LPJ atau lembar pertanggungjawaban, adalah dokumen tertulis yang umumnya dibuat organisasi atau perusahaan setelah melaksanakan kegiatan tertentu. LPJ berisi rincian pelaksaaan kegiatan dari awal sampai akhir.
Selain tentang kegiatan, LPJ yang berkaitan dengan keuangan juga perlu dibuat sebagai bentuk tanggungjawab atas pengelolaan uang.
Baca juga: LPJ adalah Penentu Pengembangan Bisnis! Mengapa Demikian?
Apa Itu LPJ dalam Keuangan
LPJ dalam urusan keuangan biasanya dibuat oleh bendahara. LPJ keungan biasanya berisi penerimaan/pengeluaran atas uang/ surat berharga yang dikelolanya sebagai pertanggungjawaban pengelolaan uang.
Arti LPJ dalam Keuangan
Dalam konteks keuangan, LPJ adalah singkatan dari Laporan Pertanggungjawaban. Laporan ini disusun untuk memberikan pertanggungjawaban atas pengelolaan dan penggunaan dana atau anggaran yang diterima oleh suatu organisasi, perusahaan, lembaga, atau instansi pemerintah.
LPJ Keuangan memiliki tujuan utama, seperti menyampaikan informasi penggunaan dana yang jelas, memberikan akuntabilitas atas dana yang dikelola, memastikan kepatuhan terhadap anggaran, dan menjadi alat evaluasi.
Isi yang Ada dalam LPJ
LPJ keuangan harus mencakup informasi berikut:
1. Penerimaan Dana: Rincian sumber dan jumlah dana yang diterima.
2. Pengeluaran Dana: Rincian penggunaan dana yang telah dikeluarkan, sering kali dilengkapi dengan bukti pendukung (kwitansi, nota, dll).
3. Saldo Akhir: Sisa dana yang belum terpakai, jika ada.
4. Analisis Realisasi Anggaran: Perbandingan antara anggaran yang direncanakan dengan realisasi yang terjadi.
Format LPJ yang Tepat
Format LPJ bisa bervariasi tergantung jenis kegiatan atau lembaga yang membuatnya. Berikut contoh sederhana format LPJ keuangan:
1. Halaman Judul
Judul laporan (contoh: Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Kegiatan ABC)
Nama organisasi/lembaga
Tanggal pelaksanaan kegiatan
Tempat kegiatan
Tanggal penyusunan laporan
2. Pendahuluan
Latar belakang kegiatan
Tujuan kegiatan
Waktu dan tempat pelaksanaan
3. Rincian Penggunaan Dana
Bagian inti LPJ, biasanya dalam bentuk tabel yang menguraikan pengeluaran dana selama kegiatan berlangsung.
4. Rincian Penerimaan Dana (jika ada)
Sebutkan rincian penerimaan dana jika ada dana dari beberapa sumber, seperti iuran atau sponsor.
5. Sisa / Kekurangan Dana
Jika ada sisa dana, sebutkan jumlah dan rencana penggunaannya. Jika defisit, jelaskan bagaimana cara menutup kekurangannya.
6. Lampiran
Lampirkan bukti pengeluaran dan penerimaan. Lampiran bisa berupa fotokopi kwitansi, nota, invoice, atau bukti transfer.
7. Penutup
Ucapan terima kasih kepada pemberi dana
Kesimpulan pelaksanaan keuangan
Saran untuk pelaporan di masa mendatang
8. Tanda Tangan Penanggung Jawab, disertai:
Nama terang
Jabatan
Tanggal
Stempel lembaga (opsional)
Prinsip LPJ
Berikut adalah prinsip-prinsip utama LPJ keuangan:
1. Akuntabilitas: Laporan harus dapat dipertanggungjawabkan secara menyeluruh kepada pihak yang memberi dana. Semua pengeluaran harus sesuai dengan tujuan yang telah disetujui.
2. Transparan: Semua informasi terkait penggunaan dana harus disampaikan secara jelas, terbuka, dan lengkap.
3. Kesesuaian: Penggunaan dana harus mematuhi aturan, kebijakan, dan pedoman anggaran yang berlaku.
4. Kelengkapan bukti (lampiran):
Setiap pengeluaran harus dilampiri dengan bukti fisik seperti kwitansi, nota, atau invoice. Bukti ini penting untuk proses audit dan verifikasi.
5. Konsistensi Format: Penggunaan format dan struktur laporan yang konsisten memudahkan pemahaman dan pemeriksaan laporan oleh pihak lain.
Fungsi LPJ
Berikut adalah fungsi utama LPJ keuangan:
1. Sebagai pertanggungjawaban penggunaan dana yang sudah direncanakan. LPJ menjadi bentuk pertanggungjawaban kepada pihak pemberi dana, seperti pemerintah atau sponsor.
2. Sebagai alat evaluasi kinerja keuangan. Dengan LPJ, sebuah lembaga dapat mengevaluasi seberapa efektif dan efisien penggunaan dana dalam mencapai tujuan kegiatan atau program.
3. Sebagai dasar pengambilan keputusan selanjutnya. LPJ memberikan data dan informasi penting yang bisa dijadikan dasar untuk menyusun anggaran dan rencana kegiatan di masa depan.
4. Menjaga kepercayaan pihak terkait. LPJ yang baik menjaga kepercayaan dari stakeholder seperti donor, atasan, masyarakat, atau lembaga pengawas karena menunjukkan integritas dalam pengelolaan dana.
Contoh LPJ Keuagan
Sumber: Situs Kementerian Keuangan RI
Kesimpulan
LPJ keuangan bukan hanya formalitas, tapi bagian penting dari tata kelola yang baik dan transparan. LPJ digunakan dalam banyak konteks, mulai dari laporan keuangan tahunan sebuah perusahaan hingga laporan penggunaan dana hibah atau bantuan sosial.