja sudah tidak memadai untuk pasar hari ini.

Di samping mengoptimalkan kanal digital untuk riset dan pemasaran, Herbet juga memutuskan untuk menggunakan digital tools yang dapat mempermudah pengelolaan operasional bisnis.

Glory Coffee menggunakan majoo, aplikasi point of sale (POS) yang didesain sesuai dengan kebutuhan kafe.

Sebut saja, kafe kesulitan dalam pengelolaan inventory bahan mentah, seperti daging ayam, ikan, udang, dan lain-lain. Kabar baiknya, majoo menyediakan fitur inventory yang dapat menghitung penggunaan bahan mentah, baik secara satuan maupun per porsi. Jadi, pengelolaan inventory kafe pun selalu akurat!

Apakah kamu juga mengalami persoalan yang sama? Kalau begitu, yuk selesaikan dengan aplikasi majoo sekarang!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo