Nama Reza Nurhilman bisa dibilang sebagai seorang pelaku UMKM yang jeli dalam memanfaatkan setiap sumber daya yang dimilikinya. Sebagai hasilnya, meski mungkin tak banyak orang yang familier dengan namanya, tetapi setidaknya tidak ada juga orang yang tak pernah mendengar brand yang diusungnya: Keripik Maicih.
Yap, benar sekali! Reza merupakan pemilik salah satu merek keripik pedas yang banyak digandrungi tersebut. Hebatnya, Reza berhasil membuat komoditas bisnisnya ramai dibicarakan melalui strategi pemasarannya yang baik dan kejeliannya dalam memanfaatkan media sosial Twitter.
Awal Karier yang Dimulai Sejak Sekolah
Seperti kebanyakan tokoh UMKM sukses lainnya, Reza juga mengawali kariernya sejak dini, yaitu ketika ia masih duduk di bangku sekolah.
Tak ada yang menyangka bahwa keripik pedas merek Maicih yang banyak diminati ini awalnya dimulai dari kejeliannya dalam menjualkan keripik pedas jualan seorang nenek yang tinggal tak jauh dari rumahnya kepada teman-temannya di sekolah. Namun, di situlah keuletan Reza yang patut ditiru oleh siapa pun yang memang ingin mulai sebuah usaha.
Dari teman-teman yang ada di sekolah, Reza berhasil mengembangkan bisnis yang dimilikinya tersebut hingga pasar yang lebih besar: ke seluruh penjuru Indonesia dengan omzet sekitar tujuh miliar per bulan.
Strategi Pemasaran Keripik Maicih yang Unik
Awalnya, keripik pedas yang diusung oleh Reza ini hanya diproduksi sekitar lima puluh bungkus saja setiap harinya. Jelas dengan skala produksi yang bisa dibilang cukup kecil tersebut, segala cara patut dilakukan untuk memastikan seluruh produksi terjual dan ongkos produksi dapat ditutup dengan keuntungan yang besar.
Uniknya, cara yang dilakukan oleh Reza pada saat itu bisa dibilang cukup visioner, tidak seperti pemasaran konvensional yang dilakukan oleh kompetitornya.
Untuk memastikan seluruh dagangannya terjual, Reza memilih untuk melakukan penjualan dengan sistem pop-up, yaitu tiba-tiba muncul di suatu tempat untuk menjajakan dagangan dengan mobilnya.
Agar sistem pemasaran ini dapat berhasil, Reza memanfaatkan media sosial untuk memperbesar efek word of mouth. Kejeliannya di tahun 2010 dalam memanfaatkan Twitter yang memang pada saat itu mulai naik daun ternyata membuahkan hasil.
Dengan produksi lima puluh bungkus Keripik Maicih yang tiap harinya dijual di titik-titik yang acak, Reza menggunakan Twitter untuk mengumumkan di mana lapaknya akan dibuka hari itu. Tentu saja model pemasaran gaya baru ini menarik minat para pengguna Twitter.
Merek keripik pedas Maicih jualannya akhirnya memiliki nilai eksklusif yang lebih jika dibanding produk serupa dari kompetitor karena setiap harinya hanya ada lima puluh bungkus saja, dan tempat jualannya juga tak sama.
Otomatis banyak pengguna Twitter yang lantas mengikuti akun Twitter yang dikelolanya untuk mengetahui di mana mereka bisa menemukan keripik pedas buatannya di hari tersebut. Secara perlahan Reza membangun interaksi yang baik untuk menumbuhkan pelanggan-pelanggan setia yang baru setiap harinya.
Berkat model pemasarannya yang unik tersebut, Reza yang tadinya memulai bisnis dengan modal sebesar Rp15.000.000 dengan area penjualan yang berpusat di Bandung saja akhirnya dapat mengembangkan bisnisnya hingga dapat ditemukan juga di seluruh wilayah di Indonesia. Semuanya dicapai dengan kejeliannya dalam memanfaatkan penggunaan media sosial Twitter yang saat itu memang sedang tren secara cepat untuk memperkuat nilai eksklusif yang dimiliki oleh mereknya.
Asal Muasal Merek Maicih
Tak hanya model pemasarannya saja yang unik, khususnya pada tahun 2010 ketika Reza mulai mengawali kariernya dengan bisnis keripik pedas, latar belakang yang membuatnya memilih Maicih sebagai mereknya juga cukup menarik.
Nama Maicih dipilih sebagai merek karena kata penjual keripik pedas di dekat rumahnya yang menjadi inspirasinya; seperti emak-emak penampilannya. Selain itu, Reza juga kerap mendengar ibunya menyebut dompet kecil penyimpan emas dengan sebutan ‘maicih’.
Dengan nama yang unik sebagai merek yang diusungnya, Reza berhasil menumbuhkan personal branding untuk merek keripik pedas buatannya. Kejeliannya dalam memilih model pemasaran serta pemanfaatan media sosial yang tepat juga menjadi upaya yang revolusioner yang patut ditiru oleh setiap pelaku usaha.
Dengan prinsip untuk berbisnis secara totalitas, tanpa terlalu berpikir secara fokus pada untung maupun rugi yang akan didapatkan dari bisnisnya, Reza justru memutar otak dan sebisa mungkin melakukan apa pun yang bisa dilakukannya untuk mengembangkan bisnisnya.
Prinsip inilah yang membuatnya terbiasa untuk berpikir secara kreatif sehingga dapat memunculkan model pemasaran yang tak hanya menarik, tetapi juga berhasil mengantarkannya sebagai tokoh muda yang sukses, bahkan hingga dapat dijadikan sebagai inspirasi oleh pelaku usaha lainnya.
Kejelian serta kreativitasnya dalam berbisnis membuat merek Keripik Maicih memiliki brand awareness yang kuat di tengah kompetitifnya bisnis keripik pedas yang mulai menjamur karena kesuksesannya. Hal ini tentu sangat relevan bagi para pelaku UMKM lainnya, khususnya bagi mereka yang memutuskan untuk berbisnis pada bidang usaha yang memiliki banyak kompetitor. Kreatif dan totalitas adalah kuncinya.
Agar operasional bisnis juga lebih mudah dijalankan dan dapat berkembang sebesar merek keripik pedas Maicih yang diusung Reza Nurhilman, para pelaku usaha juga dapat memanfaatkan aplikasi majoo dengan berbagai fiturnya yang mampu membuat pengelolaan operasional bisnis lebih mudah dan efisien!