Berbeda dengan kebanyakan jenis pinjaman lainnya, tak jarang utang usaha justru menjadi pilihan andalan untuk memastikan bisnis dapat terus berjalan secara lancar, terlebih bagi mereka yang memang tengah berupaya untuk memulai bisnis baru.
Wajar saja, sih. Pasalnya, operasional bisnis yang baru seumur jagung memang cukup besar dengan keuntungan yang masih kecil, kan? Oleh karena itu, utang pun kerap jadi pilihan. Di samping itu, tak seperti utang pribadi yang umumnya dihindari banyak orang, utang bisnis menjadi praktik umum karena sifatnya yang tidak konsumtif dan memiliki potensi keuntungan.
Namun, jangan buru-buru dalam mengambil pinjaman, lho! Coba pertimbangkan terlebih dahulu, seberapa perlu, sih, keberadaan utang ini dalam operasional bisnis? Apa saja keuntungan serta kerugian yang dimilikinya? Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum mengambil pinjaman?
Hmm, banyak juga, ya! Bagaimana jika langsung saja kita ulas satu per satu? Yuk!
Apa Keuntungan dari Mengambil Pinjaman Usaha?
Menjaga arus kas kerap menjadi alasan utama mengapa orang memutuskan untuk berutang. Sekalipun mungkin modal yang kita miliki mencukupi, arus kas akan terganggu jika modal tersebut sepenuhnya digunakan untuk operasional bisnis, kan? Nah, dengan mengambil pinjaman usaha, bisnis bisa tetap dijalankan dengan lancar, tetapi modal kita pun tak sepenuhnya habis. Dengan demikian, jika sewaktu-waktu ada keperluan mendadak yang harus segera dipenuhi, modal yang tak digunakan itu bisa menjadi penyelamat.
Di samping itu, percepatan pengembangan bisnis juga kerap menjadi alasan mengapa banyak pelaku usaha yang memilih untuk mengambil pinjaman, khususnya mereka yang bermaksud untuk memulai bisnis baru. Misalnya saja, ketika pelaku usaha melihat peluang bisnis yang sebenarnya bisa sangat menguntungkan bila digarap, tetapi memiliki keterbatasan modal. Hmm, mengambil pinjaman bisa jadi jawabannya, kan?
Apakah Ada Potensi Kerugian yang Perlu Diperhatikan?
Tentu saja ada! Pinjaman apa pun tak hanya menawarkan keuntungan semata. Sekalipun baik untuk menjaga arus kas dan juga percepatan pengembangan bisnis, asal mengambil pinjaman bisa membuat bisnis mengalami kerugian.
Keuntungan bisnis yang kurang maksimal merupakan salah satunya. Berbeda dengan operasional yang sepenuhnya dibiayai dari pos modal yang dimiliki, menjalankan operasional bisnis dengan dana yang dipinjam dari sumber lain membuat margin keuntungan menjadi lebih kecil karena ada beban utang yang harus dilunasi.
Tergantung dari kesepakatan utang yang dibuat, pengembalian pinjaman bisa dilakukan setiap bulannya dengan mencicil pokok pinjaman dan membayarkan bunganya. Nah, di sini pelaku usaha harus berhati-hati saat mengambil pinjaman.
Perhatikan besarnya bunga yang telah ditetapkan, dan hitung pula proyeksi pemasukan yang akan diterima dari pelaksanaan operasional bisnis. Apabila besarnya pemasukan lebih kecil dari besarnya bunga, ada kemungkinan utang bisnis ini akan sulit untuk dilunasi. Jika sudah demikian, tujuan pengambilan pinjaman untuk menjaga kesehatan arus kas pun bisa jadi justru berbalik dan membuat arus kas bisnis berantakan, lho!
Mempertimbangkan Prioritas dalam Mengambil Pinjaman
Setelah mengetahui keuntungan serta risiko kerugian yang dihadapi, tentu tidak sulit untuk menentukan apakah pinjaman usaha ini benar-benar dibutuhkan atau tidak dalam memulai bisnis baru. Caranya mudah saja, yaitu dengan menentukan prioritas pengeluaran dan menghitung sumber daya yang dimiliki.
Cobalah untuk mendaftar pengeluaran apa saja yang dibutuhkan agar operasional bisnis yang baru ini bisa dijalankan. Mulai dari sewa tempat, pengadaan alat produksi, biaya pemasaran, dan semacamnya. Setelah daftar tersebut dibuat, coba tentukan skala prioritasnya berdasarkan modal yang dimiliki.
Bukan tidak mungkin, lho, modal yang sudah dikumpulkan ternyata cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan tersebut. Jika ini yang terjadi, artinya pinjaman untuk usaha pun sebenarnya tidak mendesak dan cukup dijadikan pilihan untuk menjaga kesehatan arus kas. Namun, jika ternyata besarnya modal yang dimiliki masih di bawah nilai pengeluaran, wah, mengambil pinjaman pun tak bisa dihindari, kan?
Meski demikian, coba pastikan bahwa pinjaman yang nantinya akan diperoleh benar-benar diperuntukkan bagi komponen pengeluaran yang benar-benar aman. Biaya pemasaran, misalnya saja, bisa saja dilewati terlebih dahulu atau prioritasnya diturunkan karena hasilnya belum tentu bisa digunakan untuk melunasi pinjaman yang diambil. Sebagai gantinya, pinjaman bisa diprioritaskan untuk kegiatan produksi yang lebih berpotensi untuk mendatangkan keuntungan.
Perlu, Tidak, Ambil Pinjaman untuk Memulai Bisnis Baru?
Kembali ke pertanyaan awal, apakah pinjaman ini diperlukan ketika kita ingin menekuni sebuah bisnis yang baru? Jawabannya jelas akan sangat tergantung dari kondisi yang saat ini dihadapi.
Tak ada salahnya untuk menunda menggarap bisnis baru ini jika memang belum mendapatkan proyeksi yang baik untuk keuntungannya. Namun, jika proyeksinya memang sudah jelas, mengambil pinjaman bisa menjadi cara terbaik untuk memastikan adanya keuntungan bisnis.
Namun, jangan lupa, perhatikan juga kemampuan bisnis untuk melunasi pinjaman tersebut, ya! Pastikan bisnis benar-benar dijalankan secara efektif dan efisien, sehingga keuntungan yang dihasilkan pun bisa maksimal. Tak perlu bingung, manfaatkan saja aplikasi majoo yang sudah dilengkapi dengan beragam fitur unggulan untuk mempermudah pengelolaan bisnis.
Dengan bisnis yang dijalankan secara efektif dan efisien bersama aplikasi majoo, melunasi pinjaman pun tak lagi menjadi sesuatu yang menakutkan. Yuk, gunakan aplikasi majoo sekarang juga!