Menyusun laporan keuangan merupakan salah satu rutinitas yang harus dijalani setiap bulannya bagi para pelaku usaha yang menjalankan setiap bisnisnya. Namun, meski menjadi sebuah rutinitas dan dilakukan oleh siapa pun yang berkecimpung dalam dunia bisnis, bukan berarti kegiatan yang satu ini tidak memiliki kendala sama sekali. Dari segi biaya, misalnya saja, ada sederet pos pengeluaran yang mesti disiapkan pelaku usaha untuk memastikan bisnisnya memiliki laporan keuangan bulanan yang rapi dan akurat. Beberapa pos pengeluaran tersebut antara lain adalah:
1. Biaya lembur staf keuangan
Berbeda dengan pekerjaan kantor, bisnis wirausaha umumnya memiliki periode tutup buku yang jaraknya lebih rapat karena harus menghitung perputaran modal yang dimiliki. Sebagian bisnis memilih tanggal terakhir bulan berjalan sebagai tanggal tutup buku di mana semua transaksi pada bulan tersebut akan dihitung dalam laporan rekapitulasi. Cara ini memang dapat memberikan jaminan laporan keuangan yang rapi setiap bulannya karena seluruh transaksi dari tanggal 1 hingga tanggal terakhir bulan berjalan dihitung dengan cermat, tetapi di sisi lain, waktu yang tersisa untuk melakukan penghitungan juga jadi terbatas. Banyak pelaku usaha yang harus menyediakan lembur agar rekapitulasi dapat dibuat setelah jam operasional berakhir di tanggal terakhir bulan berjalan sebelum memasuki tanggal 1 bulan berikutnya.
2. Risiko kerugian akibat laporan keuangan bulanan yang tidak akurat
Berlanjut dari kendala sebelumnya, rapatnya periode waktu yang dapat digunakan untuk membuat laporan keuangan memunculkan risiko terjadinya salah penghitungan yang lebih tinggi, terutama jika pelaporan keuangan tersebut dilakukan secara manual. Padahal, laporan keuangan merupakan salah satu acuan yang penting bagi pelaku usaha untuk menetapkan strategi pemasaran di bulan berikutnya; mulai dari menghitung laba untuk dibagi ke pos-pos pengeluaran, mempertimbangan penyediaan produk, serta kebutuhan lainnya. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, bisnis akan sulit berkembang karena akan ada banyak lubang yang perlu ditutup.
3. Biaya tidak tetap seperti listrik dan air
Karena laporan keuangan bulanan umumnya dibuat setelah jam operasional berakhir, biaya tidak tetap seperti pemakaian listrik dan air di tempat usaha akan bertambah. Bagi bisnis yang baru-baru saja dijalankan dan masih belum banyak transaksi, biaya ini mungkin masih tergolong minimal. Namun, bagi bisnis dengan tingkat transaksi yang tinggi, waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu laporan keuangan saja bisa jadi akan lebih panjang durasinya.
Mengingat pentingnya laporan keuangan yang rapi dan akurat bagi keberlangsungan bisnis ke depannya, menyusun laporan keuangan bulanan patutnya dilakukan dengan secermat mungkin. Jika perlu, gunakan aplikasi keuangan yang dapat menyelesaikan beragam kendala dengan pembuatan laporan keuangan secara otomatis. Tidak perlu lagi khawatir harus menyiapkan beragam pos pengeluaran tambahan untuk memastikan laporan keuangan dibuat dengan tepat sebagai rancangan strategi pemasaran.