Bagaimana Cara Menentukan Biaya Overhead Pabrik?

Ditulis oleh Retna Kumalasari

article thumbnail

Biaya overhead pabrik yang ditetapkan sebagai  penunjang proses produksi 

Biaya yang terjadi di departemen lain di luar departemen produksi akan dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik. 

Pengelompokan biaya overhead pabrik ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan untuk mengetahui rincian alokasi dana untuk mendukung proses produksinya.

Lalu, apa sih biaya overhead pabrik itu?

Apa yang Dimaksud dengan Biaya Overhead ?

Biaya overhead pabrik atau BOP adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas proses produksi barang atau jasa, namun biaya ini termasuk ke dalam biaya pengeluaran perusahaan.

Carter mengungkapkan bahwa biaya overhead pabrik dapat didefinisikan sebagai biaya bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan, produk, dan atau objek biaya lain tertentu.

Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Biaya Overhead Pabrik

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses penyusunan biaya overhead pabrik, yakni:

  1. Budget unit yang akan diproduksikan
  2. Standar pembebanan biaya yang ditetapkan oleh perusahaan
  3. Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan
  4. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan
  5. Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan 

 

Baca juga: Manfaat majoo dan Fitur Laporan Keuangannya bagi Bisnis

Jenis Biaya Overhead Pabrik

Sebelum kita bisa menentukan anggaran biaya overhead, kita perlu menggolongkan besaran anggaran yang telah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Penggolongan tersebut dibagi menjadi beberapa jenis biaya overhead pabrik, seperti:

1. Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan Sifatnya

Jika ditinjau dari sifatnya, biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan, seperti:

  1. Biaya Bahan Penolong

    Bahan penolong adalah bahan yang bukan menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produk tersebut.

    Contoh yang termasuk dalam bahan penolong pada perusahaan percetakan misalnya: bahan perekat, tinta koreksi, dan pita mesin ketik.

  2. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

    Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya habis habis pakai (factory supplies), biaya suku cadang (spare parts), dan harga perolehan jasa dari pihak luar untuk keperluan pabrik.

    Contohnya seperti perbaikan, bangunan pabrik, kendaraan, perkakas laboratorium, perumahan, pemeliharaan emplasemen, dan aktiva tetap lain.

  3. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung

    Biaya tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang pemberian upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk tertentu.

    Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang dialokasikan untuk tenaga kerja tak langsung tersebut.

    Pembagian tenaga kerja tidak langsung terdiri dari:

    • Karyawan tertentu yang bekerja pada departemen pembantu, seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel, dan gudang.
    • Karyawan tertentu yang bekerja pada departemen produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik, dan mandor.
  4. Biaya yang Timbul sebagai Akibat Penilaian Terhadap Aktiva Tetap

    Kelompok biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

    Contoh biaya tersebut di antaranya biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, mesin dan eksperimen, perkakas laboratorium, bangunan pabrik, alat kerja, serta aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.

  5. Biaya yang Timbul sebagai Akibat Berlalunya Waktu

    Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu antara lain adalah biaya asuransi kendaraan, asuransi mesin dan equipment, asuransi kecelakaan karyawan, biaya amortisasi kerugian trial-run, serta biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen.

  6. Biaya Overhead Pabrik lain yang Secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Tunai

    Biaya yang termasuk ke dalam biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran tunai antara lain adalah biaya listrik PLN, biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, dan lain sebagainya.

2. Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan Perilakunya dalam Hubungan dengan Perubahan Volume Produksi

Dilihat dari perilakunya, komponen biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan produksi, biaya overhead pabrik bisa dibagi menjadi tiga golongan:

a. Biaya Overhead Pabrik Tetap

Biaya overhead pabrik tetap merupakan biaya overhead pabrik yang tidak akan berubah meskipun pada volume produksinya terdapat perubahan.

Contohnya: pembayaran sewa, depresiasi aset tetap, asuransi, iuran keanggotaan, biaya tenaga kerja, biaya jasa hukum, dan konsultasi akuntansi.

b. Biaya Overhead Pabrik Variabel

Biaya overhead pabrik variabel merupakan biaya overhead pabrik yang berubah sepadan dengan perubahan volume produksinya. 

Contohnya: biaya perlengkapan kantor, biaya telepon, dan biaya pemasaran.

c. Biaya Overhead Pabrik Semi-variabel

Biaya overhead pabrik semi-variabel merupakan biaya yang berubah, tetapi tidak sepadan dengan perubahan volume produksinya.

Contohnya: biaya tinta printer.

3. Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan Hubungannya dengan Departemen

  1. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departmental overhead expenses) merupakan biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tersebut.

    Misalnya, biaya gaji mandor dalam departemen produksi, biaya depresiasi mesin, atau biaya bahan penolong.

  2. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departmental overhead expenses) merupakan biaya overhead pabrik yang manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih dari satu departemen.

    Misalnya, biaya pemeliharaan, depresiasi, atau biaya asuransi gedung pabrik dimana pabrik digunakan oleh beberapa departemen produksi.

Untuk dapat menentukan tarif BOP dapat dilaksanakan melalui tiga tahap

Menentukan Biaya Overhead Pabrik

Perusahaan yang proses produksinya berdasarkan dengan pesanan, dan pembebanan biayanya terhadap produk atas dasar tarif, akan menentukan biaya overhead pabriknya di muka. 

Beberapa alasannya adalah:

  1. Untuk perusahaan yang melakukan pembebanan BOP atas dasar biaya, seringkali menyebabkan tidak konsistennya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan satu ke bulan lainnya.

    Berikut ini beberapa penyebab harga pokok produksi per satuan yang mengalami inkonsistensi:

    • Adanya perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan selanjutnya.
    • Adanya perubahan tingkat efisiensi produksi.
    • Adanya BOP yang terjadi secara sporadis dan menyebar tidak merata selama jangka waktu satu tahun.
    • Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
  2. Bagi perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen membutuhkan informasi harga pokok produksi per satuan pesanan yang telah selesai dikerjakan.

    Padahal, ada komponen biaya overhead pabrik yang baru bisa diketahui jumlahnya pada akhir bulan atau akhir tahun. Contohnya seperti, tagihan-tagihan yang baru bisa diketahui setiap akhir bulan, atau apabila perusahaan menggunakan listrik dari PLN.

Pembebanan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Pembebanan BOP secara langsung tidak bisa diadakan karena:

  1. BOP yang mencakup seluruh jenis biaya produksi tidak langsung yang memiliki sifat sangat bervariasi dan jumlahnya tidak pasti. Contohnya: biaya reparasi dan pemeliharaan
  2. Volume kegiatan produksi dari waktu ke waktu yang tidak stabil. Hal ini menyebabkan pembebanan BOP berdasarkan tarif yang ditentukan di muka agar dapat membebankan BOP pada setiap pesanan secara adil.

Tahapan untuk Menentukan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Untuk dapat menentukan tarif BOP dapat dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni:

1. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Dalam proses penyusunan anggaran BOP, perlu diperhatikan kapasitas yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang biasanya dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP, yaitu:

  1. Kapasitas Teoritis, adalah kapasitas pabrik suatu departemen untuk dapat menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa henti selama jangka waktu tertentu.
  2. Kapasitas Normal, adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka waktu yang panjang.
  3. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, merupakan kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan tercapai dalam waktu yang akan datang.

2. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk

Terdapat beberapa dasar yang dapat digunakan untuk menentukan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, antara lain:

a. Satuan produk

Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produknya dapat dihitung dengan rumus seperti berikut:

TARIF BOP PER SATUAN = ANGGARAN BOP / TAKSIRAN JUMLAH SATUAN PRODUK YANG DIHASILKAN

Contoh: 

Perkiraan BOP selama 1 tahun anggaran sebesar Rp2.000.000. Perkiraan jumlah produk yang dihasilkan selama satu tahun anggaran tersebut sebanyak 4.000 unit. 

Maka:

BOP per satuan = Rp2.000.000 / 4.000 = 500

BOP per satuan = 500 rupiah per unit produk

Jadi, biaya overhead pabrik untuk per unit produknya adalah Rp500 per unit produknya.

b. Biaya bahan baku

Rumus yang digunakan jika pembebanan BOP diambil dari biaya bahan baku adalah:

% BOP DARI BAHAN BAKU = ANGGARAN BOP DALAM SUATU PERIODE / ANGGARAN HARGA POKOK BAHAN BAKU DALAM PERIODE YANG AKAN DATANG x 100%

Contoh:

Jika anggaran BOP sebesar Rp500.000 dan anggaran harga pokok bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi sebesar Rp200.000 dalam suatu periode tertentu.

Maka:

% BOP dari BB = Rp500.000 / Rp200.000 x 100%

% BOP dari BB = 2,5 x 100%

% BOP dari BB = 250%

Jadi, biaya overhead pabrik dari biaya bahan baku adalah sebesar 250%

c. Biaya tenaga kerja langsung

Jika biaya tenaga kerja langsung dijadikan dasar untuk pembebanan BOP, maka rumus yang digunakan adalah:

% BOP DARI BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG = ANGGARAN BOP DALAM SUATU PERIODE / ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG x 100%

Contoh:

Untuk tahun yang akan datang, anggaran BOP yang diberikan sebesar Rp500.000 dan biaya tenaga kerja langsungnya sebesar Rp500.000/

Maka:

% BOP dari biaya tenaga kerja langsung = Rp500.000 / Rp500.000 x 100%

% BOP dari biaya tenaga kerja langsung = 1 x 100%

% BOP dari biaya tenaga kerja langsung = 100%

Jadi, setiap produk atau pesanan yang menyerap biaya tenaga kerja sebesar Rp1,00 akan dibebani BOP Rp1,00 pula.

d. Jam tenaga kerja langsung

Adanya hubungan antara jumlah upah dengan jumlah jam kerjanya, maka selain BOP yang dibebankan atas dasar upah tenaga kerja langsung, dapat juga dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Rumusnya adalah:

TARIF BOP PER JAM KERJA LANGSUNG = ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM SUATU PERIODE / TAKSIRAN JAM TENAGA KERJA LANGSUNG

Contoh:

Bila anggaran BOP untuk tahun yang akan datang sebesar Rp700.000 dan jumlah jam kerja langsungnya diperkirakan sebanyak 250.000 jam, maka tarif BOP atas dasar jam kerja langsung adalah Rp1,5 per jam kerja langsung.

Maka:

Tarif BOP per jam kerja langsung = Rp700.000 / 250.000 = Rp2,8 /jam

Jadi, setiap pekerjaan yang diselesaikan dengan 250 jam kerja langsung akan dibebankan biaya overhead pabrik sebesar 

250 x Rp2.8 = Rp700 

e. Jam mesin

Apabila BOP yang dibebankan atas dasar waktu penggunaan mesin (misalnya bahan bakar atau listrik), maka dasar yang digunakan untuk membebankannya adalah jam mesin dengan rumus:

TARIF BOP PER JAM MESIN = TAKSIRAN BOP SETAHUN / SUATU PERIODE TAKSIRAN MESIN 

Contoh:

Apabila anggaran BOP selama 1 tahun sebesar Rp3.000.000 dan jumlah jam mesin ditaksir sebanyak 50.000 jam, maka tarif BOP atas dasar jam kerja langsung adalah Rp3.000.000 / 50.000 = Rp60 per jam mesin

Jadi, misalnya suatu pesanan menggunakan jam mesin sebanyak 300 jam mesin, maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar

Rp300 x 60 = Rp18.000

3. Menghitung Tarif Biaya Overhead

Contoh biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

 

No

Jenis Biaya

Tetap/ Variabel

Jumlah

5111

Biaya bahan penolong

V

Rp1.050.000

5112

Biaya listrik

V

Rp1.500.000

5113

Biaya bahan bakar

V

Rp1.000.000

5114

Biaya tenaga kerja tidak langsung

V

Rp1.500.000

   

T

Rp2.000.000

5115

Biaya kesejahteraan karyawan

T

Rp1.500.000

5116

Biaya reparasi dan pemeliharaan

V

Rp750.000

   

T

Rp500.000

5117

Biaya asuransi gedung

T

Rp600.000

5118

Biaya depresiasi

T

RP800.000

 

Jumlah

V

RP5.800.000

T

RP5.400.000

Jumlah Total

 

RP11.200.000

 

Perhitungan tarif BOP

Tarif BOP variabel    : Rp5.800.000 / 80.000 jam = Rp72,50 per jam mesin

Tarif BOP tetap    : Rp5.400.000 / 80.000 jam = Rp67,50 per jam mesin

Tarif BOP total    : Rp72,50 + Rp67,50     = Rp140,00 per jam mesin

Baca juga: Mengatasi Kendala saat Menyusun Laporan Keuangan Bulanan

Tujuan Penyusunan Biaya Overhead Pabrik

Adapun tujuan penyusunan biaya overhead pabrik ini adalah sebagai berikut:

  • Untuk mengetahui penggunaan biaya secara lebih efektif dan efisien.
  • Untuk dapat menentukan harga pokok produk lebih rinci
  • Untuk mengetahui alokasi biaya overhead pabrik yang sesuai dengan departemen tempat biaya tersebut dibebankan.
  • Sebagai alat untuk mengontrol biaya overhead pabrik

Pentingnya Menghitung Biaya Overhead

Melakukan pengelompokkan pada semua biaya yang dikeluarkan dapat membantu proses pencatatan pada laporan keuangan perusahaan kamu. Biaya overhead penting untuk dialokasikan karena akan berdampak langsung pada neraca dan laporan laba rugi perusahaanmu. 

Selain itu, alokasi yang dilakukan dapat membantu perusahaan untuk membuat keputusan pada perusahaan, misalnya keputusan untuk penetapan harga produk.

Dengan memasukkan biaya tidak langsung ini ke dalam penetapan harga produknya, kamu dapat meningkatkan harga untuk menutupinya tanpa memotong keuntungan yang bisa kamu dapatkan.

Kesimpulan

Secara umum, biaya overhead dibagi menjadi biaya overhead tetap, biaya overhead variabel, dan biaya overhead semi-variabel. Setelah dikelompokkan, baru akan diketahui berapa besar dana yang perlu dialokasikan untuk proses produksinya.

Perusahaan melakukan alokasi biaya overhead pabrik untuk mengetahui rincian alokasi dana yang perlu dikeluarkan dalam proses produksi suatu barang atau jasa. Dengan mempelajari biaya ini, maka perusahaan akan lebih mudah untuk menentukan harga dan melakukan pengawasan dalam alokasi pengeluaran perusahaan.

Meski biaya overhead pabrik tidak bisa dikaitkan langsung dengan proses produksinya. Akan tetapi, biaya overhead juga merupakan bagian dari biaya produksi yang sama pentingnya dengan biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja.

Dalam prosesnya, pembukuan keuangan pada bisnis manufaktur dikenal tidak mudah dan membutuhkan sistem yang mendukung semua kebutuhan tersebut. Salah satunya aplikasi majoo. Aplikasi ini memiliki fitur akuntansi yang bisa kamu manfaatkan untuk proses pembukuan bisnis kamu.

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo