Biaya Overhead Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Ditulis oleh Faiqotul Himma

article thumbnail

Ketika kita membahas tentang pengelolaan keuangan dalam bisnis, salah satu elemen biaya yang tidak bisa diabaikan adalah biaya overhead. Biaya overhead adalah elemen penting dalam perhitungan total biaya produksi atau operasional suatu bisnis.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan biaya overhead? Di artikel ini akan dijelaskan secara lengkap tentang pengertian, fungsi, jenis, hingga contoh biaya overhead. Yuk, simak, ya! 

Apa Itu Biaya Overhead?

Secara sederhana, biaya overhead adalah semua biaya yang tidak secara langsung berkaitan dengan produk atau layanan pada bisnis. Biaya-biaya ini termasuk biaya sewa gedung, listrik, gaji karyawan administrasi, peralatan kantor, dan lain sebagainya. Biaya overhead memang tidak terkait secara langsung dengan produksi barang atau layanan, tapi tetap harus diperhitungkan karena biaya-biaya ini mendukung operasional bisnis secara keseluruhan. 

Baca Juga: Biaya Overhead Pabrik: Pengertian dan Cara Menghitungnya

Fungsi Biaya Overhead

Setelah mengetahui pengertian dari dari biaya overhead, kamu perlu mengetahui fungsi dari biaya overhead ini. Fungsi-fungsinya adalah sebagai berikut: 

Perencanaan Anggaran yang Tepat

Salah satu fungsi utama biaya overhead adalah untuk membantu merencanakan budgeting secara akurat. Dengan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan biaya overhead, bisnis dapat mengalokasikan dana dengan cermat untuk mendukung kebutuhan operasional sehari-hari. Biaya operasional ini termasuk gaji karyawan, sewa gedung, hingga perawatan fasilitas. 

Penetapan Harga yang Kompetitif

Biaya overhead memengaruhi penetapan harga produk atau layanan pada bisnis. Jika biaya overhead diabaikan, bisnis tidak dapat mengetahui biaya operasional yang sebenarnya. Dengan memahami biaya overhead, bisnis dapat menetapkan harga yang lebih realistis dan kompetitif di pasar, ya. 

Evaluasi Efisiensi Operasional

Fungsi lain dari biaya overhead adalah sebagai alat evaluasi kinerja bisnis. Melalui pemantauan biaya overhead dari waktu ke waktu, bisnis dapat mengidentifikasi perubahan atau fluktuasi yang mencurigakan. 

Pengambilan Keputusan Investasi dan Pertumbuhan Bisnis

Setiap keputusan bisnis, baik itu terkait produksi, penentuan harga, atau efisiensi operasional, dipengaruhi oleh biaya overhead. Memahami cara biaya overhead memengaruhi setiap keputusan membantu manajemen membuat keputusan yang lebih terinformasi, menghindari risiko kerugian, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. 

Penyediaan Informasi Keuangan yang Komprehensif

Fungsi dari biaya overhead adalah penyedia informasi keuangan bisnis. Ketika bisnis memberikan laporan keuangan kepada para pemangku kepentingan seperti investor, pemegang saham, atau mitra bisnis, inklusi biaya overhead memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kesehatan keuangan dan kinerja bisnis secara keseluruhan, ya.

Jadi, biaya overhead bukanlah sekadar biaya-biaya yang tidak langsung terlihat dalam bisnis. Beberapa biaya ini memiliki peran yang mendalam dalam mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Jika kamu memahami secara mendalam tentang beberapa fungsi di atas, kamu dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan strategis dalam mengelola operasional bisnis. 

Baca Juga: Bagaimana Cara Menentukan Biaya Overhead Pabrik?

Jenis-jenis Biaya Overhead

Biaya overhead terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 

1.    Biaya Overhead Tetap

Biaya overhead tetap adalah biaya yang tidak berubah secara signifikan tergantung dari  volume produksi atau aktivitas bisnis. Bisa dikatakan, jenis biaya overhead ini stabil jika produk atau layanan yang dihasilkan bisnis berfluktuasi. Yang masuk biaya overhead tetap ini, antara lain sewa gedung, gaji tetap karyawan, biaya legalitas, dan biaya asuransi. Walaupun bisnis memproduksi barang lebih banyak ataupun kurang, biaya-biaya tersebut nilainya cenderung tepat. 

2.    Biaya Overhead Variable

Beda halnya dengan biaya overhead variable yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau aktivitas bisnis. Semakin banyak produk yang dihasilkan, semakin tinggi juga biaya overhead variable-nya, begitu juga sebaliknya.

Biaya yang masuk ke dalam jenis ini, yaitu biaya bahan baku, karena biaya ini berfluktuasi sesuai dengan kebutuhan produksi. Selain itu, contoh biaya-biaya yang masuk ke dalam biaya overhead variable, antara lain biaya pemasaran, biaya membeli alat tulis kantor, biaya pengiriman, bonus karyawan, dan biaya iklan. 

3.    Biaya Overhead Semi Variable

Jenis biaya overhead ini memiliki sifat campuran, antara biaya overhead tetap dan variable. Biaya yang masuk ke dalam jenis biaya overhead ini, seperti biaya listrik. Pasalnya biaya listrik akan konstan sepanjang waktu, tapi akan mengalami peningkatan biaya saat produknya meningkat.

Salah satu fungsi dari biaya overhead adalah untuk menetapkan harga produk yang kompetitif.

Cara Menghitung Biaya Overhead

Untuk menghitung biaya overhead suatu perusahaan, caranya adalah sebagai berikut: 

1.    Setiap Divisi Memisahkan Biaya Overhead

Langkah pertama adalah memastikan bahwa setiap divisi atau departemen dalam bisnismu memisahkan biaya overhead dengan jelas. Cara ini melibatkan identifikasi dan pengelompokan biaya-biaya yang termasuk dalam kategori overhead. Setiap divisi harus mencatat biaya overhead yang relevan dengan kegiatan bisnis yang dijalani.

2    Menghitung Biaya Overhead Sesuai dengan Persentase

Langkah kedua yaitu menghitung biaya overhead berdasarkan persentase yang terkait dengan kegiatan atau faktor tertentu. Misalnya, kamu dapat menggunakan persentase tenaga kerja bulanan untuk mengalokasikan biaya overhead. Berikut ini langkah-langkahnya, ya.

  • Tentukan total biaya overhead yang telah dipisahkan oleh setiap divisi.

  • Hitung total biaya tenaga kerja bulanan dari semua divisi.

  • Hitung persentase rasio antara total biaya overhead dan total biaya tenaga kerja bulanan, misalnya dengan rumus: (Biaya Overhead : Biaya Tenaga Kerja) x 100%

  • Lalu, kalikan persentase tersebut dengan biaya tenaga kerja bulanan dari masing-masing divisi untuk mendapatkan alokasi biaya overhead, ya.

3.    Carilah Nilai Efisiensi Overhead Cost

Langkah ketiga yaitu dengan mencari nilai efisiensi biaya overhead. Caranya, hitunglah pendapatan masuk atau hasil produksi yang diperoleh dalam hubungannya dengan biaya overhead. Cara ini akan membantu kamu dalam mengevaluasi sejauh mana biaya overhead telah menghasilkan nilai tambah. Berikut adalah cara melakukannya:

  • Hitung total pendapatan masuk dari produk atau layanan yang dihasilkan dalam periode tertentu.

  • Hitung total biaya overhead dalam periode yang sama.

  • Hitung rasio antara total biaya overhead dan total pendapatan masuk, misalnya dengan rumus: (Biaya Overhead : Pendapatan Masuk) x 100%

  • Hasil dari persentase ini akan memberikan gambaran seberapa efisien biaya overhead dalam menghasilkan pendapatan yang masuk. 

Contoh Perhitungan Biaya Overhead

Mari kita lihat contoh perhitungan biaya overhead yang berfokus pada alokasi biaya bahan baku. Dalam contoh ini, kita akan mengalokasikan biaya overhead ke produk yang dihasilkan berdasarkan persentase bahan baku, ya. 

1.    Identifikasi Komponen Biaya Overhead

Biaya overhead yang akan dihitung adalah biaya pemeliharaan mesin produksi.

Total biaya bahan baku juga akan dihitung. 

2.    Menghitung Total Biaya Bahan Baku

  • Divisi A

Total biaya bahan baku = Rp50.000.000

  • Divisi B

Total biaya bahan baku = Rp75.000.000

  • Total biaya bahan baku keseluruhan = Rp50.000.000 + Rp75.000.000 = Rp125.000.000 

3.    Hitung Persentase Alokasi Biaya Overhead

  • Total biaya overhead pemeliharaan mesin = Rp10.000.000

  • Persentase bahan baku divisi A

= (Total biaya bahan baku Divisi A : Total biaya bahan baku keseluruhan) x 100%

= (Rp50.000.000 : Rp125.000.000) x 100%

= 40%

  • Persentase bahan baku divisi B

= (Total biaya bahan baku Divisi B : Total biaya bahan baku keseluruhan) x 100%

= (Rp75.000.000 : Rp125.000.000) x 100%

= 60% 

4.    Alokasi Biaya Overhead ke Setiap Divisi

  • Alokasi biaya overhead divisi A

Persentase bahan baku divisi A x Total biaya overhead

= 40% x Rp10.000.000

= Rp4.000.000

  • Alokasi biaya overhead divisi B

Persentase bahan baku divisi B x Total biaya overhead

= 60% x Rp10.000.000

= Rp 6.000.000

Aplikasi wirausaha

Kesimpulan

Nah, itulah tadi penjelasan mengenai biaya overhead. Biaya overhead adalah yang umum dikeluarkan untuk mendukung produksi. Dengan memahami biaya overhead ini, kamu dapat menjaga biaya-biaya yang termasuk biaya overhead tetap rendah dan mengoptimalkan pendapatan bisnis.

Bagi kamu pemilik bisnis, penting untuk mengetahui biaya-biaya overhead ini pada bisnismu, ya. Tentunya kamu membutuhkan tools pembantu operasional bisnismu, bukan? Solusi tepatnya yaitu menggunakan aplikasi majoo berbasis cloud storage.

Aplikasi majoo memiliki banyak fitur yang bisa digunakan untuk membantu operasional bisnismu, seperti fitur Point of Sales (POS), inventory, akuntansi, Customer Relationship Management (CRM), dan masih banyak fitur lainnya. Jadi masih ragu untuk enggak berlanggan? Berlangganan majoo sekarang, yuk!

 

Sumber Data:

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/20/biaya-overhead-adalah

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo