Sepenting apa, sih, sebenarnya memiliki target penjualan yang bisa diukur? Eits, jangan salah! Penting sekali, lho! Pasalnya, dengan target yang mudah diukur, artinya kita juga dapat dengan mudah melakukan evaluasi terhadap aktivitas penjualan, sehingga pengembangan bisnis pun bisa dilakukan dengan lebih terarah.
Nah, pertanyaannya, apa yang harus diperhatikan agar target yang telah kita tetapkan untuk angka penjualan dapat benar-benar efektif serta terukur? Kita bahas bersama-sama, yuk!
Baca juga: Perhatikan Hal Ini saat Menilai Peluang Usaha
Bagaimana Mengukur Target untuk Penjualan
Setiap pelaku usaha tentu ingin agar usahanya maju dan berkembang, serta berkelanjutan. Namun, sebelum bicara tentang pengembangan bisnis, ada baiknya kita tahu dulu bahwa target yang ditetapkan untuk seluruh operasional bisnis sudah benar, kan? Wajar saja, dong. Jika penjualan tidak sesuai dengan target, bisnis pun akan terasa kurang menguntungkan dan sulit dikembangkan.
Masalahnya, menentukan target untuk kegiatan operasional bisnis seperti penjualan dan pemasaran bukanlah perkara yang mudah. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar target ini tidak terlihat sebagai angka yang sekadar dipasang. Nah, sudah tahu, belum, apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan target ini?
Jika belum tahu, tenang saja, karena kita akan mengulasnya bersama-sama. Langsung saja kita mulai, yuk!
Baca juga: Perhatikan Hal Ini saat Menilai Peluang Usaha
-
Mungkinkah Target Tersebut Tercapai?
Kebanyakan orang asal memasang target tanpa perhitungan yang benar, sehingga target tersebut pun tidak pernah tercapai. Selain membuat evaluasi cenderung merah, target yang sulit untuk dicapai juga akan membebani tenaga penjualan.
Bukan tidak mungkin, lho, karyawan yang sudah digaji dengan baik untuk menjalankan kegiatan pemasaran serta penjualan merasa putus asa karena tak berhasil mencapai target. Jika terus dibebani dengan target yang tak masuk akal, karyawan pun bisa kehilangan kepercayaan diri dan lambat laun akan menyerah dalam usahanya untuk mencapai target tersebut.
Sekalipun telah digaji dengan baik, tekanan dari target yang tak bisa dicapai ini sering kali membuat karyawan menyerah dan ingin berhenti. Jika sudah demikian, tentu bisnis pula, kan, yang mengalami kerugian karena harus mengajari staf penjualan yang baru?
Nah, agar dapat terhindar dari kekacauan tersebut, pastikan untuk menetapkan target yang memang benar-benar dapat dicapai. Tak boleh asal, lakukan perhitungan dengan benar lengkap disertai proyeksi bagaimana target tersebut bisa dicapai dengan kegiatan penjualan yang dilakukan. Dengan demikian karyawan pun akan lebih semangat lagi dalam menjalankan tugasnya sebagai staf bagian penjualan maupun pemasaran.
-
Berapa Target yang Dibutuhkan Pengembangan Bisnis?
Salah satu cara untuk menetapkan target yang masuk akal adalah dengan menghitung terlebih dahulu berapa biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengembangan, kemudian menambahkannya dengan harga produksi untuk menetapkan harga jual.
Tetapkan juga durasi untuk melakukan pengembangan ini, sehingga beban biaya pengembangan pun bisa dibagi dalam beberapa siklus penjualan dan tidak harus dicapai dalam satu waktu sekaligus.
Sebagai contoh, jika untuk menghasilkan 100 produk yang siap jual kita harus menghabiskan biaya produksi sebesar Rp1.000.000. Artinya, break even point bisa dicapai apabila kita menjual setiap produk seharga Rp10.000. Nah, jika kita ingin melakukan pengembangan senilai Rp10.000.000, sehingga break even point baru bisa tercapai jika produk tersebut dijual seharga Rp110.000, kan?
Tentunya tak akan ada pelanggan yang mau mengeluarkan uang hingga Rp110.000 untuk produk senilai Rp10.000, dong? Namun, jika kita mengatur bahwa pengembangan akan dilakukan dalam setahun, artinya untuk setiap siklus penjualan kita bisa menjual setiap produk dengan harga di bawah Rp20.000 dengan target untuk kegiatan penjualan selama 12 bulan. Lebih masuk akal, bukan?
Baca juga: Perhatikan Hal Ini saat Menilai Peluang Usaha
-
Mengapa Perlu Target yang Dapat Diukur?
Ingat bahwa setiap siklus penjualan membutuhkan targetnya masing-masing. Umumnya, target di periode berikutnya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dengan kata lain, besarnya target untuk setiap periode sebaiknya dibuat berbeda.
Nah, berapa peningkatan target yang perlu ditetapkan sebenarnya bisa diketahui dengan mengukur target pada periode berikutnya. Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui efektivitas target pada periode lalu, agar target pada periode berikutnya bisa ditetapkan secara tepat.
Misalnya saja, untuk bulan lalu target yang ditetapkan sebesar Rp1.000.000, dan hasil penjualan ternyata mampu melebihi target tersebut sebesar Rp200.000 menjadi Rp1.200.000. Pelaku usaha dapat mengambil kesimpulan bahwa performa staf penjualan pada periode tersebut sebesar 120% dari target yang ditentukan.
Dari kesimpulan tersebut, mudah bagi pelaku usaha untuk menetapkan target penjualan di periode berikutnya secara tepat sekaligus menguntungkan bagi pengembangan bisnis.
Tentunya evaluasi semacam ini perlu dibarengi dengan rekam laporan penjualan yang baik, termasuk mencatat seluruh transaksi yang masuk maupun keluar. Tenang, tak perlu panik, dengan aplikasi majoo pekerjaan ini tak akan lagi jadi perkara, lho! Pasalnya, aplikasi majoo telah dilengkapi dengan fitur akuntansi yang dapat mencatat setiap transaksi secara tepat, akurat, dan otomatis.
Selain itu, aplikasi majoo juga telah dilengkapi dengan beragam fitur unggulan lainnya yang dapat mempermudah pengelolaan bisnis. Jadi, tunggu apa lagi? Gunakan aplikasi majoo sekarang juga!